Ini Perbedaan Madzi dan Mani serta Wadi dalam Islam
Sama-sama berbentuk cairan dan terlihat serupa, tahukah Moms serta Dads apa perbedaan madzi dan mani?
Selain madzi dan mani, ada juga istilah serupa yang disebut sebagai wadi.
Lalu, apa yang dimaksud dengan madzi, mani, dan wadi dalam agama Islam?
Singkatnya madzi dan mani adalah istilah yang digunakan dalam konteks agama Islam untuk merujuk pada cairan yang dikeluarkan oleh tubuh laki-laki.
Adakah hukum yang menjelaskan cara membersihkan ketiganya?
Cari tahu perbedaan madzi dan mani serta ragam cara untuk mandi wajib di bawah ini, ya!
Perbedaan Madzi dan Mani, serta Wadi dalam Islam
Untuk menjawab seluruh pertanyaan di atas, yuk simak penjelasan mengenai perbedaan madzi dan mani, serta wadi dalam agama Islam.
1. Pengertian Madzi dan Penyebab Keluarnya
Untuk mengetahui perbedaan madzi dan mani, terlebih dahulu harus mengetahui pengertian dari masing-masing istilah tersebut.
Mengutip laman NU Online, madzi adalah cairan putih bening dan lengket yang keluar ketika dalam kondisi syahwat, tidak muncrat, dan setelah keluar tidak menyebabkan lemas.
Keluarnya air madzi ini disebabkan syahwat yang muncul ketika seseorang memikirkan atau membayangkan jima (hubungan seksual) atau ketika pasangan suami dan istri bercumbu rayu (biasa diistilahkan dengan foreplay atau pemanasan).
Keluarnya madzi tidak hanya dialami oleh kaum laki-laki, tetapi perempuan juga mengalaminya.
Terkadang, keluarnya madzi juga tidak terasa dan bisa terjadi begitu saja.
2. Cara Membersihkan Madzi di Tubuh dan Pakaian
Air madzi termasuk najis ringan (najis mukhaffafah), tetapi jika keluar, seseorang tidak diwajibkan untuk mandi besar dan hal ini juga tidak masuk ke dalam kategori hal yang membatalkan puasa.
Namun apabila air madzi terkena pada tubuh, maka wajib mencuci tubuh yang terkena air madzi.
Adapun apabila air ini terkena pakaian, maka cukup dengan memercikkan air ke bagian pakaian yang terkena air madzi tersebut.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW terhadap seseorang yang pakaiannya terkena madzi:
“Cukup bagimu dengan mengambil segenggam air, kemudian engkau percikkan bagian pakaian yang terkena air madzi tersebut,” (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah dengan sanad hasan).
Perlu diketahui juga bahwa keluarnya air madzi membatalkan wudu.
Jadi, apabila air madzi keluar dari kemaluan seseorang, maka ia wajib mencuci kemaluannya dan berwudu apabila hendak salat.
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang berbunyi: “Cucilah kemaluannya, kemudian berwudulah,” (HR. Bukhari Muslim).
Baca Juga: Wajib Tahu, Ini 10 Adab Buang Air dalam Islam
3. Pengertian Mani dan Penyebab Keluarnya
Setelah mengetahui arti madzi, perlu juga untuk mengetahui arti mani agar lebih paham tentang perbedaan madzi dan mani.
Mani adalah cairan yang keluar ketika syahwat seseorang telah mencapai puncak, memiliki bau khas, disertai pancaran atau keluar melalui muncrat, dan setelah keluar menimbulkan lemas.
Menurut para ulama, jika salah satu dari ketiga ciri tersebut terpenuhi, maka sudah bisa dihukumi sebagai mani.
Sedangkan menurut pendapat yang kuat (rajih) mani perempuan sama dengan mani laki-laki.
Tetapi menurut Imam Muhyiddin Syaraf an-Nawawi dalam kitab Syarah Muslim-nya mengatakan bahwa untuk mani perempuan tidak disyaratkan muncrat.
Air mani dapat keluar dalam keadaan sadar (seperti karena berhubungan suami istri) ataupun dalam keadaan tidur (biasa dikenal dengan sebutan mimpi basah).
Hukum cairan ini tidaklah najis, tetapi menurut pendapat yang kuat, jika mani keluar bisa menyebabkan hadas besar sehingga dapat membatalkan puasa dan wajib mandi besar.
4. Cara Membersihkan Mani di Pakaian
Apabila pakaian seseorang terkena air mani, maka disunahkan untuk mencuci pakaian tersebut jika air maninya masih dalam keadaan basah.
Sementara apabila air mani telah mengering, maka cukup dengan mengeriknya saja.
