20 Oktober 2022

Reward Eating Sebagai Bentuk Penghargaan Atas Pencapaian, Apakah Aman?

Jangan dilakukan terus-menerus, ya

Moms dan Dads mungkin sudah tidak asing dengan istilah reward eating.

Meski sekilas terlihat sepele, keadaan tersebut tidak biasa dibiarkan terus terjadi, lho.

Yuk, pahami pengertian reward eating dan mengapa hal ini kurang jika dilakukan secara berulang.

Cek selengkapnya di bawah ini, ya, Moms!

Baca Juga: 6 Rekomendasi Tempat Makan Keluarga di Surabaya, Bisa Reservasi untuk Banyak Orang

Apa Itu Reward Eating?

Reward Eating dengan Makanan Manis
Foto: Reward Eating dengan Makanan Manis (Repeller)

Moms dan Dads pasti telah mengajarkan Si Kecil berbagai hal yang baik untuk menunjang tumbuhan kembangnya.

Ketika Si Kecil berhasil melakukannya, Moms dan Dads pasti akan merasa sangat bangga.

Tak jarang, rasa bangga tersebut diungkapkan dengan memberikan Si Kecil apresiasi berupa hadiah, salah satunya makanan.

Kondisi tersebutlah yang dinamakan dengan reward eating.

Contoh sederhananya, Moms dan Dads memberikan sepotong kue ketika Si Kecil berhasil menyelesaikan pekerjaan rumahnya dengan baik.

Mengapa harus dengan makanan? Alasannya, karena makanan bisa membuat anak merasa lebih baik.

Hal tersebut khususnya jika makanan yang diberikan adalah favorit Si Kecil.

Dengan begitu, reward eating dijadikan sebagai 'jurus' dalam mengendalikan perilaku anak.

Apabila dilakukan sesekali, hal tersebut tidak ada salahnya.

Namun, reward eating ini dapat memberikan dampak buruk apabila dilakukan terus-menerus, menurutChild Feeding Guide.

Reward eating yang dilakukan terus-menerus dapat menciptakan kebiasaan yang akan dibawa oleh anak hingga ia tumbuh dewasa.

Ia pun akan menjadikan makanan sebagai hadiah atas pencapaian yang telah diraihnya.

Bila pilihan makanannya tidak sehat, ditambah dengan porsinya yang besar, tentu tidak akan menyehatkan bagi tubuh.

Oleh karena itu, Moms dan Dads tidak boleh terus-menerus menjadikan makanan sebagai hadiah atas pencapaian Si Kecil.

Baca juga: Anoreksia: Eating Disorder yang Ditandai Ketakutan Berlebihan Menjadi Gemuk Setelah Makan

Reward Eating Bisa Menyertai Gangguan Mental

Wanita dengan Binge Eating Disorder
Foto: Wanita dengan Binge Eating Disorder (Health Digest)

Ternyata, reward eating juga bisa menjadi terjadi beriringan dengan gangguan kesehatan mental, lho.

Bahkan, salah satu bentuk penghargaan pada diri sendiri ini cenderung berdampak buruk bagi pengidap penyakit mental.

Misalnya, pada kasus bulimia, yakni penyakit mental yang menyebabkan episode makan berlebihan dan mencoba menurunkan berat badan dengan cara cepat yang tidak sehat.

Ketika reward eating hadir dalam episode makan berlebihan, tentu porsi makanan yang dikonsumsi akan jauh lebih besar.

Makan dalam jumlah besar dalam waktu cepat tidak baik untuk kesehatan sistem pencernaan.

Bila hal tersebut menyebabkan kenaikan berat badan, pengidap bulimia akan bersikeras untuk menurunkannya.

Cara yang dilakukan pun sangat jauh dari kata sehat.

Pengidap bulimia mungkin akan memuntahkan makanannya atau menahan diri untuk tidak makan sama sekali.

Pada kasus ekstrem, pengidap dapat mengonsumsi obat pencahar tanpa peduli dosis guna mengeluarkan seluruh makanan yang masuk ke dalam tubuhnya.

Keadaan tersebut sama halnya dengan binge eating disorder, yakni gangguan makan berlebihan tanpa terkontrol.

Reward eating yang terjadi pada pengidap binge eating disorder membuat pengidapnya makan dalam jumlah besar secara terus-menerus.

