8+ Jenis Penyimpangan Seksual dan Terapi untuk Mengatasinya
Selain pedofilia, ada banyak jenis-jenis penyimpangan seksual yang perlu diketahui.
Moms dan Dads tentu pernah menonton atau membaca berita tentang kasus kekerasan seksual pada anak di bawah umur, bukan?
Faktanya, kelainan seksual ini semakin marak terjadi belakangan terakhir.
Tak hanya di ranah publik, di kehidupan privat dan keluarga pun rentan terjadi penyimpangan seksual.
Lalu, apa sajakah jenis-jenis kelainan seksual yang umum terjadi di masyarakat? Yuk, kenali bersama!
Baca Juga: Kekurangan Kalsium Saat Hamil, Waspada Risiko Osteoporosis!
Seberapa Umum Penyimpangan Seksual Terjadi?
Penyimpangan seksual atau parafilia bisa terjadi pada pria maupun wanita.
Sebagian besar dari kondisi tersebut berhubungan dengan perilaku agresif.
Meski demikian, ada juga beberapa jenis penyimpangan seksual yang tidak didasari perilaku agresif atau berbahaya.
Beberapa jenis parafilia yang dimaksud, seperti pedofilia, eksibisionisme, voyeurisme, sadisme, dan frotteurisme.
Memiliki fantasi atau perilaku parafilik, bagaimana pun juga, tidak selalu berarti orang tersebut memiliki penyakit mental.
Fantasi dan perilaku dapat terjadi dalam bentuk yang tidak terlalu parah, tidak merugikan orang lain atau menyebabkan tindakan pidana.
Mereka mungkin hanya terbatas pada fantasi selama masturbasi atau hubungan seksual dengan pasangan.
Baca Juga: 5 Mitos tentang Penyakit Menular Seksual
Jenis-Jenis Penyimpangan Seksual
Mengacu pada Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi kelima tahun 2013, definisi penyimpangan seksual telah mengalami perubahan seiring berjalannya waktu dan budaya masyarakat.
Saat ini, penyimpangan seksual atau parafilia diartikan sebagai segala ketertarikan seksual yang kuat dan tetap.
Hal ini juga bermakna ketertarikan seksual yang normal dengan pasangan (manusia) berdasarkan persetujuan.
Terlepas dari itu, berikut ini beberapa jenis kelainan seksual yang umum ditemukan di masyarakat:
1. Voyeurism
Voyeurism adalah penyimpangan yang terjadi ketika seseorang merasa bergairah dan terangsang ketika mengintip atau menonton film porno.
Penyimpangan seksual ini terjadi tanpa sepengetahuan orang yang sedang telanjang, berganti baju, atau melakukan kegiatan seksual.
Penyebab utama dari kondisi ini tidak diketahui dengan pasti.
Namun, ada beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan perilaku voyeurism, yaitu:
- Pelecehan seksual di masa kanak-kanak
- Penyalahgunaan zat
- Memiliki ketertarikan tinggi dengan seks
- Hiperseks
Perilaku voyeurism dapat sangat mengganggu privasi orang lain, baik di dalam rumah, ruang ganti, atau area ruang privat.
Pelaku dengan kelainan seksual ini juga sering merekam atau memotret kegiatan seksual orang lain tanpa izin.
2. Exhibitionism
Salah satu istilah penyimpangan seksual yang cukup umum adalah exhibitonism.
Kelainan ini adalah ketika seseorang mendapatkan kepuasan dan keinginan seksual dengan memperlihatkan area genital ke orang lain.
Pelaku dari kelainan seksual ini sangat mungkin melakukan masturbasi di depan orang lain atau khalayak umum.
Mereka membutuhkan reaksi, seperti terkejut atau diperhatikan orang lain.
Namun, orang-orang exhibitionism biasanya tidak menginginkan kontak seksual sehingga jarang melakukan kekerasan seperti pemerkosaan.
Melansir ScienceDirect, gangguan ini dapat timbul akibat tidak terpenuhinya fantasi seksual yang dimiliki.
Baca Juga: 5 Penyebab Sakit Tenggorokan Pada Anak dan Tips Mengatasinya
3. Frotteurism
Frotteurism adalah jenis penyimpangan seksual yang membuat seseorang berfantasi.
Artinya, orang tersebut memiliki dorongan seksual yang kuat untuk menyentuh payudara, kaki, bokong, atau genital orang lain tanpa persetujuan.
Pelaku kelainan seksual ini biasanya akan menggesekkan pelvis atau penis mereka ke orang lain secara diam-diam.
Para pengidapnya menyukai kegiatan seksual yang privat, namun dilakukan di ruang publik.
Dikategorikan sebagai kekerasan seksual, frotteurism biasanya dilakukan di tempat ramai, seperti bus, kereta, lift, bahkan jalanan.