Hal ini berdasarkan perkataan Aisyah, beliau berkata, “Saya pernah mengerik mani yang sudah kering yang menempel pada pakaian Rasulullah dengan kuku saya,” (HR. Muslim).
Anas bin Malik berkata:
“Bahwa Ummu Sulaim pernah bercerita bahwa dia bertanya kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam tentang wanita yang bermimpi (bersenggama) sebagaimana yang terjadi pada seorang lelaki.
Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, 'Apabila perempuan tersebut bermimpi keluar mani, maka dia wajib mandi.'
Ummu Sulaim berkata, 'Maka aku menjadi malu karenanya'. Ummu Sulaim kembali bertanya, 'Apakah keluarnya mani memungkinkan pada perempuan?'
Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, 'Ya (wanita juga keluar mani, kalau dia tidak keluar) maka dari mana terjadi kemiripan (anak dengan ibunya)?
Dalam perbedaan madzi dan mani, mani lelaki itu kental dan berwarna putih, sedangkan mani perempuan itu encer dan berwarna kuning.
Baca Juga: 15+ Adab Istri Terhadap Suami dalam islam, Wajib Tahu!
Manapun mani dari salah seorang mereka yang lebih mendominasi atau menang, niscaya kemiripan terjadi karenanya,” (HR. Muslim no. 469).
Melansir laman Islam Pos tentang perbedaan madzi dan mani, Imam An-Nawawi berkata dalam Syarh Muslim (3/222):
“Hadis ini merupakan kaidah yang sangat agung dalam menjelaskan bentuk dan sifat mani, dan apa yang tersebut di sini itulah sifatnya di dalam keadaan biasa dan normal.
Para ulama menyatakan: Dalam keadaan sehat, mani lelaki itu berwarna putih pekat dan memancar sedikit demi sedikit di saat keluar.
Biasa keluar bila dikuasai dengan syahwat dan sangat nikmat saat keluarnya.
Setelah keluar dia akan merasakan lemas dan akan mencium bau seperti bau mayang kurma, yaitu seperti bau adunan tepung.
Warna mani bisa berubah disebabkan beberapa hal, misalnya akibat penyakit.
Pada beberapa orang yang sakit, air mani dapat berubah cair dan kuning.
Selain itu, pada kondisi kantung testis melemah, mani pun bisa keluar tanpa dipacu syahwat.
Atau karena terlalu sering bersenggama sehingga warna mani berubah merah seperti air perahan daging dan kadang kala yang keluar adalah darah.”
Baca Juga: Ini Hukum Menjilat Kemaluan Istri dalam Islam, Moms dan Dads Wajib Tahu!
5. Pengertian Wadi
Setelah mengetahui perbedaan madzi dan mani, Moms atau Dads juga perlu memahami apa yang disebut dengan wadi.
Wadi adalah cairan putih kental dan keruh yang tidak berbau.
Dari sisi kekentalannya, wadi hampir mirip dengan air mani, tetapi dari sisi kekeruhannya berbeda dengan mani.
Biasanya wadi keluar setelah buang air kecil atau setelah mengangkat beban yang berat, dan keluarnya bisa setetes atau dua tetes, bahkan bisa saja lebih.
Cara membersihkan wadi adalah dengan mencuci kemaluan, kemudian berwudu jika hendak salat.
Apabila cairan wadi terkena badan, maka cara membersihkannya adalah dengan dicuci.
Kesimpulan Perbedaan Madzi dan Mani
Jadi, setelah mengetahui pengertian dari ketiganya, dapat dilihat bahwa perbedaan madzi dan mani terletak dari proses ketika keluarnya dan efek setelah keluarnya, serta cara penyuciannya.
- Madzi tidak muncrat, sedangkan mani muncrat (dalam perempuan bisa juga tidak).
- Keluarnya madzi juga dapat tidak terasa. Setelah madzi keluar tidak membuat tubuh lemas, sementara ketika mani keluar dapat membuat tubuh lemas.
- Keluarnya mani termasuk hadas besar, sehingga wajib mandi besar. Sementara keluarnya madzi cukup mencuci kemaluan dan berwudu jika ingin salat.
- Sementara wadi, keluarnya setelah buang air kecil atau setelah mengangkat beban yang berat dan cara membersihkannya sama dengan madzi.
- Kemudian perbedaaan madzi dan mani, cairan madzi biasanya bening, encer, dan tidak memiliki aroma yang khas. Berbeda dengan air mani.
Baca Juga: Perbedaan Mahram dan Muhrim dalam Islam serta Contohnya agar Tidak Keliru Memahaminya
Perbedaan Najis dan Hadas
Perbedaan madzi dan mani juga bisa dilihat dari kategori najis dan hadas.
Najis dan hadas adalah dua hal yang berbeda. Najis adalah hal-hal yang bisa dilihat seperti kencing, darah, serta termasuk madzi.
