5 Penyebab Bronkitis Saat Hamil, Wajib Jauhi
Saat Moms hamil tentu perut yang membesar dapat menyulitkan untuk mengambil napas dalam-dalam. Dan bronkitis, peradangan pada saluran pernapasan pun dapat menambah daftar kesulitan bernapas bagi ibu hamil.
Dilansir dari NHS.uk, bronkitis adalah infeksi saluran udara utama paru-paru, menyebabkan mereka menjadi teriritasi dan meradang. Saluran udara utama bercabang di kedua sisi tenggorokan (trakea) Moms.
Mereka menyebabkan saluran udara yang lebih kecil dan lebih kecil di dalam paru-paru Anda yang disebut bronkiolus. Dinding saluran udara utama menghasilkan lendir untuk memerangkap debu dan partikel lain yang dapat menyebabkan iritasi.
Baca Juga:4 Komplikasi Bronkitis Kronis pada Ibu Hamil
Sebagian besar kasus bronkitis terjadi ketika infeksi mengiritasi dan mengobarkan saluran udara, menyebabkan mereka menghasilkan lebih banyak lendir daripada biasanya.
Hasilnya batuk yang tak berkesudahan dan sering. Tak jarang, Moms pun mungkin juga mengalami demam, sakit tenggorokan, sesak napas, sakit dada, kedinginan, dan sakit tubuh.
Walupun Moms biasanya tak memerlukan untuk gejala-gejala ini. Namun, Moms harus lebih berhati-hati selama kehamilan karena ada nyawa lain yang sedang perlu penjagaan ekstra.
Penyebab Bronkitis Saat Hamil
Setelah mengetahui apa itu bronkitis. Maka apa saja penyebab bronkitis saat hamil yang perlu diwaspadai?
1. Virus dan Bakteri
Foto: Orami Photo Stocks
Menurut The American Academy of Family Physicians, Sekitar 90% bronkitis disebabkan oleh virus seperti influenza A dan B, coronavirus, virus parainfluenza, dan rhinovirus, yang juga menyebabkan flu biasa. Penumpukan lendir, akibat pilek atau flu, juga dapat menyebabkan bronkitis.
Meskipun tidak umum, bakteri juga dapat menyebabkan bronkitis. Ini dapat berupa infeksi awal atau superinfeksi yang terjadi pada infeksi virus yang sudah ada.
Ini dapat disebabkan oleh bakteri seperti Mycoplasma pneumoniae, Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Moraxella catarrhalis, dan Bordetella pertussis.
2. Iritasi Pernapasan
Foto: Orami Photo Stocks
Moms, asap rokok, tembakau, kabut asap, bahan kimia, hingga partikel debu semuanya dapat menyebabkan bronkitis.
Menghirup asap dan merokok selama kehamilan pun dapat memperburuk peradangan yang ada dan bisa menimbulkan bronkitis kronis.
3. Paparan Jangka Panjang
Foto: Orami Photo Stocks
Artikel dari The National Health Service in England, mengungkapkan paparan jangka panjang seperti inhalan yang terus-menerus, debu, ammonia, klor dan lainnya, dapat bisa jadi penyebab bronkitis saat hamil.
Gastroesophageal reflux disease (GERD), asma dan alergi, dan riwayat keluarga yang positif juga dapat meningkatkan risiko bronkitis.
Sayangnya, bagi sebagian ibu hamil, bronkitis dapat cepat berkembang menjadi gangguan pernapasan yang lebih parah. Salah satu contohnya yaitu pneumonia saat hamil. Cari perawatan medis darurat bila Moms mengalami gejala-gejala berikut:
- Nyeri dada
- Batuk darah
- Demam lebih dari 38 ° C
- Sesak napas yang tidak membaik dengan istirahat.
Sementara sebagian besar kasus terkait bronkitis disebabkan oleh virus, kadang-kadang bakteri dapat menyebabkan bronkitis.
Bronkitis yang disebabkan oleh bakteri dapat diobati dengan antibiotik jika gejalanya menjadi parah atau tampaknya tidak membaik setelah seminggu. Periksa dengan dokter kandungan untuk melihat apakah Moms akan membutuhkan antibiotik.
Baca Juga:Apa Bronkitis Bisa Sembuh Total? Ketahui Faktanya!
Bronkitis biasanya tidak dikaitkan dengan risiko tinggi untuk komplikasi kehamilan atau cacat lahir.
Namun, ketidaknyamanan tentu akan mempengaruhi siklus kehidupan Moms saat hamil. Sehingga, periksakan ke dokter kandungan untuk opsi perawatan.
4. Terpapar Asap Rokok
Foto: Orami Photo Stocks
Jika Moms terpapar di sekitar asap rokok, Moms harus segera menghindarinya sama sekali.
Asap rokok menyebabkan kerusakan pada bronkial Moms.
Moms yang terpapar bronkitis saat hamil akan sembuh lebih cepat jika menghindari asap rokok.
Moms juga harus menghindari menghirup asap atau bahan kimia yang dapat merusak paru-paru Anda, seperti asap atau asap industri.
5. Resistensi Rendah
Foto: Orami Photo Stocks
Ini mungkin terjadi akibat penyakit akut lainnya, seperti flu, atau dari kondisi kronis yang mengganggu sistem kekebalan Moms.
Sebenarnya, orang dewasa yang umurnya lebih tua, bayi dan anak kecil memiliki kerentanan yang lebih besar terhadap infeksi.
Baca Juga: Pentingkah Minum Multivitamin untuk Tingkatkan Sistem Kekebalan Tubuh?
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.