14 February 2025

Dampak Puasa bagi Ibu Menyusui, Apakah Bisa Memengaruhi ASI?

Ketahui juga tanda-tanda ibu menyusui harus berhenti puasa

Ditinjau secara medis oleh

dr. Nia Wulan Sari, CIMI

Dokter Umum dan Konselor Laktasi — Rumah Sakit Pondok Indah, Bintaro Jaya

Artikel ditulis oleh Amelia Riskita Putri
Disunting oleh Orami Author

Moms yang sedang menyusui perlu tahu dampak puasa bagi ibu menyusui sebelum memutuskan untuk tetap berpuasa saat bulan Ramadan.

Hal ini penting dipahami agar ibu menyusui tahu apakah puasa dapat memengaruhi produksi dan kualitas ASI atau tidak.

Apakah Puasa Memengaruhi Produksi ASI?

Apakah ASI berkurang saat puasa menjadi kecemasan umum bagi ibu menyusui yang ingin berpuasa.

Whatsapp channel

Join Whatsapp Channel Orami untuk dapat info terupdate!

Moms tentu khawatir puasa akan berdampak pada produksi ASI, baik itu kuantitas, maupun kualitasnya.

Namun, studi di jurnal Breastfeeding Medicine menemukan bahwa tidak ada perbedaan pada komposisi karbohidrat, protein, dan lipid pada ASI ibu yang berpuasa dengan yang tidak berpuasa.

Sehingga disimpulkan bahwa puasa Ramadan tidak memengaruhi kandungan nutrisi dalam ASI.

Jika soal kualitasnya tidak berubah, bagaimana dengan kuantitasnya?

Australian Breastfeeding Association menjelaskan bahwa puasa biasanya tidak mempengaruhi pasokan produksi ASI.

Pasokan ASI dapat menurun jika ibu menyusui mengalami dehidrasi.

Karena itu, penting bagi ibu menyusui yang ingin berpuasa untuk cukup cairan agar kuat berpuasa dan terhindar dari dehidrasi.

Dampak Puasa bagi Ibu Menyusui

ASI untuk Bayi
Foto: ASI untuk Bayi (Freepik.com/nastyaofly)

Walau puasa tidak memengaruhi produksi ASI, dampak puasa bagi ibu menyusui lebih kepada kondisi ibu yang menjalaninya.

Berikut ini dampak yang mungkin dirasakan oleh ibu menyusui yang berpuasa.

1. Risiko dehidrasi

Jika ibu tidak cukup minum saat sahur dan berbuka, dehidrasi bisa terjadi, yang berisiko menyebabkan pusing, lemas, sakit kepala, atau urine berwarna gelap.

2. Penurunan energi dan kelelahan

Ibu menyusui membutuhkan lebih banyak kalori.

Jika asupan makanan kurang mencukupi saat sahur dan berbuka, ibu bisa merasa cepat lelah, lesu, dan kurang bertenaga.

3. Gangguan konsentrasi dan mood

Kurangnya energi akibat puasa bisa menyebabkan ibu merasa lebih mudah lelah, kurang fokus, dan terkadang lebih emosional.

Tanda Ibu Menyusui Harus Berhenti Berpuasa

Ibu Menyusui
Foto: Ibu Menyusui (Babynutrition.be)

Setelah mengetahui bahwa dampak puasa bagi ibu menyusui dapat berpengaruh pada kondisi dan kesehatan Moms perlu lebih waspada dan membatalkan puasa, jika muncul tanda-tanda bahaya.

Jika diabaikan, hal ini mungkin akan memperburuk keadaan.

Lantas, apa saja tanda bahaya pada ibu menyusui sehingga disarankan untuk membatalkan puasanya? Mari kita cari tahu.

