14 Agustus 2024

Mengenal Sejarah Revolusi Hijau dan Dampaknya bagi Dunia

Bagaimana Revolusi Hijau terjadi?

Revolusi Hijau adalah modernisasi pertanian di negara berkembang, termasuk Indonesia untuk meningkatkan produktivitas pangan.

Dilaksanakan pada era Orde Baru (1970-1980), Revolusi Hijau di Indonesia melibatkan investasi besar di sektor pertanian dengan fokus pada sistem irigasi, penggunaan pupuk dan pestisida yang tepat, serta varietas unggul.

Tujuan utamanya adalah mengubah pertanian tradisional menjadi lebih efisien dan produktif melalui penerapan teknologi modern.

Latar Belakang Revolusi Hijau

Latar Belakang Revolusi Hijau
Foto: Latar Belakang Revolusi Hijau (Freepik.com)

Melansir dari Vaia, Revolusi Hijau atau biasa dikenal Revolusi Pertanian Ketiga adalah periode transfer teknologi pada 1960-an dan 1970-an yang meningkatkan hasil panen di negara-negara berkembang, merespons krisis kelaparan.

Meski membawa manfaat seperti peningkatan hasil panen dan keuntungan ekonomi, Revolusi Hijau juga berdampak negatif, termasuk penurunan keanekaragaman hayati, degradasi ekosistem, dan peningkatan emisi gas rumah kaca.

Baca Juga: Ekosistem Hutan: Pengertian, Komponen, Tipe, dan Fungsinya

Tujuan Revolusi Hijau

Pertanian Modern
Foto: Pertanian Modern (Freepik.com)

Tujuan utama Revolusi Hijau adalah meningkatkan produktivitas pertanian melalui varietas unggul dan teknologi modern, untuk mengatasi krisis kelaparan global.

Pertanian harus mampu memenuhi permintaan makanan yang meningkat dan beradaptasi dengan perubahan iklim.

Pendekatan berkelanjutan berbasis inovasi teknologi akan menjadi kunci menjaga ketahanan pangan di masa depan.

Revolusi Hijau di Indonesia

Pertanian Modern
Foto: Pertanian Modern (Freepik.com)

Revolusi Hijau dimulai di Meksiko pada 1940-an oleh Ford dan Rockefeller Foundation untuk meningkatkan produksi gandum dan padi, serta tanaman lain seperti jagung dan millet.

Di Indonesia, program ini diterapkan pada era Orde Baru dengan modernisasi pertanian melalui sistem irigasi, pupuk, pestisida, dan varietas unggul.

Cara pemerintah Indonesia mendorong Revolusi Hijau dengan program Bimas (Bimbingan Massal) dan Panca Usaha Tani yang mendorong petani untuk menggunakan bibit unggul, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, pengairan, dan perbaikan cocok tanam.

Program Bimas kemudian berkembang menjadi program Intensifikasi Massal (Inmas), pemerintah mengeluarkan kebijakan subsidi bibit unggul, pupuk, pestisida, dan teknologi lainnya.

Program Bimas dan Inmas menjadikan Indonesia swasembada pangan pada 1980-an.

Baca Juga: Ciri-ciri dan Jenis Hutan Musim, Yuk Ajarkan pada Si Kecil!

Dampak Revolusi Hijau

Pertanian Modern
Foto: Pertanian Modern (Freepik.com)

Berikut dampak yang timbul akibat program pertanian tersebut.

Dampak Positif

  1. Munculnya tanaman jenis unggul dengan umur pendek, meningkatkan intensitas penanaman pertahun, namun juga memerlukan tenaga kerja yang lebih banyak.
  2. Meningkatkan pendapatan petani, meskipun biaya produksi juga meningkat, namun tingkat produksi yang tinggi memberikan keuntungan lebih besar daripada pertanian tradisional.
  3. Meningkatkan kesadaran petani dan masyarakat tentang pentingnya teknologi.
  4. Hasil melimpah merangsang pertumbuhan ekonomi masyarakat.
  5. Menjadikan Indonesia sebagai negara swasembada pangan besar dunia pada dekade 1980-an.
  6. Meningkatkan pemenuhan pangan pokok khususnya serealia untuk kebutuhan karbohidrat.
  7. Mengatasi kelaparan untuk beberapa waktu tertentu.

Baca Juga: Memahami Fenomena dan Akibat Revolusi Bumi bagi Kehidupan

Dampak Negatif

  1. Kepunahan keanekaragaman hayati, terutama varietas lokal yang tidak sesuai dengan teknologi modern.
  2. Degradasi ekosistem, terutama akibat penggunaan berlebihan pestisida dan pupuk kimia.
  3. Perubahan iklim, terutama karena penggunaan pupuk kimia yang menghasilkan emisi gas rumah kaca.
  4. Ketergantungan pada pupuk kimia dan pestisida.
  5. Peningkatan pengaruh ekonomi uang dalam struktur sosial di pedesaan.
  6. Perubahan dalam sistem bagi hasil dan penurunan peluang kerja di daerah pedesaan.
  7. Peningkatan produksi pangan yang tidak selalu berdampak bagi petani miskin.

Demikian penjelasan tentang sejarah Revolusi Hijau dan dampaknya bagi dunia.

Semoga informasi ini bermanfaat, ya!

  • https://www.hellovaia.com/explanations/human-geography/agricultural-geography/green-revolution/
  • https://study.com/academy/lesson/what-is-the-green-revolution-definition-benefits-and-issues.html
  • https://www.sciencedirect.com/topics/earth-and-planetary-sciences/green-revolution
  • https://www.pbs.org/wgbh/americanexperience/features/green-revolution-norman-borlaug-race-to-fight-global-hunger/
  • https://repositori.kemdikbud.go.id/27692/
  • https://www.baznaskotabogor.or.id/opinion/column/173-revolusi-hijau-baru
  • https://bakri.uma.ac.id/revolusi-hijau-dan-masa-depannya-dalam-pertanian/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.