Ini Perbedaan Jus dan Smoothies, Mana yang Lebih Baik?
Sudah menjadi hal penting bahwa meningkatkan asupan buah-buahan dan sayuran baik untuk kesehatan dan kebugaran tubuh. Moms mungkin mengolah buah-buahan tersebut menjadi minuman seperti jus atau smoothies.
Lalu, apa yang menjadi perbedaan jus dan smoothies? Manakah pilihan yang lebih baik?
Menurut jurnal National Library of Medicine, ditunjukkan bahwa makan lima atau lebih porsi buah dan sayuran sehari dapat mengurangi risiko stroke hingga 26%, serta mengurangi risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular.
The 2015-2020 Dietary Guidelines for Americans menyarankan agar kita makan 2 cangkir buah dan 2 1/2 cangkir sayuran setiap hari.
Ketika dikonsumsi pada level ini, produk segar dapat mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, dan kanker, sementara juga membantu mengatur berat badan kita.
Sedangkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar orang dewasa makan setidaknya 5 porsi (sekitar 400 gram) buah dan sayuran per hari.
Ya, banyak cara untuk mengonsumsi buah dan sayur. Jika kurang suka memakannya, kita bisa membuat jus atau smoothie untuk tetap mendapatkan nutrisi yang terkandung dalam buah dan sayuran.
Sayangnya, banyak perdebatan mengenai jus dan smoothie. Disebutkan jus lebih sehat daripada smoothie, tetapi ada juga yang menyatakan sebaliknya. Lalu, mana yang lebih sehat?
Baca Juga: 5 Resep Smoothies Lezat Untuk Meningkatkan Produksi ASI
Perbedaan Jus dan Smoothies
Foto: shutterstock.com
Jus adalah proses yang mengekstrak jus dari buah dan sayuran segar. Biasanya menghilangkan sebagian besar bahan padat dari seluruh buah dan sayuran. Hal ini membuat jus lebih cair dibandingkan dengan smoothie, dan ini merupakan perbedaan jus dan smoothies yang utama.
Cairan yang dihasilkan mengandung sebagian besar vitamin, mineral, dan antioksidan yang ada secara alami di seluruh buah atau sayuran.
The United States National Library of Medicine menegaskan bahwa nutrisi seperti vitamin dan beta-karoten yang terkandung dalam jus akan lebih mudah terserap di tubuh. Beta-karoten yang lebih tinggi di dalam darah memprediksi risiko kanker yang lebih rendah.
Satu studi yang dilakukan di King County yang juga dipublikasikan online di database The United States National Library of Medicine, menunjukkan bahwa jus buah dan sayuran mungkin berperan penting dalam menunda timbulnya penyakit Alzheimer.
Baik smoothie maupun jus, sebenarnya gula yang terkandung didalamnya tetap tinggi. Namun, mengutip Healthline, menurut ahli diet, Kimberly Gomer, MS, RD, LDN, jus bisa tingkatkan risiko gula darah.
Bahkan, penelitian yang diterbitkan pada tahun 2014 menemukan bahwa rata-rata jus buah mengandung lebih banyak gula daripada yang ada di soda. Ini bisa menjadi perbedaan jus dan smoothies yang lain.
Jus juga mengandung sedikit atau tanpa serat. Antioksidan yang secara alami terikat pada serat dalam buah atau sayur akan hilang dalam proses pembuatan jus.
Padahal serat sangat penting untuk pencernaan yang baik dan kesehatan yang baik. Asupan serat yang lebih tinggi akan mengurangi potensi risiko terkena penyakit jantung, obesitas, dan diabetes.
Baca Juga: Coba Buat 5 Resep Smoothies ini untuk Si Kecil yang Tidak Suka Sayur
Smoothie Bisa Mengandung Lebih Banyak Kalori
Foto: shutterstock.com
Perbedaan lain dari jus dan smoothies, smoothie adalah minuman kental yang biasanya dicampur dari buah-buahan murni, sayuran, jus, yogurt, kacang-kacangan, biji-bijian, dan/atau susu atau susu non-dairy.
