7 Penyebab Iritasi Kulit pada Bayi, Simak Cara Mengobatinya!
Moms perlu memahami berbagai penyebab serta cara mengatasi iritasi kulit pada bayi.
Bagi Moms yang sudah memiliki bayi, pastilah menyadari bahwa kulit bayi sangat sensitif dan rentan mengalami masalah, salah satunya adalah iritasi kulit.
Perlu Moms ketahui, kulit bayi yang baru lahir mengalami proses adaptasi bertahap terhadap lingkungan ekstrauterin di mana perawatan khusus diperlukan.
"Kulit adalah organ tubuh terbesar, dan fungsinya sangat penting bagi kesehatan sistem organ lainnya," ujar Dr. Mark Koh Jean Aan, Kepala dan Konsultan Layanan Dermatologi Anak di KK Women's and Children's Hospital (KKH).
Kulit bayi ini masih sensitif, tipis dan rapuh, dengan pH netral pada permukaan kulit, yang secara signifikan mengurangi perlindungan terhadap pertumbuhan bakteri yang berlebihan.
Berdasarkan jurnal Children and Newborn Skin Care and Prevention, kandungan lemak pada kulit bayi lebih rendah, tetapi memiliki kadar air yang lebih tinggi.
Selain itu, kulit bayi juga lembut karena stratum korneum lebih tipis, bagian epidermis dan dermis lebih tipis daripada milik kulit orang dewasa.
Baca Juga: Sering BAB tapi Sedikit? Ini Kata Dokter Spesialis!
Gejala Iritasi Kulit pada Bayi
Iritasi kulit memiliki gejala yang sangat mudah dikenali. Hal ini karena kulit merupakan bagian tubuh terluar dan yang paling besar dibanding organ lainnya.
Ini dia gejala yang mungkin dialami Si Kecil saat kulit mereka iritasi:
- Kulit kemerahan
- Timbul bercak-bercak di kulit
- Bayi merasa gatal sehingga terus menggerakkan tangan/kaki dan menggaruk kulitnya
Selain itu, iritasi juga dapat berkembang menjadi ruam dan bisa melepuh.
Umumnya, bayi akan merasa tidak nyaman dan lebih mudah rewel atau menangis saat mengalami iritasi kulit.
Baca Juga: Perbedaan Sesak Napas dan Napas Pendek, Ini Kata Dokter!
Penyebab Iritasi Kulit pada Bayi
Maka tidak heran jika kulit Si Kecil ini rentan sekali terhadap berbagai masalah iritasi kulit, mulai dari yang ringan hingga berat.
Lalu apa sebenarnya penyebab iritasi kulit pada bayi? Yuk kita cari tahu Moms.
1. Tidak Menjaga Kebersihan Kulit Bayi
Penyebab pertama iritasi kulit pada bayi adalah kelalaian dalam menjaga kebersihan kulitnya.
Menjaga kebersihan kulit bayi dengan baik sangat penting untuk mendapat kesehatan secara keseluruhan.
Membersihkan kulit bayi akan membantu menjaga kulit bebas dari zat-zat yang tidak diinginkan, termasuk iritasi (air liur, sekresi hidung, urin, feses, dan enzim feses), kotoran, dan kuman.
Namun jika Moms tidak membersihkan kulit anak dengan baik, terlebih pada bagian lipatan-lipatan kulit bayi, besar kemungkinannya akan timbuh iritasi pada kulit Si Kecil yang masih sensitif.
Baca Juga: Bayi Rewel Karena Kulit Gatal? Ini 6 Cara Mengatasinya!
2. Pewangi dan Pengawet dalam Produk Bayi
Pewangi dan pengawet yang sering terdapat dalam produk seperti tisu bayi, kosmetik, dan produk perawatan kulit lainnya menjadi penyebab umum iritasi kulit pada anak-anak di Australia.
Sebuah studi baru, yang diterbitkan dalam Australasian Journal of Dermatology mengatakan anak-anak yang dicurigai mengalami alergi kulit harus diuji-tempel untuk 30 alergen yang paling umum dan alergen potensial yang diidentifikasi dalam penelitian mereka.
Lima reaksi uji tempel relevan yang paling umum adalah campuran pewangi, pengawet (yang biasa digunakan pada tisu basah, sabun cair, sampo, kosmetik dan mainan slime), colophonium resin tanaman, aroma lain (myroxylon pereriae) ditemukan dalam kosmetik dan makanan, dan nikel sulfat.
3. Hormon
Beberapa ahli percaya bahwa beberapa penyebab iritasi kulit pada bayi adalah akibat hormon pada ibu.
Paparan ini bisa terjadi saat bayi masih berada dalam kandungan atau melalui proses menyusui.
Tapi jangan biarkan itu mengubah cara Moms memberi makan bayi yang baru lahir. Bahkan jika hormon dalam ASI menyebabkan iritasi kulit pada bayi, itu bukan kondisi serius dan biasanya akan mereda dengan sendirinya.
