Silent Disease pada Bayi Mengintai dan Cara Penanganannya!
Silent disease pada bayi yang bisa terjadi kapan saja karena penyakit ini tidak menunjukkan gejala apapun.
Silent disease bisa terjadi pada siapa saja, mulai dari orang dewasa, anak-anak, dan termasuk pada bayi dan balita.
Silent disease pada bayi sangatlah ditakutkan oleh para Moms karena memang sangat sulit untuk mendeteksinya.
Bayi belum bisa mengekspresikan dirinya dengan baik sehingga inilah yang membuat silent disease pada bayi sangat sulit untuk diketahui.
Meski demikian, tidak ada salahnya kalau Moms mempelajari tentang silent disease pada bayi supaya bisa mengambil tindakan pencegahan.
Baca Juga: Cara Menghadapi Silent Treatment, Supaya Komunikasi Lancar
Apa Itu Silent Disease pada Bayi?
Silent disease adalah penyakit yang tidak menunjukkan gejala apapun atau gejalanya sangat ringan namun baru mulai memunculkan tanda atau gejala setelah penyakit tersebut bertambah parah.
Pada orang dewasa, penyakit silent disease ini seperti kanker, stroke, jantung, hipertensi, diabetes, dan yang lainnya.
Penyakit-penyakit ini pada umumnya tidak menunjukkan gejala yang signifikan dan biasanya baru diketahui ketika seseorang menjalani medical check up.
Pada bayi, silent disease yang paling ditakutkan oleh orang tua adalah gagal tumbuh atau stunting.
Gagal tumbuh sendiri ditandai dengan tidak bertambahnya berat dan tinggi anak sesuai dengan kurva.
Gagal tumbuh juga terjadi saat pertumbuhan anak berada pada garis merah kurva pertumbuhan atau justru di bawah garis merah.
Baca Juga: Polycystic Kidney Disease, Penyakit Genetik Yang Menyebabkan Kista di Ginjal
Perlu Moms ketahui, bahaya gagal tumbuh salah satunya adalah mempengaruhi kecerdasan atau kognitif anak.
Kecerdasan bukan melulu seputar akademik anak di sekolah, namun kecerdasan terdiri dari berbagai aspek, salah satunya adalah kemampuan memecahkan masalah untuk kemandirian seorang anak.
Gagal tumbuh bisa diakibatkan oleh banyak faktor.
Dalam jurnal yang dituliskan oleh Bergman dan Graham berjudul Australia Family Physician, yakni genetik, makan tidak cukup bisa karena kurang nafsu makan (GTM).
Penyebab lainnya juga bisa dikarenakan bahan makanan di suatu tempat (kelaparan), atau penyakit kronis, infeksi atau alergi.
Tidak jarang orang tua yang anaknya mengalami Gerakan Tutup Mulut (GTM) berkepanjangan tidak mengetahui penyebab dasarnya.
Penyebab GTM adalah penyakit infeksi, kronis atau alergi karena anak tidak menunjukkan gejala-gejala sakit seperti demam atau lemas.
Baca Juga: Apa Itu Crohn's Disease? Kenali Gejala Penyakit Radang Usus Kronis Ini
Penyakit Pemicu Silent Disease pada Bayi
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, silent disease bisa mempengaruhi terhadap tingkat nafsu makan anak atau anak sudah makan banyak tapi berat badan tetap tidak naik juga.
Jika hal ini dibiarkan, maka lama kelamaan bisa menyebabkan stunting pada anak.
Tapi selain itu, ada beberapa penyakit pemicu silent disease yang biasa menyerang anak-anak di antaranya adalah:
1. Anemia Defisiensi Besi (ADB)
Anemia Defisiensi Besi menjadi penyakit yang banyak dialami para bayi dan anak-anak.
Anak yang kekurangan zat besi memiliki risiko negatif dalam proses perkembangan tubuhnya dan juga rentan mengalami anemia.
Zat besi merupakan nutrisi yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi, terutama pada umur 0-24 bulan.
Hal ini dikarenakan zat besi akan membantu memindahkan oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh.
Zat besi juga bisa membantu otot menyimpan dan menggunakan oksigen dengan baik.
Saat bayi kekurangan zat besi, Moms bisa melihat beberapa kondisi ini pada bayi, yaitu:
- Kulit pucat
- Wajah terlihat lelah
- Tangan dan kaki bayi terasa dingin
- Nafsu makan menurun
- Nafas tidak teratur dan cenderung cepat
- Pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya melambat
Saat menjumpai tanda-tanda tersebut, Moms bisa mengecekkan kondisinya ke dokter untuk berkonsultasi.
Apakah kondisi yang dialami bayi ini sudah termasuk parah dan bisa memicu silent disease pada bayi?
Baca Juga: Mengenal Hiperbilirubinemia, Penyebab Penyakit Kuning pada Bayi
2. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Infeksi Saluran Kemih (ISK) juga bisa dialami oleh bayi, mulai dari usia 0-36 bulan.
