14 Ciri-Ciri Perilaku Playing Victim dan Cara Menghadapinya
Moms, pernahkah menemukan seseorang yang selalu merasa menjadi korban dalam setiap situasi? Ini bisa jadi tanda perilaku playing victim.
Sifat ini tidak hanya mengganggu hubungan dengan orang lain, tetapi juga dapat berdampak pada kesehatan psikologis.
Yuk, simak ciri-ciri playing victim, penyebabnya, dan cara mengatasinya dalam artikel ini!
Baca Juga: 5 Tanda Kepribadian Narsistik yang Selalu Butuh Dikagumi!
Apa Itu Playing Victim?
Playing victim atau mentalitas korban adalah perilaku di mana seseorang selalu menempatkan dirinya sebagai korban dalam berbagai situasi, meskipun masalah tersebut sebenarnya disebabkan oleh tindakan mereka sendiri.
Mereka seringkali melemparkan tanggung jawab kepada orang lain untuk menghindari rasa bersalah atau konsekuensi dari perbuatannya.
Perilaku ini bisa terjadi dalam berbagai konteks, seperti dalam hubungan pribadi, lingkungan kerja, hingga pertemanan.
Orang yang memiliki mentalitas korban cenderung merasa bahwa dunia tidak adil terhadap mereka, dan mereka tidak memiliki kontrol atas hidupnya.
Baca Juga: 6 Jenis-Jenis Bullying serta Dampaknya terhadap Korban
Ciri-Ciri Playing Victim
Studi di jurnal Organizational Dynamics menjelaskan bahwa victim mentality sangat sulit untuk ditangani.
Biasanya, mereka memiliki pandangan yang berbeda mengenai kehidupan.
Hal tersebut karena orang dengan kebiasaan playing victim percaya bahwa mereka tak memiliki kontrol terhadap hal-hal yang terjadi dalam kehidupannya.
Tak hanya itu, orang dengan kondisi mental tersebut pun memiliki tingkat tanggung jawab yang sangat rendah.
Nah, agar Moms lebih waspada, berikut adalah tanda-tanda playing victim yang biasanya dilakukan oleh pelaku:
1. Menghindari Tanggung Jawab
Orang yang playing victim cenderung menghindari tanggung jawab atas tindakan mereka. Mereka selalu mencari kambing hitam atau membuat alasan untuk menutupi kesalahan mereka sendiri.
2. Fokus pada Masalah, Bukan Solusi
Mereka lebih suka meratapi masalah daripada mencari solusi. Hal ini membuat mereka terus merasa terjebak dalam situasi sulit tanpa ada upaya untuk keluar dari masalah tersebut.
3. Selalu Merasa Lemah
Seseorang yang playing victim seringkali merasa tidak berdaya dan tidak mampu mengubah situasi. Mereka percaya bahwa apa pun yang mereka lakukan tidak akan membuahkan hasil positif.
4. Selalu Beranggapan Hal Buruk akan Terjadi pada Diri Mereka
Mereka cenderung berpikir bahwa hidup mereka penuh dengan kesialan dan masalah yang tidak ada habisnya, sehingga merasa seolah-olah tidak ada yang peduli atau memahami mereka.
5. Tidak Percaya Diri
Orang dengan mentalitas korban biasanya memiliki rasa percaya diri yang rendah, yang membuat mereka merasa tidak mampu mencapai sesuatu atau bahkan mencoba untuk meraih kesuksesan.
Baca Juga: 50+ Quotes Motivasi untuk Orang yang Insecure, Penuh Semangat!
6. Frustrasi dan Marah
Mereka mudah merasa frustrasi dan marah, terutama ketika merasa dunia tidak memperlakukan mereka dengan adil. Emosi ini sering kali meledak dalam situasi yang seharusnya bisa dihadapi dengan lebih tenang.
7. Egois
Dalam hubungan, orang yang playing victim sering kali enggan untuk mengakui kesalahan atau meminta maaf, dan cenderung menyalahkan pasangan atau orang lain.
