Ketahui 13 Perubahan Badan Setelah Berhubungan, Ada yang Moms Rasakan?
Perubahan badan setelah berhubungan seks ternyata lebih dari sekadar sensasi yang menyenangkan. Moms yang pernah melakukannya tentu sudah merasakannya.
Selain detak jantung yang berdetak lebih cepat dan tubuh yang mengeluarkan cairan, ada banyak hal lain yang terjadi pada tubuh setelah momen intim tersebut.
Meski setelahnya Moms mungkin terbiasa berpelukan, mengobrol, atau langsung tidur, ternyata tubuh kita sering kali punya rencana lain.
Dari mulai pikiran yang sulit tenang hingga masalah di area bawah pinggang, semua ini bisa terjadi.
Ingin tahu lebih lanjut tentang apa yang terjadi pada tubuh dan bagaimana cara mengatasinya? Simak terus artikel ini sampai selesai!
Perubahan Badan Setelah Berhubungan
Bagi Moms, melakukan hubungan seks hanyalah permulaan, karena tubuh mengalami beberapa perubahan. Nah berikut ini beberapa perubahan badan setelah berhubungan yang bisa diselidiki:
1. Payudara Jadi Lebih Kencang
Tubuh memang mengalami transformasi langsung karena sistem saraf menjadi bersemangat mengarah ke aktivitas di pembuluh darah yang menyebabkan pembengkakan payudara.
Payudara sebenarnya bisa menjadi 25% lebih besar saat berhubungan seks dan beberapa saat setelah itu. Ukuran payudara dan kekencangan sebenarnya bisa berbeda-beda tergantung tingkat gairahnya.
2. Kram Rahim
Jika Moms mencapai orgasme saat berhubungan seks, maka mungkin bisa mengalami kram di rahim sebagai perubahan badan setelah berhubungan.
"Tindakan kontak fisik atau aktivitas seksual melepaskan oksitosin, dan itu menyebabkan kontraksi rahim," kata Jennifer Ashton, MD, seorang dokter kandungan bersertifikat dan co-host dari The Doctors, mengutip Prevention.
Vagina yang kering, stres, dan kondisi kesehatan seperti endometriosis bisa membuat Moms merasa sakit yang mana bisa menjadi perubahan badan setelah berhubungan.
Lebih lanjut, Dr. Ashton menjelaskan bila kram ini hanya terjadi sesekali, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Tetapi jika rasa sakit mulai mengganggu perilaku seksual, maka Moms harus menemui dokter kandungan.
Ini karena rasa sakit yang teratur setelah berhubungan seks bisa menjadi tanda endometriosis, fibroid, atau bahkan kanker ovarium.
3. Muncul Bau Tertentu
Ketika Moms memikirkannya, masuk akal bahwa beberapa hal mulai berbau di bawah sana setelah berhubungan seks.
Menurut Women’s Health Magazine, ini karena Moms menggabungkan sekresi vagina ber-pH rendah dengan air mani pH tinggi, yang menghasilkan reaksi kimia dengan bau yang sama sekali baru.
Selain itu, selangkangan mirip dengan ketiak karena memiliki konsentrasi kelenjar keringat yang tinggi, yang berarti kemungkinan akan berkeringat di sana selama aktivitas fisik.
Itu semua menjadi penyebab vagina berbau tertentu sebagai perubahan badan setelah berhubungan.
Bau seks biasanya bukan masalah besar kecuali Moms mencium bau amis atau busuk yang terus-menerus.
Selain itu, vagina memiliki bau kimia tertentu, bisa jadi karena air seni atau urin dan kondisi vaginosis bakteri.
Dalam British Medical Journal, disebutkan bahwa vaginosis bakteri bisa disebabkan oleh gangguan flora normal vagina.
Jika terjadi hal ini, sebaiknya bicarakan dengan dokter kulit dan kelamin atau dokter kandungan untuk memastikan Moms tidak mengalami ketidakseimbangan bakteri.
4. Gatal di Vagina
Perubahan badan setelah berhubungan selanjutnya adalah munculnya rasa gatal di vagina namun hal ini tidak perlu dikhawatirkan.
Moms mungkin merasakan iritasi di area tersebut karena semua gesekan yang terjadi saat berhubungan.
Rambut kemaluan dapat menyebabkan sensasi terbakar saat bergesekan dengan tubuh lain, menyebabkan iritasi kulit dan ruam.
Jika rasa gatal atau kemerahan tidak mereda, Moms sebaiknya membuat janji dengan dokter.
"Mungkin juga ada kepekaan atau alergi terhadap pelumas yang digunakan atau dengan kondom lateks," jelas Maureen Whelihan, MD, OB-GYN di Pusat Kesehatan dan Pendidikan Seksual di West Palm Beach, Florida, dan Charlotte, North Carolina mengutip Glamour.
