Punya Kebiasaan Menggigit Kuku? Ini 6 Cara Mengatasinya
Setiap orang dapat mempunyai kebiasaan tertentu, salah satunya adalah menggigit kuku.
Biasanya, kebiasaan ini dimulai pada masa kanak-kanak dan dapat berlanjut sampai sudah dewasa.
Apakah Moms salah satunya yang masih memiliki kebiasaan menggigit kuku? Penyebabnya sebenarnya beragam, bisa karena rasa bosan atau sedang mengalami stres.
Menurut Psychology Today, orang-orang yang terbiasa menggigit kuku sering kali melakukannya karena merasa bosan, gugup, kesepian atau bahkan lapar.
Sayangnya, jika dibiarkan, kebiasaan ini dapat merusak jaringan kuku. Lantas, bagaimana cara paling tepat untuk mengatasinya? Ini ulasannya.
Mengatasi Kebiasaan Menggigit Kuku
Kebiasaan menggigit kuku juga bisa disebut onychophagia.
Moms sebaiknya waspada apabila kebiasaan ini dibarengi dengan perasaan gelisah atau tegang sebelum menggigit dan perasaan lega setelahnya. Hal ini bisa menjadi tanda dari gangguan kesehatan mental.
Namun, jangan khawatir karena kebiasaan menggigit kuku umum dilakukan seseorang dan sebagian besar hanya disebabkan rasa bosan saja.
Baca Juga: Apa Penyebab Kebiasaan Menggigit Kuku?
Nah, lebih baik lakukan beberapa cara sederhana ini untuk mengatasinya:
1. Jaga Kuku Agar Tetap Pendek
Foto: foxnews.com
Menurut American Academy of Dermatology, menggigit kuku berulang-ulang dapat membuat pertumbuhan kuku menjadi terganggu.
Fatalnya, kondisi ini bisa mengakibatkan infeksi yang berbahaya bagi kesehatan wajah dan mulut Moms.
Untuk itu, jaga agar kuku tetap pendek untuk mengurangi godaan menggigit.
2. Memakai Kuteks
Foto: theshopsatwillowpark.com
Cara sederhana ini juga dapat mengatasi kebiasaan menggigit kuku. Aplikasikan kuteks pada seluruh kuku Moms.
Bau kuteks menyengat dan rasanya yang pahit akan membuat Moms untuk enggan menggigit kuku.
3. Melakukan Manicure
Foto: ostylish.co.uk
Sempatkan waktu Moms untuk memperbaiki tampilan kuku dengan melakukan manicure.
Jika Moms malas pergi ke salon, maka bisa dilakukan secara sederhana di rumah.
“Buat tampilan kuku sebagus mungkin sehingga enggan untuk menggigitnya. Alternatifnya, bisa menggunakan sarung tangan atau menempelkan selotip di kuku. Terpenting adalah, temukan penyebab dan pemicu sering melakukan kebiasaan menggigit kuku dan temukan jalan keluar untuk mengatasinya,” ungkap Dr. Margaret E. Parsons, dokter kulit dari University of California.
Baca Juga: Kebiasaan Menggigit Kuku Berhubungan dengan Kesehatan Mental, Ini Penjelasannya!
4. Mintalah Bantuan Teman atau Keluarga
Foto: healthline.com
Moms, jangan ragu untuk meminta bantuan pada teman, pasangan atau anggota keluarga terdekat.
Mintalah bantuan mereka untuk mengingatkan Moms ketika mulai melakukan kebiasaan menggigit kuku.
“Bekerja sama dengan orang lain untuk menghentikan kebiasaan ini dapat meningkatkan peluang keberhasilan. Semua dimulai dengan kesadaran, komitmen serius untuk berhenti, dan berlatih setiap hari,” ujar Kathryn Smerling, terapis yang berasal dari New York.
5. Pikirkan Kesehatan Gigi
Foto: msn.com
Setiap Moms ingin menggigit kuku, sebaiknya pikirkan kesehatan gigi ke depannya.
Faktanya, kebiasaan menggigit kuku dapat menyebabkan kerusakan pada gigi.
Jika terus dibiarkan, maka kebiasaan ini dapat menyebabkan cedera gigi dan gusi serta kondisi seperti infeksi dan pembusukan gigi.
Moms juga dapat menyalurkan energi lain ketika ingin menggigit kuku, seperti mengunyah permen karet atau bermain dengan pena.
Baca Juga: Gunakan 5 Bahan Alami Ini untuk Perawatan Kuku Sehat
6. Terapi Perilaku Kognitif
Foto: scienceabc.com
Pada kasus yang parah, menurut Psychology Today, cara mengatasinya harus lebih efektif dan terfokus.
Cara yang bisa dilakukan adalah terapi perilaku kognitif (CBT) serta terapi penerimaan dan komitmen (ACT) untuk mengatasi kebiasaan ini.
Tentunya, perawatan tersebut dapat dilakukan sesuai anjuran dokter atau psikolog.
Itulah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebiasaan menggigit kuku.
Temukan cara paling tepat untuk Moms karena pada kenyataannya setiap orang punya kondisi yang berbeda-beda.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.