Dampaknya, tentu bisa menyebabkan kenaikan berat badan yang berujung pada obesitas.

Moms dan Dads pasti tahu bahwa obesitas adalah salah satu faktor risiko penyakit jantung dan stroke, bukan?

Baca juga: Kenali 8 Gangguan Sistem Pencernaan serta Penanganannya

Cara Mengatasi dan Mencegah Reward Eating

Berlibur Bersama Keluarga
Foto: Berlibur Bersama Keluarga (Ahalong)

Memberi hadiah untuk Si Kecil maupun diri sendiri dengan makanan tidak menjadi masalah, asalkan hanya dilakukan sesekali saja.

Jika Moms atau Dads khawatir terjebak dengan kebiasaan reward eating, tak perlu ragu untuk mengganti hadiah makanan dengan hal lain yang disukai.

Berikut ada beberapa inspirasi untuk mengganti makanan sebagai hadiah:

1. Pergi Berlibur

Mengajak Si Kecil pergi berlibur ke tempat yang ia sukai bisa menjadi hadiah ketika ia berhasil meraih suatu sesuatu yang baik.

Bahkan, liburan bisa menjadi waktu berkualitas bagi Moms, Dads, dan Si Kecil di tengah sibuknya kegiatan.

Mengunjungi wisata edukasi bahkan bisa memberikan manfaat lebih banyak untuk tumbuh kembang Si Kecil, lho!

2. Memberikan Waktu Bebas

Tidak cuma orang dewasa, anak-anak kerap kali memiliki jadwal padat. Mulai dari mengikuti sekolah formal hingga pendidikan tambahan.

Kondisi ini membuat Si Kecil membutuhkan waktu luang untuk dirinya sendiri.

Nah, waktu luang ini bisa dimanfaatkan anak untuk melakukan berbagai aktivitas positif yang disukai.

Ia bisa bermain, menonton TV, atau bermain game lebih lama dari biasanya.

Namun, Moms dan Dads tetap harus memantau aktivitasnya, ya. Supaya, tidak sampai melebihi waktu yang disepakati.

Baca juga: 15 Film Keluarga Menarik untuk Quality Time bersama Sang Buah Hati

3. Membelikan Benda yang Diinginkan

Anak-anak pasti memiliki daftar benda-benda yang ingin ia punya.

Contohnya saja, mainan, pakaian, tas, atau buku yang ingin ia baca.

Membelikan benda yang diinginkan bisa menjadi pengganti reward eating, lho.

Namun, Moms dan Dads juga harus mempertimbangkan harga, jumlah, dan kebutuhan Si Kecil.

Jangan sampai, hal tersebut malah membuat anak bersikap boros nantinya.

4. Berikan Pujian

Semua orang suka dipuji, termasuk Si Kecil.

Pujian bisa menjadi bentuk apresiasi Moms dan Dads terhadap kerja keras Si Kecil dalam mencapai sesuatu.

Bahkan, pada beberapa kasus, anak-anak lebih menyukai pujian ketimbang memberikan makanan atau barang ini dan itu.

Hal tersebut karena pujian menjadi bentuk kasih sayang, perhatian, dan ketulusan orang tua kepada Si Kecil.

Positifnya, pujian juga bisa mendorong anak untuk terus mengubah dirinya menjadi sosok yang lebih baik.

Baca juga: 10 Rekomendasi Aplikasi Pengatur Keuangan Keluarga

Kombinasi dari reward yang disebutkan di atas tentu akan lebih baik daripada memilih satu jenisnya saja.

Pastikan juga untuk tidak berlebihan dalam memberikan hadiah kepada Si Kecil, ya, Moms.

Hal ini sangat penting untuk dipahami, baik untuk mengasuh Si Kecil maupun dalam mencintai diri sendiri (self love).

Nah, dari banyak contoh reward yang dijelaskan, manakah yang sudah pernah Moms dan Dads coba?

Ingatlah untuk tidak memberikan reward eating maupun bentuk penghargaan lainnya secara berlebihan atau terus-menerus, ya!

  • https://www.verywellfit.com/ways-to-reward-yourself-without-food-3495579
  • https://www.childfeedingguide.co.uk/tips/common-feeding-pitfalls/food-as-a-reward/
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/eating-disorders/symptoms-causes/syc-20353603
  • https://www.nationaleatingdisorders.org/toolkit/parent-toolkit/reward

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.