20 Juni 2024

Mengenal Perbedaan HIV dan AIDS, Jangan Keliru Lagi!

Cari tahu perbedaan HIV dan AIDS di sini, yuk!
Mengenal Perbedaan HIV dan AIDS, Jangan Keliru Lagi!

Foto: Orami Photo Stock

Perbedaan HIV dan AIDS perlu dipahami dengan baik agar tidak salah menafsirkan.

HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan dua istilah yang sering kali disalahartikan, padahal keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.

Membedakan perbedaan HIV dan AIDS paling mudah, HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS.

HIV menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan penurunan fungsi sistem kekebalan secara bertahap.

Pada awalnya, seseorang yang terinfeksi HIV mungkin tidak menunjukkan gejala apapun, tetapi tanpa pengobatan yang tepat, virus tersebut dapat merusak sistem kekebalan tubuh.

Sementara itu, AIDS adalah tahap lanjut dari infeksi HIV di mana sistem kekebalan tubuh sudah sangat lemah.

Diagnosis AIDS dilakukan ketika seseorang yang terinfeksi HIV mengalami infeksi yang disebut dengan infeksi oportunistik atau memiliki jumlah sel CD4 yang sangat rendah.

Ingin tahu penjelasan lebih lanjut tentang perbedaan HIV dan AIDS? Simak sampai akhir, ya!

Baca Juga: Bahaya Telur Lalat di Makanan, Bisa Jadi Infeksi Bakteri!

Pengertian HIV dan AIDS

Perbedaan HIV dan AIDS
Foto: Perbedaan HIV dan AIDS (Unsplash.com)

Perbedaan HIV dan AIDS dari pengertian juga sering tertukar.

Melansir dari Medline Plus, HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan dua istilah yang sering kali digunakan secara bergantian.

Padahal, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS.

HIV menyerang sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan penurunan fungsi sistem kekebalan secara bertahap.

Pada awalnya, seseorang yang terinfeksi HIV mungkin tidak menunjukkan gejala.

Tetapi tanpa pengobatan yang tepat, virus tersebut dapat merusak sistem kekebalan tubuh sehingga menyebabkan individu tersebut rentan terhadap infeksi dan penyakit yang serius.

Melansir dari Planned Parenthood, AIDS adalah tahap lanjut dari infeksi HIV di mana sistem kekebalan tubuh sudah sangat lemah.

Diagnosis AIDS ditegakkan ketika seseorang yang terinfeksi HIV mengalami infeksi yang disebut dengan infeksi oportunistik atau memiliki jumlah sel CD4 yang sangat rendah.

Infeksi oportunistik adalah infeksi yang disebabkan oleh patogen yang biasanya tidak menyerang individu dengan sistem kekebalan yang sehat.

Tetapi dapat berkembang biak dengan mudah pada individu dengan sistem kekebalan yang lemah akibat HIV.

Baca Juga: Mengapa Penderita HIV Harus Minum Obat Seumur Hidup?

Perbedaan HIV dan AIDS Menurut Penyebabnya

Perbedaan HIV dan AIDS
Foto: Perbedaan HIV dan AIDS (Unsplash.com)

HIV dan AIDS adalah dua hal yang berbeda, meskipun sering digunakan secara bergantian. Berikut perbedaan penyebabnya:

HIV (Human Immunodeficiency Virus)

HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.

Ketika HIV tidak diobati, virus ini dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome).


Penyebab HIV:

  • Hubungan seksual tanpa kondom: Ini adalah cara paling umum penularan HIV. Virus dapat menular melalui cairan tubuh seperti darah, sperma, dan cairan vagina.
  • Berbagi jarum suntik: Berbagi jarum suntik yang terkontaminasi HIV dengan orang lain dapat menularkan virus.
  • Transfusi darah: Sebelum tahun 1985, transfusi darah dapat menularkan HIV jika darah yang didonorkan terkontaminasi. Saat ini, semua darah yang disumbangkan di Indonesia diuji untuk HIV, sehingga risiko penularan melalui transfusi darah sangat kecil.
  • Penularan dari ibu ke anak: Ibu yang terinfeksi HIV dapat menularkan virus kepada bayinya selama kehamilan, persalinan, atau menyusui. Namun, dengan pengobatan dan pencegahan yang tepat, risiko penularan dari ibu ke anak dapat dikurangi secara signifikan.

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)

AIDS adalah tahap akhir dari infeksi HIV.

Pada tahap ini, sistem kekebalan tubuh telah rusak parah sehingga tidak dapat melawan infeksi dan penyakit.

Penyebab AIDS:

  • HIV yang tidak diobati: AIDS disebabkan oleh HIV yang tidak diobati. Seiring waktu, HIV merusak sistem kekebalan tubuh dan membuat orang lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.
  • Gaya hidup: Gaya hidup tertentu dapat mempercepat perkembangan HIV menjadi AIDS, seperti merokok, menggunakan narkoba, dan kurang tidur.

Perbedaan HIV dan AIDS Menurut Gejalanya

Perbedaan HIV dan AIDS
Foto: Perbedaan HIV dan AIDS (Unsplash.com)

Berikut perbedaan HIV dan AIDS menurut gejalanya:

Gejala HIV

Munculnya gejala awal HIV biasanya ditandai dengan beberapa kondisi yang umum terjadi, seperti sakit kepala, demam, sakit tenggorokan ruam HIV, dan lainnya.

Semakin lama, gejala-gejala tersebut dapat memburuk bila tidak ditangani dengan tepat.

Selain gejala awal, beberapa gejala lainnya dapat terjadi pada penderitanya berdasarkan usia dan jenis kelamin.