Tidak ada obat untuk menyembuhkan kondisi ini.
Namun, orang-orang yang mengalaminya bisa mengikuti terapi untuk membantu menekan keinginan tersebut.
Terapi yang dimaksud, mungkin termasuk psikoterapi dan mengonsumsi obat antiandrogen.
4. Masochism
Masochism adalah jenis penyimpangan seksual yang membuat pengidapnya merasa terangsang ketika dihina, dipukul, diikat, atau disakiti.
Biasanya, para masokis akan berusaha mencari dan berinteraksi dengan pasangan yang mengidap kecenderungan sadism.
Dalam sebuah penelitian baru-baru ini, masokis sering digunakan sebagai 'wadah' untuk bertukar kekuasaan dengan orang lain.
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan seksual masing-masing pihak.
Orang masokis juga sering dikaitkan dengan perilaku BDSM alias Bondage, Dominance, Sadism, dan Masochism.
Baca Juga: 5 Jenis Fetish Seks Aneh yang Ada di Dunia, Sudah Tahu?
5. Sadism
Orang dengan sadism atau sadisme memiliki jenis penyimpangan seksual yang agak berbeda.
Pelaku akan merasa terangsang ketika melakukan kekerasan secara fisik maupun psikologis terhadap pasangan seksualnya.
Jika dilakukan kepada pasangan yang tidak memberikan persetujuan, sadism dapat dikategorikan sebagai tindakan kriminal.
Apabila dilakukan dengan kesepakatan, hubungan antara pengidap sadism dan masochism dapat saling memenuhi kebutuhan satu sama lain.
Gangguan ini diduga disebabkan oleh trauma masa kecil atau dibesarkan oleh keluarga dengan riwayat dianiaya.
Gangguan kepribadian sadisme dianggap lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.
6. Pedophilia
Penyimpangan seksual pedophilia ditandai dengan fantasi seksual atau keinginan tertentu.
Artinya, perilaku seksual akan terasa lebih intens dan berulang, serta melibatkan anak-anak di bawah usia 13 tahun.
Pedophilia mungkin dapat tertarik kepada anak laki-laki, anak perempuan, atau keduanya.
Sebagian pedofil memiliki kriteria khusus, seperti rentang umur tertentu, memiliki hubungan darah, dan lain-lain.
Beberapa pedofil juga dapat tertarik kepada anak-anak saja. Namun, ada pula yang juga tertarik kepada orang dewasa.
Dari sebagian besar kasus, pelaku pedofilia adalah orang yang telah dikenal anak, seperti orang tua, kerabat, guru, atau tetangga.
Baca Juga: 5 Fantasi Seksual yang Banyak Dimiliki Wanita, Moms Termasuk?
7. Fetishism
Fetishism adalah penggunaan sebuah objek atau bagian tubuh non-genital untuk merangsang hasrat seksual.
Orang yang memiliki fetish biasanya dapat terstimulasi secara seksual dengan beberapa cara yang tergolong tidak biasa.
Sering digambarkan dengan memakai, memegang, meraba, atau mengendus objek, seperti sepatu wanita atau lingerie.
Fetishism yang tertarik pada anggota tubuh nongenital disebut dengan partialism.
Pengidap partialism memiliki ketertarikan khusus dan terstimulasi ketika menyentuh bagian tubuh tertentu, contohnya telapak kaki dan jari tangan.
Beberapa fetish yang juga aneh dan terjadi belakangan terakhir adalah ketertarikan dengan kain jarik.
8. Transvestism
Transvestism adalah jenis penyimpangan seksual, di mana pengidapnya merasa terangsang ketika melakukan sesuatu.
Sepertinya hal menggunakan pakaian lawan jenisnya alias crossdressing.
Namun, tidak setiap orang yang crossdressing mengidap transvestism, ya!
Orang dengan transvestism juga belum tentu menginginkan untuk berubah menjadi lawan jenis, seperti halnya transgender.
Penyebab dari kelainan seksual ini tidak diketahui secara pasti.
Menurut Psych Online Services, kelainan seksual ini diduga berkaitan dengan perkembangan gairah seksual ketika masa pubertas.
9. Autogynephilia
Autogynephilia didefinisikan sebagai kecenderungan laki-laki untuk terangsang secara seksual oleh pemikiran dirinya sebagai perempuan.
Ini adalah parafilia yang sering dikaitkan dengan transvestisme sebagai penyimpangan seksual sebelumnya.
Penyebab pasti dari kelainan seksual ini tidak sepenuhnya dipahami.
Akan tetapi, ada beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan kondisi tersebut, seperti genetik, pengaruh hormonal selama perkembangan kehamilan, dan lingkungan.