Untuk mengatasi vagina gatal, Moms dapat mencoba mengganti jenis pelumas atau kondom untuk melihatnya membuat perbedaan.
5. Elastisitas Vagina Berubah
Perubahan badan setelah berhubungan adalah vagina yang menyesuaikan dengan aktivitas yang memerlukan peregangan sedikit lebih banyak dari sebelumnya.
Saat Moms cukup terangsang, bibir vagina terbuka. Ini kemudian akan ditambahkan ke memori, dan vagina akan menyesuaikan organnya untuk seterusnya.
Itu sebabnya, sering berhubungan seks bisa membuat penetrasi lebih nyaman.
Baca Juga: Vagina Nyeri Saat Keputihan, Apa Penyebabnya?
6. Vagina Sedikit Membesar
Moms mungkin juga memerhatikan bahwa vagina sebenarnya terlihat sedikit membesar setelah berhubungan seks. Salah satu penyebab perubahan badan setelah berhubungan ini karena gesekan.
Berhubungan seks yang kasar atau tidak cukup pakai pelumas saat berhubungan dapat menyebabkan iritasi yang sebabkan pembengkakan.
Dilansir dari National Health Insitute, Mungkin juga pembengkakan ini disebabkan oleh gairah.
Vagina secara alami menjadi basah dan membengkak saat sedang mood, dan itu sangat normal. Jika pembengkakan tidak hilang dalam beberapa jam, Moms harus menemui dokter.
7. Sensasi Nyeri di Vagina
Memang normal untuk merasa sedikit sakit sebagai perubahan badan setelah berhubungan, tetapi rasa sakit ini sama sekali tidak mencapai titik nyeri yang sebenarnya.
Moms sering mengalami nyeri setelah sesi hubungan seksual yang lama, tetapi jika rasa sakitnya signifikan, itu bisa menjadi tanda gangguan autoimun, endometriosis, dan lain-lain.
"Seks seharusnya tidak menyakitkan, selain mungkin sedikit rasa sakit setelah sesi seksual yang lama atau sulit," Jessa Zimmerman, terapis seks bersertifikat dan penulis Sex Without Stress.
Jika sakitnya terus menerus, ia menyarankan untuk segera menemui dokter.
8. Pendarahan Sedikit
Jangan khawatir jika Moms mengalami pendarahan setelah berhubungan seks. Ini sebenarnya sangat umum dan ada banyak alasan hal itu bisa terjadi.
Menurut National Health Service, saat vagina kering, Moms mungkin mengalami pendarahan akibat gesekan saat berhubungan seks. Atau bisa jadi itu tanda endometriosis.
Medical News Today melaporkan bahwa endometriosis dapat menyebabkan nyeri panggul yang ekstrem, menstruasi yang berat, dan pendarahan sebagai perubahan badan setelah berhubungan seks.
9. Cenderung Mengantuk
Jika merasa perlu tidur sebentar setelah berhubungan seks, Moms tidak sendirian. Sebenarnya ada beberapa alasan mengapa orang merasa lelah setelah berhubungan intim.
"Salah satu kemungkinannya adalah bisa saja kelelahan secara fisik, memberi perasaan kelelahan yang sama setelah melakukan beberapa latihan kardio yang intens. Mungkin juga bereaksi terhadap perubahan bahan kimia yang dilepaskan selama dan setelah orgasme," ujar Dr. Robert Huizenga, seorang dokter selebriti dan penulis buku Sex, Lies, and STDs.
Bahan kimia yang dilepaskan tubuh selama orgasme meningkatkan gairah dan kegembiraan. Ini juga menjadi salah satu perubahan badan setelah berhubungan.
"Setelah itu, profil bahan kimia yang dilepaskan berubah secara tiba-tiba. Pria, lebih daripada wanita, cenderung sangat mengantuk karena mereka lebih menanggapi sifat penenang seperti morfin dari endorfin," katanya.
Baca Juga: Nyeri Saat Berhubungan Seks, Mungkin Saja Terkena 3 Penyakit Kelamin Ini
10. Perubahan Warna Kulit
Tidak jarang melihat bercak merah muda seperti campak di wajah, di atas dada, atau kadang-kadang di seluruh tubuh pasca-orgasme. Ini juga menjadi salah satu perubahan badan setelah berhubungan.
Kondisi ini disebabkan oleh aliran darah yang meningkat sementara di kulit, dan biasanya menghilang dalam beberapa menit.
Meski terkadang, bisa bertahan selama satu jam penuh setelah orgasme dan menyebabkan perubahan badan setelah berhubungan.
Baca Juga: Apa Sebenarnya Squirting pada Wanita Saat Rangsangan dan Hubungan Seksual?