Baca Juga: 16 Rekomendasi Buku Self Healing untuk Mengurangi Anxiety
8. Selalu Menganggap Disudutkan
Mereka sering merasa diserang atau disudutkan, meskipun maksud dari orang lain adalah untuk membantu atau berdiskusi.
9. Sering Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Mereka terus-menerus merasa kurang dibandingkan dengan orang lain, yang semakin memperburuk perasaan korban dalam diri mereka.
10. Kerap Merasa Kasihan pada Diri Sendiri
Mereka sering kali terjebak dalam perasaan kasihan pada diri sendiri, yang membuat mereka sulit untuk bangkit dan melawan tantangan.
11. Melakukan Manipulasi Emosional
Mereka menggunakan peran sebagai korban untuk memanipulasi orang lain agar merasa kasihan dan memberikan apa yang mereka inginkan.
12. Mendramatisasi Keadaan
Mereka cenderung melebih-lebihkan masalah atau penderitaan mereka untuk menarik simpati atau perhatian dari orang lain.
13. Menyalahkan Orang Lain
Mereka selalu mencari pihak lain untuk disalahkan atas kegagalan atau masalah yang mereka hadapi, menghindari tanggung jawab pribadi.
14. Mencari Perhatian
Mereka sering kali mencari perhatian dengan membesar-besarkan masalah atau kesulitan yang mereka hadapi, agar orang lain memusatkan perhatian pada mereka.
Baca Juga: 8 Tanda Moms Butuh Psikolog, Peduli Kesehatan Mental Yuk!
Penyebab Playing Victim
Pada sebagian kasus, orang yang sering melakukan playing victim adalah mereka yang sering kali merasa putus asa.
Hal yang bisa membuat mereka memiliki victim mentality adalah karena mereka mengalami beragam kondisi sulit dari waktu ke waktu.
Ketidakmampuan diri untuk keluar dari kondisi sulit bisa membuat mereka terpuruk dalam perasaan yang membuat mereka merasa sebagai korban secara terus menerus.
Ada beberapa penyebab seseorang melakukan playing victim, seperti:
1. Trauma Masa Lalu
Trauma yang belum terselesaikan dapat menyebabkan seseorang memiliki mentalitas korban sebagai mekanisme pertahanan.
2. Mencari Keuntungan dengan Menjadi Korban
Beberapa orang menemukan bahwa menjadi korban memberi mereka keuntungan tertentu, seperti perhatian lebih atau penghindaran dari tanggung jawab.
3. Pernah Menjadi Korban Pengkhianatan
Pengalaman pengkhianatan atau ketidakadilan di masa lalu dapat memicu seseorang untuk selalu merasa menjadi korban.
4. Ketergantungan
Ketergantungan emosional atau finansial pada orang lain bisa mendorong seseorang untuk memainkan peran sebagai korban agar terus mendapatkan dukungan.
Cara Menghadapi Seseorang yang Playing Victim
Berhadapan dengan orang yang sedang melakukan playing victim dapat memberikan tantangan tersendiri.
Lantas bagaimana menghadapi orang yang sering playing victim?
1. Cari Tahu Alasan di Balik Perilakunya
Cobalah untuk memahami alasan mengapa mereka merasa perlu untuk menjadi korban. Ini bisa menjadi langkah pertama untuk membantu mereka keluar dari mentalitas ini.
2. Menjaga Jarak dan Terapkan Batasan
Tetapkan batasan yang jelas untuk melindungi diri sendiri dari dampak negatif dari perilaku mereka. Ini juga membantu mereka untuk melihat bahwa mereka tidak selalu bisa bergantung pada peran sebagai korban.
3. Berempati dan Pahami Sudut Pandang Orang Lain
Memiliki empati yang kuat dapat membantu Moms melihat situasi dengan lebih objektif dan tidak terjebak dalam permainan manipulasi emosi mereka.