1. Jumlah Produksi ASI Menurun

Menurut dr. Nia Wulan Sari, CIMI, Dokter Konselor Laktasi RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, kuantitas dan kualitas ASI tidak dipengaruhi oleh seberapa banyak makanan yang kita konsumsi, tetapi dipengaruhi oleh kualitas dan gizi yang terkandung didalam makanan yang dikonsumsi.

Jika ibu menyusui mengonsumsi makanan dengan kualitas dan gizi yang baik, bayi bisa tetap bisa memeroleh semua nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya.

"Namun Moms perlu waspada jika jumlah ASI sedikit dan terus berkurang serta disertai dengan rasa haus yang berlebihan selama berpuasa.

Hal ini bisa menjadi tanda bahwa tubuh kita sedang mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan, yang berdampak langsung pada jumlah produksi ASI," jelasnya.

2. Jarang Buang Air Kecil dan Urine Berwarna Kuning Pekat

Selain jumlah ASI yang menurun, Moms yang jarang buang air kecil saat berpuasa, dan mengeluarkan urine berwarna kuning pekat juga menjadi tanda bahwa tubuh sedang mengalami dehidrasi.

Kesehatan ibu dan bayi sangat penting, oleh karena itu, jika ibu merasa bahwa kondisi kesehatannya terganggu karena puasa, lebih baik untuk berhenti berpuasa dan memprioritaskan kesehatan diri sendiri dan bayinya.

3. Pusing, Gemetar, Penglihatan Kabur, dan Keringat Berlebih

Ibu Menyusui Bayi
Foto: Ibu Menyusui Bayi (Healthline.com)

Gejala ini bisa menjadi pertanda bahwa Moms mengalami kadar gula rendah. Keadaan ini dikenal juga dengan hipoglikemia.

Akibatnya, ibu akan merasa lelah terus seharian, sehingga aktivitas kita pun terganggu.

Padahal kita juga harus menyusui bayi yang tentu juga akan menguras banyak energi.

Solusinya, Moms harus membatalkan puasa dan mengonsumsi minuman manis untuk meningkatkan kadar gula di dalam tubuh.

4. Mual dan Muntah

Rasa mual yang disertai dengan muntah pada ibu menyusui, juga dapat menjadi pertanda bahwa tubuh ibu kekurangan cairan.

Selain itu, mual dan muntah pada ibu menyusui juga bisa menjadi pertanda bahwa Moms mengalami gangguan pada pencernaan.

Jadi, tidak dianjurkan untuk berpuasa.

5. Mulut, Bibir, dan Mata Terasa Kering

Saat menjalankan puasa bersamaan dengan menyusui, Moms mungkin merasakan mulut, bibir, dan mata menjadi kering.

Apabila kondisi ini muncul, terutama bersamaan dengan gejala-gejala lain yang telah dijelaskan sebelumnya, sebaiknya jangan dipaksakan untuk tetap berpuasa karena hal tersebut bisa menjadi tanda awal dehidrasi.

Jika gejala dehidrasi yang parah muncul, sangat dianjurkan untuk segera membatalkan puasa dengan cara minum air putih.

Jika memungkinkan, tambahkan sedikit gula atau garam ke dalam air minum untuk membantu memulihkan energi.

Setelah itu, pastikan untuk beristirahat hingga tubuh merasa lebih baik.

"Namun, jika dalam waktu setengah jam setelah membatalkan puasa kondisi tubuh masih terasa lemas, segeralah menghubungi dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut," saran dr. Nia.

6. Bayi yang Terus Rewel

Mengutip dari laman The Healthy Muslims, bayi yang terus menerus rewel meskipun telah diberikan ASI, bisa menjadi pertanda bahwa kualitas ASI yang turun atau jumlah ASI yang berkurang.

Jika Si Kecil kenyang dan kualitas ASI terjaga saat diberikan ASI, maka ia tidak akan rewel tentunya.

Nah, jika hal yang terjadi malah sebaliknya, Moms patut waspada.