Dalam sejumlah kasus, timbulnya kelainan seksual ini terjadi selama masa kanak-kanak .
Terapi hormon dan operasi penggantian kelamin dapat menjadi pengobatan yang efektif pada transeksualisme otoginfilik.
Baca Juga: 5 Jenis Pelecehan Seksual di Tempat Kerja, Waspada!
Ragam Pengobatan Penyimpangan Seksual
Apabila Moms memiliki kenalan dengan penyimpangan seksual dan telah mengganggu aktivitas sehari-hari, ini perlu segera diobati.
Beberapa jenis penyimpangan seksual dapat diterapi agar terkontrol.
Berikut adalah sejumlah pengobatan dan langkah yang bisa dilakukan untuk meredakan kelainan seksual:
1. Terapi dan Konseling
Sebagian besar kasus penyimpangan seksual diobati dengan konseling dan terapi khusus.
Pengobatan ini untuk membantu orang tersebut mengubah perilaku mereka.
Bantuan pakar yang ahli di bidangnya akan lebih mahir mengatasi masalah yang dialami dari pelaku kelainan seksual.
Terapi pun perlu dilakukan dalam jangka waktu yang panjang dan berbulan-bulan.
Biasanya, konseling dalam pernikahan juga menjadi bagian dari pengobatan penyimpangan seksual ranah privat.
2. Terapi Hormon Testosteron
Penggunaan obat-obatan tertentu dapat membantu mengurangi perilaku parafilia.
Faktanya, mengurangi jumlah testosteron dalam tubuh pada dasarnya menurunkan gairah seks.
Ketika dorongan seks lebih rendah, perilaku seksual cenderung menurun.
Ketika dorongan seks secara efektif diturunkan, frekuensi di mana seorang individu terlibat dalam penyimpangan seksual juga berkurang.
Meskipun mengurangi dorongan seks dengan menurunkan kadar testosteron, ini tak selalu jadi pengobatan permanen.
Oleh karena itu, pengobatan harus dikombinasikan dengan beberapa jenis perawatan kognitif-perilaku juga.
Baca Juga: 3 Cerita tentang Kejujuran yang Singkat untuk Anak, Bacakan Yuk!
3. Konsumsi Obat-Obatan
Obat-obatan dapat membantu mengurangi kompulsif yang terkait dengan parafilia.
Manfaatnya yakni dapat mengurangi jumlah fantasi dan perilaku seksual yang menyimpang.
Dalam beberapa kasus, obat lain diresepkan untuk individu yang sering mengalami perilaku seksual abnormal atau berbahaya.
Banyak dari obat ini bekerja dengan mengurangi dorongan seks pada setiap individu.
Meskipun begitu, efek samping obat-obatan juga mungkin terjadi seperti kurangnya nafsu makan, penurunan berat badan, dan lain-lain.
4. Terapi Emosional Diri
Terapi emosional ini adalah metode pengobatan di mana perilaku dibantu untuk menghilangkan perasaan yang tidak seharusnya.
Dalam kasus parafilia, klien diminta untuk membayangkan perasaan malu ketika teman atau anggota keluarga terlibat penyimpangan seksual yang terjadi.
Jenis intervensi terapi ini dapat digunakan dengan hampir semua jenis penyimpangan seksual yang umum terjadi.
Cara ini dapat membantu klien untuk tidak terlibat dalam perilaku tersebut atau untuk keluar dari masalah.
Namun, ada pula beberapa jenis penyimpangan tertentu yang agak sulit dihilangkan secara sempurna.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Serum Wajah Pria, Yuk Dads, Rawat Wajah Biar Nggak Banyak Jerawat dan Kerutan
5. Terapi Kelompok
Terapi kelompok mungkin juga berguna dalam pengobatan penyimpangan seksual.
Fokusnya adalah pada mengambil tanggung jawab atas tindakan, dampak dan empati korban, dan membangun dukungan.
Dengan adanya parafilia, seseorang mungkin mengalami kesulitan membangun hubungan dengan orang lain.
Dengan demikian, pengobatan yang berfokus pada membangun keterampilan sosial dapat membantu.
Ini mungkin termasuk beberapa cara seperti saling bertukar pengalaman antar sesama tanpa adanya penilaian negatif.
Itulah sejumlah penyimpangan seksual yang umum terjadi dan beragam pengobatannya. Semoga kita terhindar dari kelainan seksual ini, ya, Moms!
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3769077/
- https://www.sciencedirect.com/topics/social-sciences/exhibitionism
- https://www.firstlightpsych.com/blog/sexual-disorders/transvestic-disorder
- https://www.choosingtherapy.com/paraphilias/
- https://www.medicinenet.com/paraphilia/article.htm
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.