Sedangkan hadas adalah perkara maknawi yang ada di dalam jasad dan tidak dapat dilihat oleh panca indera.
Dalam teori membersihkan perbedaan madzi dan mani, juga dilihat dari hadas dan najisnya.
Ketika menghilangkan hadas, air juga menjadi syarat untuk menghilangkannya. Sedangkan untuk menghilangkan najis, tidak harus dengan air.
Menghilangkan najis seperti madzi dapat dilakukan dengan menggunakan batu.
Najis yang dibersihkan biasanya berada di tempat yang terkena sampai zatnya hilang.
Sedangkan untuk membersihkan hadas, cukup membasuh seluruh anggota badan atau berwudu jika termasuk dalam hadas kecil.
Baca Juga: 4 Macam-macam Najis dan Contohnya serta Cara Menyucikannya Berdasarkan Hadis
Tata Cara Bersuci dari Madzi dan Mani
Informasi penting yang perlu Moms dan Dads ketahui selanjutnya adalah tata cara bersuci dari madzi dan mani.
Untuk bersuci dari madzi, langkah-langkah yang perlu diikuti adalah sebagai berikut:
- Mencuci Bagian Tubuh yang Terkena Madz
Bagian tubuh atau pakaian yang terkena madzi harus dicuci dengan air bersih. Hal ini untuk memastikan bahwa bagian yang terkena najis ini menjadi suci kembali.
- Berwudhu
Setelah mencuci bagian yang terkena madzi, seseorang harus berwudhu. Wudhu dilakukan dengan mengikuti tata cara yang benar, mulai dari mencuci tangan, berkumur, mencuci wajah, mencuci tangan hingga siku, mengusap kepala, mencuci telinga, dan mencuci kaki hingga mata kaki.
Sementara itu, bersuci dari mani memerlukan langkah yang lebih menyeluruh dibandingkan madzi, yaitu dengan melakukan mandi junub atau mandi besar.
Baca Juga: Hukum Berhubungan saat Haid Menurut Islam, Wajib Tahu!
Cara Mandi Wajib Setelah Berhubungan Suami dan Istri
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya tentang perbedaan madzi dan mani, serta wadi, seseorang yang mengeluarkan air mani wajib untuk melakukan mandi besar (junub).
Berikut adalah tata cara mandi wajib apabila keluar mani setelah berhubungan intim.
1. Membaca Niat Mandi Wajib
Doa niat inilah yang membedakan mandi wajib dengan mandi biasa.
Doa niat mandi wajib setelah berhubungan ini bisa dibaca dalam hati.
Adapun niatnya yakni, "Nawaitu ghusla lirof'il hadatsil akbari fardhol lillahi ta'aalaa."
Artinya: "Aku niat mandi junub untuk menghilangkan hadas besar fardu karena Allah SWT."
2. Membersihkan Telapak Tangan Sebanyak 3 Kali
Setelah itu dilanjutkan dengan membersihkan kemaluan serta kotoran yang ada di sekitarnya hingga bersih dengan tangan kiri.
3. Mencuci Tangan Setelah Membersihkan Kemaluan
Tangan perlu dicuci ulang untuk menghilangkan najis dengan menggosok-gosoknya menggunakan sabun hingga bersih, baru dibilas.
4. Berwudu Secara Sempurna
Mirip seperti wudu yang dilakukan saat akan salat.
5. Menyiram Kepala dengan Air Sebanyak 3 Kali dan Bersihkan Sela Pangkal Rambut
Bersihkan dengan jari-jari tangan yang basah sampai menyentuh kulit kepala agar seluruh bagian rambut terkena air.
6. Bilas Seluruh Tubuh
Dengan mengguyurkan air dari sisi kanan, lalu dilanjutkan dengan sisi tubuh bagian kiri.
7. Membersihkan Area Badan yang Susah Dijangkau
Saat mandi wajib, pastikan seluruh lipatan kulit dan bagian tersembunyi ikut dibersihkan.
Baca Juga: Hukum Masturbasi dalam Islam, Haram atau Boleh? Simak!
Itulah penjelasan mengenai perbedaan madzi dan mani, serta wadi beserta dengan hukumnya dalam agama Islam.
Jadi, jangan sampai tertukar lagi, ya!
- https://islam.nu.or.id/post/read/51540/perbedaan-mani-madzi-dan-wadi
- https://konsultasisyariah.com/5054-perbedaan-air-mani-madzi-dan-wadi.html
- https://muslim.or.id/274-mengenal-mani-wadi-dan-madzi.html
- https://islam.nu.or.id/post/read/32329/mandi-besar-mandi-junub-dan-mandi-sunnah
- https://islam.nu.or.id/syariah/ini-perbedaan-hadats-dan-najis-orW6a
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.