Smoothie paling dasar dimulai dengan dua bahan penting - basa dan cairan. Dari sana, Moms dapat menggabungkan bahan-bahan sesuai keinginan Moms dan Dads.
Smoothie dapat meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, yang menyediakan beragam vitamin, mineral, serat, dan antioksidan penting.
Bersama-sama, nutrisi ini dapat mengurangi peradangan, meningkatkan pencernaan, dan menurunkan risiko kondisi kronis seperti penyakit jantung, osteoporosis, obesitas, dan penurunan mental yang berkaitan dengan usia.
Smoothie bisa jadi memiliki lebih banyak kalori yang terkandung di dalamnya. Bahkan, banyak produk yang beredar di pasaran mengemas smoothie sebagai sebuah minuman. Sehingga, banyak orang yang tak sadar mengonsumsi dua kali lipat kalori dan ini mungkin akan mengacaukan program diet kita.
"Saya memiliki klien yang tidak berhasil menurunkan berat badan meskipun makan sehat dan berolahraga. Salah satu penyebab yang saya temukan adalah smoothie berkalori 400 yang dikonsumsi setiap pagi, bersama semangkuk oatmeal atau telur dadar sayuran," jelas Cynthia Sass, konsultan nutrisi olahraga dan ahli gizi terdaftar di Amerika Serikat, mengutip Health.
"Tanpa sadar, mereka mengonsumsi dua kali makan sekaligus; smoothie hanya 'menyamar' sebagai minuman," lanjutnya lagi.
Seperti halnya jus, smoothie juga mengandung banyak gula. Namun, perbedaan dari jus dan smoothies tentang hal ini yaitu smoothie tidak membuat kadar gula darah naik.
Ini dikarenakan kebiasaan orang-orang yang tak menyantap smoothie semangkuk penuh atau kenyang sebelum smoothie yang dikonsumsi habis. Sehingga, asupan gula bisa dikontrol dengan baik.
Smoothie kaya akan serat dan asupan serat yang memadai juga dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit kronis, seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Serat juga kaya akan antioksidan yang baik untuk tubuh.
Sayangnya, serat tinggi bisa menghambat penyerapan nutrisi di tubuh.
Baca Juga: Jus Nanas untuk Obat Batuk, Ini Resepnya!
Jus vs Smoothies, Mana Pilihan yang Baik?
Foto: shutterstock.com
Moms sudah mengetahui perbedaan jus dan smoothies. Jus memiliki berbagai manfaat, termasuk konsentrasi nutrisi yang lebih besar, peningkatan konsumsi buah dan sayuran, dan peningkatan penyerapan nutrisi.
Ini juga dapat membantu orang-orang yang kesulitan memakan sayuran untuk merasakan rasanya.
Tetapi di sisi lain, jus juga membuat kita kehilangan serat penting untuk tubuh. Jus juga tinggi akan gula yang bisa mengancam kadar gula darah dalam tubuh.
Pun dengan smoothie. Memiliki banyak nutrisi terutama serat, smoothie juga baik untuk tubuh. Namun, kalori yang tinggi bisa menghambat program diet Moms.
Bagi mereka yang membutuhkan diet rendah serat, membuat jus bisa menjadi pilihan yang lebih baik. Dengan smoothie, Moms mempertahankan serat, yang dapat membantu Moms merasa lebih kenyang dan meningkatkan kesehatan pencernaan.
Selain itu, Moms dapat menambahkan jenis makanan lain ke smoothie seperti kacang, biji-bijian, dan yogurt untuk menambah asupan protein dan lemak sehat.
Penting dicatat, jika ingin konsumsi keduanya, takaran jus haruslah lebih sedikit dari smoothie agar tak terjadi penumpukan kalori. Juga, perhatikan gula yang terkandung di dalamnya dan akan lebih baik jika kita tidak menambahkan gula tambahan ke dalamnya.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.