Jelang Ramadan, Ketahui Jadwal, Niat, dan Hukum Puasa 2022
Bulan puasa 2022 akan tiba sebentar lagi. Ramadan memang menjadi bulan yang ditunggu oleh umat Muslim.
Bagi umat Islam, bulan Ramadan adalah waktu yang istimewa dan penuh dengan ampunan.
Moms bisa menjalankan ibadah dengan lebih khusyuk serta meminta ampunan Allah SWT.
Baca Juga: 4 Tips Silaturahmi Ramadan Selama Pandemi COVID-19
Jadwal Puasa 2022
Foto: Orami Photo Stock
Untuk mengetahui jadwal puasa 2022 perlu diadakan sidang isbat. Sidang ini dibutuhkan untuk menetapkan awal Ramadan secara spesifik.
Namun, beberapa organisasi Islam seperti Muhammadiyah sudah mengumumkan perkiraan jadwal puasa 2022.
Berdasarkan Kalender Islam Global 1443 H, tanggal 1 Ramadan 1443 H akan jatuh di hari Sabtu, 2 April 2022.
Bulan Ramadan sendiri pun diperkirakan berakhir pada hari Minggu, 1 Mei 2022.
Sementara Idulfitri diperkirakan akan jatuh pada hari Selasa dan Rabu yakni, 2 - 3 Mei 2022.
Baca Juga: Doa untuk Kelancaran Operasi, agar Tidak ada Hambatan dan Diberikan Kesembuhan Setelah Menjalaninya
Cara Menentukan Bulan Ramadan
Foto: Orami Photo Stock
Peredaran bulan adalah kunci bagi umat Islam untuk bisa menentukan waktu awal berpuasa melalui kalender Hijriah.
Hal ini tentunya juga bisa dilakukan untuk menentukan puasa 2022.
Ada 2 metode yang bisa dilakukan yakni metode hisab dan juga rukyat.
1. Metode Hisab
Metode hisab sendiri adalah sebuah cara untuk menghitung posisi bulan secara matematis dan juga astronomis. Metode ini bisa dilakukan untuk menentukan jadwal puasa 2022.
Hal ini bisa dilakukan untuk menentukan awal bulan Hijriah.
Tak hanya itu, metode yang satu ini pun kerap digunakan dalam ilmu falak untuk memberikan perkiraan posisi matahari dan bulan terhadap bumi.
Posisi matahari sendiri bisa menjadi patokan agar bisa menentukan waktu sholat.
Sementara itu, posisi bulan bisa menjadi tanda masuknya periode bulan baru pada kalender Hijriah.
2. Metode Rukyat
Metode rukyat bisa dilakukan dengan mengamati hilal. Metode ini juga bisa dilakukan dengan mata telanjang atau menggunakan bantuan alat optik lainnya.
Metode rukyat sendiri pun bisa dilaksanakan setelah matahari terbenam. Metode ini pun biasa dilakukan untuk menentukan jadwal puasa 2022.
Metode ini dilakukan menjelang awal bulan di kalender Hijriah.
Dikutip dari NU Online, hadist muttafaq alaihi yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan Imam Muslim berbunyi:
حدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ زِيَادٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ قَالَ قَالَ أَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِينَ
Artinya: Berpuasalah kalian pada saat kalian telah melihatnya (bulan), dan berbukalah kalian juga di saat telah melihatnya (hilal bulan Syawal) Dan apabila tertutup mendung bagi kalian maka genapkanlah bulan Sya'ban menjadi 30 hari." (HR. Bukhari: 1776 dan Imam Muslim 5/354)
Dari hadist di atas, jelas sekali bahwa Rasulullah SAW hanyalah menetapkan "melihat bulan" (rukyatul hilal) sebagai causa prima dari permulaan ibadah puasa, permulaan Idulfitri, dan bukan dengan sudah wujud tidaknya ataupun apalagi cara menghitungnya.
Hal ini bisa dibuktikan dari penggalan kedua ucapan Rasulullah SAW di atas yang menyuruh menyempurnakan bulan Sya'ban sebanyak 30 hari.