Baca Juga: 6 Penyebab Bentol Berair pada Kulit Bayi dan Cara Mengatasinya, Catat!
4. Ketidakseimbangan Probiotik
Selanjutnya, iritasi kulit pada bayi juga bisa disebabkan oleh ketidakseimbangan probiotik.
Probiotik adalah bakteri bermanfaat yang dibutuhkan manusia di perut untuk mencerna makanan dengan baik.
Ketika bayi masih sangat muda, mereka masih berusaha mendapatkan bakteri yang tepat dan menjaga keseimbangan mereka di dalam perutnya.
Beberapa peneliti mengatakan bahwa ketidakseimbangan probiotik merupakan penyebab sebenarnya dari iritasi kulit, berupa jerawat.
5. Reaksi Obat
Reaksi obat juga bisa menjadi penyebab iritasi kulit pada bayi, lho Moms.
Beberapa jenis obat-obatan juga berpotensi menimbulkan iritasi pada kulit bayi.
Jika Si Kecil mengalami ruam atau jerawat seperti setelah sakit atau setelah konsumsi obat, segera konsultasikan dengan dokter untuk mengatasinya, Moms.
Kondisi ini bisa membuat Si Kecil tidak nyaman sehingga ia akan menangis terus-menerus.
Baca Juga: Yuk, Ketahui Masalah dan Merawat Kulit Sensitif Bayi Baru Lahir
6. Alergi Makanan
Jika Moms sudah menghilangkan penyebab iritasi kulit pada bayi, tetapi ruam masih bermunculan, maka alergi makanan bisa menjadi penyebabnya.
"Telur dan susu adalah penyebab utama alergi makanan pada anak-anak yang masih sangat kecil, tetapi alergi gandum, kedelai, dan kacang tanah juga bisa," kata Robert Sidbury, kepala divisi dermatologi anak di Rumah Sakit Anak Seattle.
Seiring bertambahnya usia anak-anak, kacang dan makanan laut (seafood) bisa menjadi masalah, bersama dengan alergi lingkungan seperti rumput, pohon, dan tungau debu, tetapi tidak ada aturan yang tegas tentang kapan alergen dapat berkembang.
7. Riwayat Alergi dalam Keluarga
Penyebab iritasi kulit pada bayi lainnya adalah adanya riwayat alergi dalam keluarga.
Dengan kata lain, apabila salah satu anggota keluarga Moms ada yang rentan terhadap iritasi kulit, Si Kecil mungkin berpotensi mengalaminya.
Beberapa jenis iritasi kulit yang bisa terjadi karena adanya pengaruh genetik ialah dermatitis atopik dan eksim.
Selain dari faktor keturunan, pengaruh lingkungan juga bisa memicu iritasi kulit pada bayi. Misalnya, Si Kecil mengalami eksim sebagai reaksi alergi atau iritasi terhadap paparan zat tertentu.
Dalam konteks ini, kondisi tersebut dikenal sebagai dermatitis kontak. Bayi akan mengalami gatal yang intens, yang dapat berkembang menjadi ruam atau lepuh.
Pemicu umum reaksi alergi ini bisa berasal dari paparan bahan-bahan berikut:
- Logam atau nikel
- Pewangi
- Getah
- Disinfektan
- Pestisida
- Deterjen
- Sabun
- Tanaman
Baca Juga: Apakah Nanas Bisa Mencegah Kehamilan? Ini Kata Dokter!
Cara Mengatasi Iritasi Kulit pada Bayi
Jika Moms sudah mengetahui gejala dan potensi penyebab iritasi kulit pada bayi, segeralah lakukan pengobatan untuk mencegah kondisi memburuk dan agar bayi tetap nyaman.
Berikut tips yang dapat Moms lakukan dalam mengatasi iritasi kulit Si Kecil.
1. Hindari Pemicu Alergi
Cara paling mudah dalam mengatasi iritasi kulit pada bayi, yakni dengan menghindari paparan zat atau pemicu alergi.
Misalnya, sabun, deterjen, atau parfum yang dapat mengiritasi kulit dan membuat Si Kecil lebih rentan terhadap ruam kulit.
Jadi, sebaiknya hindari penggunaan pembersih kimia dan pilihlah produk khusus bayi yang sudah teruji hipoalergenik.
2. Gunakan Pelembap
Cara mencegah iritasi kulit pada bayi selanjutnya adalah pastikan Moms gunakan pelembab.
Saat alergi atau iritasi, kulit bayi biasanya akan terasa sangat gatal, panas, atau perih.
Oleh karena itu, Moms perlu mengoleskan pelembap hipoalergenik setelah memandikan bayi.
Penggunaan pelembap dapat membantu Si Kecil merasa nyaman dan mencegah kulit kering. Pelembab juga bisa melindungi kulit dari iritasi.
Moms bisa membeli pelembap khusus bayi atau lebih baik lagi, konsultasikan dahulu pada dokter produk manakah yang aman untuk Si Kecil.