Baca Juga: 10+ Tes Kesehatan Mental untuk Mendeteksi Masalah Kejiwaan
Dampak Negatif Playing Victim
Dampak negatif dari playing victim, dapat dirasakan secara luas dalam berbagai aspek kehidupan seseorang, lho Moms.
Mengutip dari Scienceofpeople, berikut ini beberapa dampak negatif dari playing victim:
- Kesehatan Mental yang Buruk
Perilaku ini sering kali terkait dengan masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.
- Kurangnya Hubungan yang Bermakna
Orang yang terus menerus bermain korban seringkali menjauhkan orang lain, yang dapat menyebabkan isolasi sosial.
- Dinamika Negatif di Tempat Kerja
Di tempat kerja, perilaku ini dapat mengganggu kolaborasi dan menciptakan lingkungan kerja yang tidak produktif.
- Kurangnya Pertanggungjawaban dalam Masyarakat
Pada tingkat yang lebih besar, mentalitas korban dapat menyebabkan ketidakmampuan masyarakat untuk memecahkan masalah sosial dengan efektif.
Baca Juga: 14 Pemulihan Emosional dan Mental Dengan Self Healing
Cara Menghadapi Orang yang Sering Playing Victim
Berinteraksi dengan seseorang yang sering playing victim bisa menjadi situasi yang cukup melelahkan. Namun, dengan pendekatan yang tepat, kita bisa mengelola situasi ini dengan lebih baik.
Berikut beberapa cara menghadapi orang yang sering playing victim yang bisa Moms lakukan:
1. Tetap Tenang
Saat berhadapan dengan orang yang playing victim, usahakan untuk tidak terpengaruh oleh emosi mereka.
Bersikaplah objektif dan tenang dalam melihat situasi. Reaksi emosional Moms hanya akan memperkeruh keadaan.
2. Jangan Terpancing
Hindari ikut menyalahkan diri sendiri atau orang lain. Fokuskan pembicaraan pada penyelesaian masalah, bukan pada siapa yang salah. Ini akan membantu menjaga suasana tetap kondusif.
3. Tunjukkan Empati
Meskipun orang tersebut kerap berperan sebagai korban, penting untuk tetap menunjukkan empati.
Dengarkan keluhan mereka dengan tulus, tetapi jangan sampai dimanfaatkan untuk menyalahkan pihak lain atau membuat Moms merasa bersalah.
4. Fokus pada Perilaku, Bukan Pribadi
Jangan menyerang kepribadian mereka. Sebaliknya, fokuskan perhatian pada perilaku yang mengganggu dan bagaimana perilaku tersebut berdampak pada Moms atau orang lain.
5. Tetapkan Batasan
Buat batasan yang jelas terkait apa yang Moms bisa terima dan apa yang tidak. Jangan ragu untuk mengatakan “tidak” jika situasi sudah tidak nyaman atau melewati batas.
6. Cari Dukungan
Diskusikan situasi ini dengan teman, keluarga, atau bahkan terapis untuk mendapatkan perspektif lain.
Dukungan dari orang lain akan membantu Moms merasa lebih kuat dan mampu menghadapi situasi dengan lebih baik.
Jika Moms merasa bahwa seseorang di sekitar mengalami playing victim, penting untuk mendukung mereka dengan bijaksana.
Terapi atau konseling psikologis bisa menjadi langkah yang efektif untuk membantu mereka mengatasi masalah ini.
- https://www.researchgate.net/publication/256028208_Are_You_a_Victim_of_the_Victim_Syndrome
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6405044/
- https://www.healthline.com/health/victim-mentality#causes
- https://www.vickibotnick.com/
- https://www.harleytherapy.co.uk/counselling/victim-mentality.htm
- https://www.lifehack.org/287448/14-signs-someone-always-playing-the-victim
- https://toxicties.com/playing-victim-mentality/
- https://www.scienceofpeople.com/victim-mentality/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.