Baca Juga: 8 Ciri-Ciri Anak Saleh serta Doa yang Bisa Dipanjatkan agar Anak Lebih Taat Agama
Hukum Puasa Ramadan
Foto: Orami Photo Stock
Bulan suci Ramadan adalah masa yang penuh dengan berkah serta ampunan.
Puasa Ramadan sendiri wajib untuk dilakukan oleh umat Islam.
Dikutip dari Islam NU, dalil kewajiban puasa sudah Allah SWT tegaskan dalam firmannya.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 183)
Tak sampai sana, Rasulullah SAW pun bersabda:
بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ (رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ)
Artinya: “Islam dibangun di atas lima perkara: (1) bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah; (2) menunaikan shalat; (3) menunaikan zakat; (4) menunaikan haji ke Baitullah; dan (5) berpuasa Ramadan” (HR al-Bukhari dan Muslim).
Baca Juga: Keutamaan Surat Al Hajj untuk Jodoh dan Doa untuk Memilih Jodoh, Masya Allah!
Niat Puasa Ramadan
Foto: Orami Photo Stock
Jika melakukan puasa 2022 hendaknya mengetahui niat puasa. Niat puasa sendiri bisa dilafalkan sebelum tidur atau setelah melakukan sahur.
Jangan sampai tidak tahu, berikut adalah lafal niatnya:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هٰذِهِ السَّنَةِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma ghadin ‘an adâ’i fardi syahri Ramadlâni hâdzihis sanati lillâhi ta‘âlâ
Artinya: “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadan tahun ini karena Allah ta’âlâ.”
Menurut mazhab Syafi’i, niat puasa Ramadan wajib dilakukan pada setiap malamnya. Artinya, satu niat untuk satu kali berpuasa.
ementara menurut Imam Malik, diperbolehkan satu kali niat puasa untuk satu bulan puasa penuh bulan Ramadan.
Oleh karena itu kita disunnahkan berniat untuk satu bulan penuh pada malam pertama Ramadan, dengan tetap niat untuk puasa-puasa berikutnya.
Supaya andaikan nanti lupa niat, maka niat pada malam pertama itu bisa mencukupi. (Qalyubi, Hâsyiyah Qalyûbî, juz 5, h. 365).
Dalam kita Sabil Al-Huda, berikut lafal niat untuk puasa 1 bulan penuh:
نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هٰذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيْدًا لِلْإِمَامِ مَالِكٍ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma jamî’i syahri ramadlâni hadzihi sanati taqlîdan lil imâm mâlikin fardlan lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya berniat puasa selama satu bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah ta’âlâ.” (KH A Idris Marzuki, Sabîl al-Hudâ, h. 51).
Perlu diketahui, ada hukum yang diperuntukkan oleh orang-orang yang tidak melakukan puasa Ramadan.
Syekh Salim bin Sumair dalam Safînah an-Najâh menjelaskan:
"Adakalanya wajib qadlha sekaligus bayar fidyah, yaitu bagi orang yang tidak berpuasa karena kekhawatiran pada selain dirinya.
Seperti ibu menyusui yang khawatir terhadap kesehatan bayinya dan orang yang memiliki tanggungan qadha puasa Ramadhan, tetapi belum diqadha sampai datang bulan Ramadhan berikutnya."
Adakalanya hanya wajib qadha, hal ini banyak terjadi seperti orang sakit ayan, orang yang melakukan perjalanan jauh, lupa niat pada waktu malam, dan lain-lain.
Adakalanya hanya wajib membayar fidyah tanpa qadha, yaitu orang tua renta. Adakalanya tidak wajib qadha dan tidak wajib fidyah, yaitu orang gila yang tidak sengaja gilanya. (Salim bin Sumair, Safînah an-Najâh, h. 114)".
Nah, itu dia Moms mengenai puasa 2022. Semoga kita semua diberikan keberkahan selama bulan Ramadan ini, ya!
- https://islam.nu.or.id/ramadhan/panduan-lengkap-puasa-ramadhan-dalil-tata-cara-dan-ketentuannya-y9BJv
- https://islam.nu.or.id/syariah/rukyatul-hilal-cara-sah-menentukan-awal-ramadhan-nuCJZ
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.