7. Penurunan Berat Badan Ibu dan Kenaikan Berat Badan Bayi Tidak Optimal

Keputusan untuk membatalkan puasa memang tidak bisa diambil begitu saja hanya berdasarkan penurunan berat badan ibu atau pertumbuhan berat badan bayi yang tidak optimal.

Namun, kedua kondisi tersebut bisa menjadi tanda bahwa asupan nutrisi selama puasa belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi.

Jika Moms menyadari adanya penurunan berat badan yang signifikan dan pertumbuhan bayi tidak sesuai dengan perkembangan yang diharapkan, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter konselor laktasi.

Pemeriksaan ini penting untuk mengetahui apakah puasa telah memengaruhi kesehatan secara keseluruhan.

Apabila setelah evaluasi kesehatan dokter menemukan bahwa puasa berpotensi mengganggu pemenuhan gizi atau pertumbuhan bayi, dokter mungkin akan menyarankan untuk menghentikan puasa atau melakukan penyesuaian tertentu.

Ingat bahwa kesehatan ibu dan bayi adalah prioritas utama, ya.

Tips Puasa untuk Ibu Menyusui

Tips Puasa saat Menyusui
Foto: Tips Puasa saat Menyusui (Orami Photo Stock)

Setelah mengetahui kemungkinan dampak puasa bagi ibu menyusui, pahami juga yuk cara berpuasa yang aman dan nyaman bagi busui.

Berikut ini beberapa tips untuk ibu menyusui yang bisa Moms terapkan agar tetap bisa beribadah di bulan Ramadan selama meng-ASI-hi Si Kecil.

1. Minum Banyak Air Putih saat Sahur dan Buka Puasa

Telah dijelaskan di atas bahwa salah satu dampak puasa bagi ibu menyusui yang mungkin muncul adalah dehidrasi.

Oleh karenanya, pastikan untuk minum banyak air putih saat berbuka dan sahur untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.

Hal ini penting untuk memproduksi ASI yang cukup dan mencegah dehidrasi sehingga Moms bisa beribadah dengan nyaman.

2. Pilih Makanan Bergizi

Saat berbuka puasa dan sahur, pilihlah makanan yang bergizi dan seimbang, termasuk sumber protein, karbohidrat kompleks, lemak sehat, serta buah-buahan dan sayuran.

Makanan bergizi ini akan membantu memberikan energi dan nutrisi yang cukup bagi ibu dan bayi.

Selain itu, hindari makanan pedas dan berlemak karena dapat menyebabkan gangguan pencernaan, yang mungkin tidak nyaman bagi ibu dan bayi.

3. Istirahat yang Cukup

Saat berpuasa, Moms mungkin merasa lebih lelah karena kurangnya asupan makanan dan minuman, sehingga penting untuk memberikan tubuh istirahat yang cukup.

Jadi, pastikan untuk tidur yang cukup di malam hari dan jika memungkinkan, coba untuk beristirahat sebentar di siang hari untuk mengisi energi.

Dengan istirahat yang cukup, Moms dapat menjaga keseimbangan tubuh dan berpuasa dengan nyaman.

Baca Juga: Apakah Suntik KB Membatalkan Puasa? Ini Jawabannya!

Itulah dampak puasa bagi ibu menyusui, beserta tanda-tanda yang akan muncul jika ibu menyusui mengalami gangguan saat berpuasa, serta tips puasa selama meng-ASI-hi.

Semoga bisa membantu Moms yang sedang menyusui dan ingin tetap beribadah di bulan Ramadan, ya.

  • https://www.babycentre.co.uk/a1028957/breastfeeding-and-fasting
  • https://www.lllc.ca/fasting-and-breastfeeding
  • https://www.mammas.org.uk/ramadan.html#:~:text=Keep%20cool%20and%20rest%20as,added%2C%20to%20rehydrate%20you%20quickly.
  • https://thehealthymuslims.com/nutrition/breastfeeding-fasting/
  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/37615571/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


ADVERTISEMENT

advertisement

FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.