Baca Juga: 3+ Tips Memilih Pelembap untuk Mengatasi Kulit Kering pada Bayi, Catat!
3. Jaga Kebersihan Bayi
Iritasi kulit pada bayi juga bisa dicegah dengan menjaga kebersihan.
Kebersihan merupakan kunci dalam mengatasi masalah kulit. Maka, Moms harus ekstra perhatian dengan kulit Si Kecil.
Pastikan Moms mengganti popok secepat mungkin dan menjaga kebersihan dengan baik untuk mencegah ruam akibat popok.
Selain itu, bersihkan tubuh bayi dari keringat dan kotoran yang mungkin dapat memicu iritasi kulit dengan menggunakan sampo, losion, dan sabun bebas pewangi.
Hindari memakaikan bayi pakaian yang ketat, yang bisa mengiritasi kulit.
Juga, rutinlah memotong kukunya untuk mencegah luka goresan dan kerusakan pada kulit.
4. Rutin Bersihkan Kamar
Penting bagi Moms untuk secara rutin membersihkan kamar tidur guna mencegah timbulnya iritasi kulit pada bayi dan menghindari kekambuhan.
Bersihkanlah semua debu yang ada di kamar. Cuci juga tempat tidur bayi dengan air panas setiap minggunya untuk mengurangi kemungkinan tungau atau kutu kasur.
5. Obat Antihistamin
Jika iritasi kulit pada bayi belum juga membaik, Moms dapat mempertimbangkan penggunaan antihistamin topikal atau oral untuk meredakan gejala gatal dan ruam.
Namun, sebaiknya Moms berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter anak agar tepat guna karena obat-obatan untuk bayi tak boleh sembarangan.
Selain memberikan obat antihistamin, ruam kulit pada bayi bisa diatasi dengan menggunakan salep zinc oxide. Jenis salep ini dipercaya mampu mengobati ruam di pantat bayi.
Obat untuk mengatasi ruam kulit pada bayi yang selanjutnya adalah salep antijamur. Salep antijamur ini digunakan untuk ruam kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur.
Salep antijamur ini dapat menghambat pertumbuhan jamur di kulit, beberapa salep antijamur yang bisa digunakan untuk mengobati ruam kulit adalah Balmex, Desitin, Triple Paste dan Lotrimin.
Baca Juga: Bolehkah Ibu Hamil Tidur Telentang? Ini Kata Dokter!
6. Ganti Popok ke Bahan Alami
Menurut dr. Citra Amelinda, SpA, IBCLC, MKes, bayi cenderung rentan terhadap iritasi kulit.
"Kulit bayi itu, terutama di bulan-bulan pertama kelahiran, jauh lebih tipis daripada kulit dewasa.
Selain karena tipis, kalau bayi tidak memiliki pelindung kulit alami, akan rawan terhadap iritasi," ungkap dr. Citra Amelinda dalam launching popok Offspring pada Kamis, 7 September 2023, di Bale Nusa, Jakarta Selatan.
dr. Citra Amelinda menegaskan, bahwa bayi baru lahir atau di awal-awal kelahiran, bayi akan sering ganti popok.
Hal tersebut memicu timbulnya masalah kulit bayi di area popok hingga berisiko menimbulkan ruam popok.
Oleh karena itu, dr. Citra Amelinda menekankan pentingnya memilih produk yang aman untuk kulit bayi.
Salah satunya, bisa dengan menggunakan popok ataupun skincare bayi dengan bahan organik.
Selain mengandung bahan organik, pastikan juga Moms memilih produk yang ramah lingkungan.
Sebab, produk ramah lingkungan tentunya baik untuk kulit bayi dan juga Bumi, Moms.
"Dalam memilih produk untuk bayi, sebaiknya memang yang memiliki bahan dasar ramah lingkungan karena selain lebih aman juga bisa ikut membantu menjaga kelestarian Bumi," tegasnya.
dr. Citra Amelinda menambahkan bahwa produk dengan bahan dasar ramah lingkungan biasanya tidak mengandung bahan kimia berbahaya.
Produk tanpa bahan kimia berbahaya pastinya lebih aman untuk kulit bayi dan efektif dalam mengurangi iritasi.
Baca Juga: 3+ Cara Menjemur Bayi yang Benar untuk Mengindari Iritasi Kulit, Catat!
Itulah beberapa kemungkinan penyebab iritasi kulit pada bayi yang perlu Moms ketahui.
Semoga informasinya dapat bermanfaat sehingga Moms bisa merawat kesehatan kulit bayi dengan tepat.
Jika kondisi ruam tidak membaik atau justru memburuk, sebaiknya Moms segera membawa bayi untuk berkonsultasi dengan dokter.
- http://www.scielo.br/scielo.php?script=sci_arttext&pid=S0365-05962011000100014&lng=en&nrm=iso&tlng=en
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/322484
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/is-eczema-hereditary
- https://www.aad.org/public/everyday-care/itchy-skin/rash/treat-diaper-rash
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.