Ini Penyebab NIHL pada Anak, Wajib Tahu!
Setiap hari, telinga seseorang akan terpapar segala macam suara, mulai dari tingkat yang pelan hingga keras.
Tentunya, terpapar suara yang keras akan merusak pendengaran secara perlahan. Hal ini yang kemudian mengakibatkan noise induced hearing loss atau NIHL.
Lalu, apa saja yang menjadi penyebab dari NIHL pada anak? Berikut ini penjelasannya.
Baca Juga: 4 Cara Mengobati Masalah Pendengaran Selama Kehamilan
Penyebab NIHL pada Anak
Foto: Orami Photo Stock
Menurut dr. Rangga Rayendra Saleh, Sp.THT-KL, Dokter Spesialis THT (Telinga, Hidung & Tenggorokan), Bedah Kepala, & Leher RS Pondok Indah - Puri Indah, penyebab NIHL bisa karena suara bising dari berbagai macam kondisi.
"NIHL dapat disebabkan karena bising yang berasal dari gadget, televisi, bioskop, konser musik, atau tempat bermain anak (sejenis suara keras yang ada di playground atau arcade-tempat bermain games)," jelas dr. Rangga.
Mengutip National Institute on Deafness and Other Communication Disorders, suara-suara ini dapat merusak struktur sensitif di telinga bagian dalam, dan menyebabkan gangguan NIHL.
"Suara bising ini dapat merusak sel rambut koklea (telinga dalam) sehingga rumah siput kehilangan fungsinya untuk menerjemahkan gelombang bunyi yang masuk melalui liang telinga dan gendang telinga yang menjadi impuls listrik dan diteruskan oleh saraf pendengaran ke pusat pendengaran di otak," terang dr. Rangga.
Baca Juga: Gendang Telinga Pecah pada Anak, Apa Bahayanya?
Paparan Gelombang Suara yang Bisa Merusak Pendengaran
Foto: Orami Photo Stock
Suara diukur dalam satuan yang disebut desibel. Suara pada atau di bawah 70 desibel A-weighted (dBA), bahkan setelah paparan yang lama, tidak mungkin menyebabkan gangguan pendengaran.
Namun, paparan yang lama atau berulang pada suara sebesar atau di atas 85 dBA, dapat menjadi penyebab NIHL. Semakin keras suaranya, semakin cepat risiko mengalami gangguan pendengaran.
Jurnal International Archives of Otorhinolaryngology menjelaskan, belum ada pengobatan untuk NIHL. Kuncinya adalah membatasi kerusakan memulai pengawasan kesehatan dan memantau perkembangan gangguan pendengaran melalui evaluasi audiologis berkala.
Berikut adalah peringkat desibel rata-rata dari beberapa suara yang dikenal:
- Percakapan normal: 60-70 dBA
- Suara film di bioskop: 74-104 dBA
- Suara sepeda motor: 80-110 dBA
- Mendengarkan musik dari headphone dengan volume maksimum, acara olahraga, dan konser: 94-110 dBA
- Suara sirene: 110-129 dBA
- Pertunjukan kembang api: 140-160 dBA
Selain itu, jarak seseorang dari sumber suara dan lamanya waktu paparan juga jadi faktor penting dalam melindungi pendengaran. Aturan praktis yang baik adalah menghindari suara terlalu keras, terlalu dekat, atau terlalu lama.
Baca Juga: Tes Pendengaran Anak, Pentingkah?
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.