Untuk itu, berikut ini gejala HIV yang dialami oleh pria, wanita, dan anak-anak.

Gejala HIV pada Pria

Meskipun kebanyakan gejala HIV sebagian besar sama, baik pria ataupun wanita, namun tetap ada beberapa bentuk gejala yang memengaruhi laki-laki secara khusus.

Hal tersebut karena adanya perbedaan saluran reproduksi antara pria dan wanita.

Melansir dari Very Well Health, beberapa gejala HIV pada pria, meliputi:

  • Nyeri saat ejakulasi
  • Luka pada penis
  • Keluarnya cairan abnormal dari penis
  • Nyeri pada penis, testis, atau area antara skrotum dan anus
  • Disfungsi ereksi
  • Pertumbuhan payudara yang tidak normal
  • Berkurangnya pertumbuhan rambut halus pada wajah dan tubuh
  • Infertilitas

Gejala HIV pada Wanita

Gejala HIV pada wanita, meliputi:

  • Gejala seperti flu, kelelahan, sakit kepala, demam ringan, batuk, bersin, pilek atau hidung tersumbat
  • Pembengkakan kelenjar getah bening
  • Penurunan berat badan
  • Perubahan suasana hati
  • Masalah pada kulit, seperti timbul bintik-bintik berwarna merah, merah muda, cokelat, atau ungu
  • Gangguan haid
  • Infeksi jamur pada vagina

Gejala AIDS

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah stadium akhir dari infeksi HIV.

Gejala AIDS tergantung pada tahap mana orang tersebut terinfeksi. Berikut adalah gejala AIDS:

Fase Pertama:

  • Tidak menimbulkan gejala apapun selama beberapa tahun.
  • Pengidap akan mengalami nyeri mirip flu, beberapa minggu setelah terinfeksi, selama satu hingga dua bulan.
  • Timbul demam, nyeri tenggorokan, ruam, pembengkakan kelenjar getah bening, diare, kelelahan, nyeri otot, dan sendi.

Fase Kedua:

  • Umumnya, tidak menimbulkan gejala lebih lanjut selama bertahun-tahun.
  • Virus terus menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh.
  • Penularan infeksi sudah bisa dilakukan pengidap kepada orang lain.
  • Berlangsung hingga 10 tahun atau lebih.

Fase Ketiga (AIDS):

  • Daya tahan pengidap rentan, sehingga mudah sakit, dan akan berlanjut menjadi AIDS.
  • Demam terus-menerus lebih dari sepuluh hari.
  • Merasa lelah setiap saat.
  • Sulit bernapas.
  • Diare yang berat dan dalam jangka waktu yang lama.
  • Terjadi infeksi jamur pada tenggorokan, mulut, dan vagina.
  • Timbul bintik ungu pada kulit yang tidak akan hilang.
  • Hilang nafsu makan, sehingga berat badan turun drastis

Baca Juga: 10 Penyakit Menular Seksual, Termasuk Sifilis dan Herpes!

Pengobatan HIV/AIDS

Perbedaan HIV dan AIDS
Foto: Perbedaan HIV dan AIDS (Unsplash.com)

Pengobatan HIV/AIDS melibatkan penggunaan obat antiretroviral (ARV) yang bekerja untuk mencegah virus HIV menginfeksi dan menghancurkan sel CD4.

Berikut langkah-langkah pengobatan HIV/AIDS:

Pengobatan Awal:

  • Penderita HIV harus segera mendapatkan pengobatan berupa ARV yang bekerja untuk mencegah virus HIV menginfeksi dan menghancurkan sel CD4.
  • ARV bekerja dengan menghilangkan unsur yang diperlukan oleh virus HIV untuk menggandakan diri dan mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4.

Pengobatan Berkelanjutan:

  • Dokter akan memantau jumlah virus dan sel CD4 untuk menilai respons pengidap terhadap pengobatan.
  • Pemeriksaan HIV RNA dilakukan sejak awal pengobatan, lalu bisa lanjut tiap 3-4 bulan selama masa pengobatan.

Penggunaan Obat ARV:

  • Ada beberapa jenis obat ARV yang digunakan, seperti efavirenz, dolutegravir, nevirapine, etravirine, zidovudin, lamivudine, dan emtricitabine-tenofovir.
  • Pengidap harus mengonsumsi ARV sesuai petunjuk dokter dan tidak boleh terlewat dosis, karena virus HIV akan berkembang lebih cepat dan memperburuk kondisi pengidap jika dosis terlewat.

Pengawasan Kondisi:

  • Dokter akan memantau kondisi pengidap secara teratur untuk menentukan apakah pengobatan harus diubah atau tidak.
  • Pengidap juga harus mengonsumsi lebih dari satu obat ARV dalam sehari jika diperlukan.

Pengobatan Komplikasi:

Jika pengidap mengalami komplikasi seperti infeksi, dokter akan memberikan obat antivirus lainnya untuk meningkatkan efektivitas pengobatan.

Baca Juga: Mengapa Penderita HIV Harus Minum Obat Seumur Hidup?

Itulah penjelasan seputar perbedaan HIV/AIDS yang perlu kita ketahui.

Semoga penjelasan ini dapat menambah wawasan kita seputar penyakit HIV/AIDS, ya!

  • https://medlineplus.gov/hiv.html
  • https://p2p.kemkes.go.id/mengenal-hiv-aids-serta-tanda-tanda-dan-gejalanya/
  • https://www.plannedparenthood.org/learn/stds-hiv-safer-sex/hiv-aids
  • https://www.hiv.gov/hiv-basics/overview/about-hiv-and-aids/what-are-hiv-and-aids

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.