ISK memang sulit untuk dideteksi. Bayi yang mengalami ISK ini bisa mengalami gejala yang kurang jelas.
Ada beberapa bayi yang mengalami kondisi demam, menangis saat buang air kecil, rewel, muntah, hingga diare.
Jika Moms perhatikan, gejala-gejala ini umum terjadi pada bayi sehingga kerap kali tidak dianggap sebagai gejala ISK.
ISK disebabkan oleh bakteri dari tinja bayi yang masuk ke saluran kemih melalui kelamin dan berkembang di kandung kemih.
Jika tidak segera ditangani, maka ISK bisa menyebabkan penyakit gagal ginjal pada bayi.
3. Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis atau TBC merupakan sebuah infeksi kronis yang diakibatkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis.
TBC ini tidak hanya menginfeksi paru-paru, tapi juga bisa mempengaruhi kondisi pada ginjal, otak, hingga tulang belakang.
TBC yang terjadi pada bayi bisa menjadi silent disease. Pasalnya, saat bayi yang berkontak dengan penderita TB, hasil tes darahnya bisa negatif.
Selain itu rontgennya juga bisa menunjukkan normal alias bisa dikatakan tidak ada gejala sama sekali.
Oleh karena ini TBC ini bisa menjadi silent disease pada bayi.
Baca Juga: Bayi Berkeringat saat Menyusu, Benarkah Pasti Pertanda Penyakit?
4. Gagal Hati
Silent disease pada bayi yang selanjutnya adalah gagal hati. Gagal hati pada bayi bisa sangat membahayakan tubuh sehingga menjadi silent disease.
Hati menjadi organ tubuh pada manusia yang sangat penting. Pada bayi, organ ini masih dalam proses perkembangan sehingga sangat rentan rusak.
Gagal hati pada bayi bisa disebabkan banyak faktor, mulai dari keturunan, adanya infeksi, hingga keracunan.
Dalam sebuah penelitian yang berjudul Identification of Neonatal Liver Failure and Perinatal Hemochromatosis in Canada dijelaskan tentang gagal hati pada bayi.
Tidak seperti orang dewasa, gagal hati pada bayi sangat sulit untuk dideteksi.
Baca Juga: 5 Penyakit yang Membutuhkan Prosedur Laparoskopi
5. Penyakit Jantung Bawaan
Penyakit jantung bawaan bisa terjadi 1 dari 1000 kelahiran bayi.
Penyakit jantung bawaan seperti cacat jantung ini bisa mengganggu kerja jantung tidak optimal.
Dalam sebuah jurnal penelitian yang berjudul Silent Disease Progression in Clinically Stable Heart Failure dijelaskan kalau penyakit jantung juga bisa dikategorikan dalam silent disease.
Untuk mengetahui kalau bayi terkena penyakit jantung bawaan, Moms harus membawa bayi ke dokter untuk pemeriksaan yang lebih lanjut.
Baca Juga: Mengenal Penyakit Kardiovaskular, Dapat Sebabkan Kematian!
Cara Pencegahan Silent Disease
Cara pencegahan silent disease pada bayi dipengaruhi dari penyebab awalnya.
Jadi beda penyebabnya, maka tindakan pencegahan yang perlu dilakukan juga bisa berbeda-beda.
Berikut cara pencegahan silent disease pada bayi menurut penyebabnya, yaitu:
- Untuk ISK, Moms harus sering mengecek dan mengganti popok bayi untuk mencegah terjadinya pertumbuhan bakteri.
- Saat anak mengalami ADB, maka Moms bisa memberikannya makanan yang mengandung zat besi, kalium, dan kalsium yang tinggi.
- Berikan vaksin BCG kepada bayi untuk mencegah terjadinya TBC. Vaksin ini bisa didapat di puskesmas hingga rumah sakit anak.
Selain cara-cara tersebut, Moms juga harus sering sering mengecek berat dan tinggi badan bayi.
Jika bayi tidak naik berat atau tinggi badan selama lebih dari 3 bulan tapi anak tidak habis sakit, sebaiknya Moms langsung membawanya ke dokter.
Nantinya Moms bisa berkonsultasi dengan dokter dan melakukan pengecekan terhadap dalam tubuh bayi.
Baca Juga: Penyakit Chikungunya: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya
Begitulah sekilas penjelasan mengenai silent disease pada bayi yang perlu Moms ketahui.
Semoga dengan adanya informasi di atas, Moms bisa memperhatikan kondisi kesehatan anak dengan lebih baik lagi.
Jangan anggap remeh silent disease pada bayi ini karena masa depan anak bisa terancam.
- https://www.nature.com/articles/537S98a
- https://jamanetwork.com/journals/jama/fullarticle/187851
- https://www.farah.id/read/2020/10/30/4983/waspada-silent-disease-mengintai-bayi-anda-kenali-n-kendalikan-!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9408932/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2804554/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.