11. Terkena Risiko ISK
Satu dari lima wanita akan mengalami infeksi saluran kemih dalam hidupnya, dan mudah untuk mengetahui alasannya seks adalah penyebab utama ISK.
Tindakan berhubungan seks dapat mentransfer bakteri dari usus ke rongga vagina dan sampai ke uretra menyebabkan infeksi yang gatal, terbakar, dan menyakitkan itu.
Coba pergi ke kamar mandi untuk membersihkan vagina dalam waktu 30 menit setelah berhubungan seks. Ini membersihkan bakteri yang mungkin tertinggal di uretra Moms dan mengurangi risiko ISK.
Seks juga melepaskan semua hormon bahagia yaitu serotonin, endorfin, dan oksitosin. Semua hormon ini dilepaskan di tubuh kita sebelum, selama, dan setelah berhubungan seks.
Hormon "membanjiri" otak, membuat kita merasa ringan, bebas stres, nyaman, dan agak jatuh cinta dengan diri kita sendiri.
12. Otot Paha Menegang
Setelah berhubungan seks, Moms mungkin merasakan otot paha menegang sebagai salah satu perubahan badan setelah berhubungan.
Ketegangan ini terjadi karena kontraksi otot selama aktivitas fisik yang intens, terutama saat mencapai orgasme.
Otot-otot paha bekerja keras selama proses ini, sehingga bisa terasa kaku atau seperti kram ringan. Namun, perubahan ini biasanya tidak berlangsung lama dan akan mereda setelah tubuh beristirahat.
Untuk mengatasinya, Moms bisa melakukan peregangan ringan atau pijatan lembut agar otot paha lebih rileks.
13. Puting Menjadi Lebih Sensitif
Setelah berhubungan, Moms mungkin merasakan puting menjadi lebih sensitif sebagai salah satu perubahan badan setelah berhubungan.
Ini terjadi karena selama aktivitas seksual, aliran darah ke area payudara meningkat, membuat puting terasa lebih peka terhadap sentuhan.
Sensitivitas ini bisa membuat Moms merasa nyaman atau malah sedikit tidak nyaman, tergantung pada seberapa sensitif puting tersebut.
Perubahan ini biasanya hanya sementara dan akan kembali normal setelah tubuh beristirahat.
Perubahan Badan Setelah Berhubungan yang Perlu Diwaspadai
Beberapa perubahan badan setelah berhubungan yang perlu diwaspadai adalah:
1. Nyeri panggul atau perut bagian bawah
Nyeri di area panggul atau perut bagian bawah setelah berhubungan bisa menandakan adanya kondisi seperti endometriosis, infeksi, atau kista ovarium.
Jika Moms mengalami nyeri yang berulang atau intens, sebaiknya segera periksakan ke dokter.
2. Pendarahan
Munculnya pendarahan setelah berhubungan, memang umum terjadi, tetapi ini juga bisa menjadi gejala masalah medis yang disebabkan oleh iritasi, infeksi, polip, atau masalah pada leher rahim.
Jika pendarahan terjadi lebih dari satu kali atau disertai gejala lain seperti nyeri, penting untuk memeriksakan diri ke dokter.
3. Gatal atau Iritasi pada Area Genital
Gatal atau rasa terbakar setelah berhubungan bisa menjadi tanda infeksi jamur, bakteri, atau reaksi alergi terhadap pelumas atau kondom. Jika gejalanya berlangsung lama atau memburuk, perlu konsultasi medis.
4. Kesulitan Buang Air Kecil
Jika Moms merasa nyeri atau terbakar saat buang air kecil setelah berhubungan, ini bisa menjadi tanda infeksi saluran kemih (ISK).
Segera periksakan ke dokter jika gejala ini muncul, karena ISK harus segera ditangani.
5. Ruam atau Bengkak
Ruam atau bengkak pada area genital atau di sekitar tubuh setelah berhubungan dapat menunjukkan reaksi alergi terhadap lateks, pelumas, atau bahan lainnya. Jika ruam atau bengkak tidak mereda dalam waktu singkat, konsultasikan dengan dokter.
6. Sesak Napas atau Pusing Berlebihan
Meski peningkatan detak jantung atau napas terengah-engah setelah berhubungan adalah normal, tetapi sesak napas yang ekstrem atau pusing berlebihan bisa menjadi tanda masalah medis, lho Moms.
Ini membutuhkan perhatian medis segera.
Jika Moms mengalami salah satu dari perubahan ini secara berulang atau intens, sebaiknya jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis agar mendapatkan penanganan yang tepat.
Jadi, perubahan badan setelah berhubungan mana yang pernah Moms alami atau sedang dirasakan saat ini?
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.