Ririn Dwi Aryanti Diminta Stop Punya Anak, Ini Risiko Persalinan Sesar Lebih dari Dua Kali
foto: instagram.com/ririndwiariyanti
Pasangan artis Ririn Dwi Aryanti dan Aldi Bragi baru saja dikaruniai anak ketiga. Anak lelaki pertama pasangan ini lahir melalui operasi sesar pada Minggu (15/4).
Proses kelahiran bayi bernama Ramy Alfie Utomo itu ternyata tidak mudah. Dalam sesi konferensi pers, Aldi bercerita bahwa istrinya harus berjuang antara hidup dan mati untuk melahirkan Ramy.
foto: instagram.com/adirakania
Ririn yang punya riwayat HB rendah berpotensi mengalami banyak implikasi saat melahirkan, termasuk pendarahan. Aldi juga menyebutkan bahwa proses operasi sesar yang ketiga kalinya juga meningkatkan risiko saat melahirkan.
Dengan riwayat HB rendah dan dua operasi sesar sebelumnya, proses persalinan Ririn kemarin jadi lebih sulit. Jika biasanya operasi sesar bisa diselesaikan dalam waktu 30 menit, operasi Ririn berlangsung hingga hampir dua jam.
Dengan pengalaman proses persalinan yang menegangkan itu, Aldi dan Ririn dianjurkan untuk berhenti memiliki anak, apalagi proses pemulihan Ririn pasca operasi berlangsung lebih lama dari biasanya. Sebenarnya, apa risiko persalinan sesar yang dilakukan lebih dari dua kali?
Baca juga: Perawatan Pasca Tindakan Operasi Sesar, Bagaimana Merawat Jahitan Agar Tidak Infeksi?
Risiko Persalinan Sesar Berulang Kali
Para ibu yang melahirkan dengan operasi sesar disarankan untuk tidak memiliki banyak anak. Dr Jason S James dari Department of Obstetrics and Gynecology Baptist Hospital Miami mengatakan bahwa operasi di area perut, termasuk sesar, akan menimbulkan penebalan jaringan. Hal itu akan berakibat pada proses yang lebih sulit pada operasi sesar setelahnya.
Semakin sering melakukan operasi sesar, risiko dari operasi sesar pun semakin meningkat. Banyak praktisi kedokteran yang menyarankan agar tidak melakukan oeprasi sesar lebih dari tiga kali. Risiko itu meningkat lebih dari satu persen setelah operasi sesar ketiga.
Apa saja risikonya?
1. Transfusi darah saat proses persalinan
Saat proses persalinan sesar, ada risiko tersayatnya pembuuh darah. Hal itu akan memicu terjadinya pendarahan. Jika pendarahan sudah terlalu parah, transfusi darah jadi pilihan untuk menyelamatkan pasien.
2. Cidera usus dan kandung kemih
Operasi sesar bisa berdampak pada cidera organ lain di area tersebut. Seperti kandung kemih dan usus.
3. Pengangkatan rahim saat proses persalinan
Endometroisis dan pendarahan berat bisa menjadi penyebab rahim harus diangkat. Setelah oeparsi sesar keenam, risiko untuk pengangkatan rahim bisa sampai 9 persen.
4. Posisi plasenta abnormal pada kehamilan selanjutnya
Jaringan parut yang terbentuk di dalam daerah pelvis dapat menyebabkan penyumbatan dan rasa nyeri. Hal ini juga bisa menyebabkan komplikasi kehamilan yang akan datang. Termasuk posisi plasenta yang abnormal.
5. Pembukaan luka uterus
Sayatan di area uterus akan membuat area tersebut lebih lemah dibandingkan dengan area lainnya.
6. Penebalan jaringan pada area sayatan
Penebalan jaringan ini akan membuat proses persalinan selanjutnya lebih sulit.
7. Hernia
Saat melakukan operasi sesar, dokter menyayat bagian perut. Ketika sayatan yang belum kering mendapatkan tekanan, lapisan perut akan terdorong keluar melalui sayatan. Ini yang menjadi penyebab hernia.
8. Diastasis recti
Diastasis recti merupakan kondisi di mana otot-otot besar di perut terpisah. Hal ini menyebabkan perut sulit kempes setelah melahirkan.
9. Mati rasa dan nyeri di area sayatan
Bius lokal akan membuat area tersebut mati rasa dan menimbulkan ketidaknayaman pada pasien. Pada beberapa kasus tertentu, reaksi alergi juga akan muncul di area tersebut.
10. Endometriosis
Endometriosis adalah gangguan yang sering menyakitkan di mana jaringan yang biasanya melapisi bagian dalam lahir, tumbuh di luar rahim. Endometriosis dapat menyebabkan rasa sakit yang parah terutama selama menstruasi.
Itulah risiko dari oeparsi sesar yang berulang. Jika Moms yang sebelumnya pernah operasi sesar ingin hamil lagi, konsultasikan dengan dokter kandungan terlebih dahulu ya!
(AND)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.