Risma Menangis Sampai Bersujud saat Rapat dengan IDI, Ini 3 Risiko Kesehatan Meluap-luapkan Emosi
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, menangis hingga sujud di hadapan para dokter saat melakukan audiensi bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Balai Kota Surabaya, Senin (29/6). Sontak hal itu membuat banyak orang kaget dan berbondong-bondong membantu Risma berdiri dari lantai.
Diketahui Risma melakukan hal tersebut usai seorang dokter berinisial S menyampaikan bahwa rumah sakit di Surabaya sudah kelebihan kapasitas dan banyak masyarakat yang belum mematuhi protokol kesehatan.
Dengan suara parau, Risma menjawab bahwa pihaknya merasa tidak terima apabila disalahkan atas hal tersebut, karena dalam pelaksanaannya Risma mengaku tidak bisa masuk ke rumah sakit.
Berkaca dari hal tersebut, luapan emosi yang berlebihan ternyata bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Bahkan sejumlah penelitian menyebutkan bahwa meluapkan emosi secara berlebihan bisa berpengaruh terhadap cara berpikir dan bertindak seseorang.
Risiko Meluapkan Emosi Berlebihan untuk Kesehatan
Meskipun banyak orang menyarankan untuk tidak memendam emosi, namun luapan emosi yang meledak-ledak dan berlebihan memiliki dampak buruk bagi kejiwaan.
Terlebih jika Moms mengalaminya setiap hari, keinginan untuk menyalahkan orang lain dan diri sendiri hingga menyebabkan stres bisa jadi salah satu risiko kesehatan yang diakibatkan oleh luapan emosi yang berlebihan.
Tak hanya itu, ada risiko lainnya yang mengintai saat meluapkan emosi yang berlebihan.
1. Penyakit Jantung Koroner
Foto: Orami Photo Stocks
Menurut penelitian yang dilakukan oleh ML Staicucorresponding dan M Cuţov berjudul Anger and health risk behaviors disebutkan bahwa emosi dan amarah yang meluap-luap bisa berdampak langsung pada penyakit kardiovaskular melalui sistem saraf simpatik da menyebabkan pembebasan pada hormon stres secara berlebihan.
Hal ini bisa mengakibatkan gangguan irama jantung, masalah pada bagian vaskular. Selain itu, adanya hubungan antara ekspresi kemarahan dan hipertensi menjadikan risiko penyakit jantung koroner lebih banyak menyerang mereka yang mudah marah dan tersulut emosi.
2. Bulimia
Foto: Orami Photo Stocks
Emosi dan amarah yang meluap-luap juga jadi salah satu aspek seseorang rentan mengidap bulimia.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Engel SG at all, berjudul The relationship of momentary anger and impulsivity to bulimic behavior, dijelaskan bahwa beberapa pasien bulimia dalam penelitian tersebut mengungkapkan adanya emosi negatif dengan kebiasaan makan yang tidak teratur sehingga menyebabkan seseorang mudah marah dan meluapkan emosinya secara berlebihan.
Hal ini dikarenakan, luapan emosi yang berlebihan memungkinkan seseorang merasa tertekan bahkan hingga muntah atau makan berlebihan.
Tak jarang mereka yang memiliki emosi tidak stabil melakukan diet ketat hingga olahraga berlebihan sebagai bentuk pengendalian diri yang mana bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Baca Juga: 3 Gejala Diabetes yang Mudah Dikenali
3. Diabetes
Foto: Orami Photo Stocks
Selain itu, emosi yang berlebihan juga rentan terkena risiko penyakit diabetes tipe 2 melalui hubungan yang buruk antara perilaku, kesehatan, dan pola makan sehingga mengakibatkan obesitas.
Selain karena emosi yang tak stabil, diabetes terjadi juga karena gabungan gaya hidup yang tidak sehat. Bahkan para ahli menyebut bahwa individu dengan tingkat kemarahan yang tinggi cenderung memiliki gaya hidup buruk seperti merokok dan mengkonsumsi makanan tinggi kalori yang bisa menyebabkan diabetes.
Bagaimana Cara Mengendalikan Emosi yang Meluap-luap?
Emosi dan amarah yang tak terkendali bisa memicu masalah yang lebih besar terutama pada kesehatan mental seseorang.
Sehingga penting untuk bisa mengontrol dan mengendalikan emosi yang berlebihan dengan cara mengevaluasi dari mana datangnya emosi tersebut lalu mengelolanya dengan baik.
Berikut beberapa cara yang bisa Moms lakukan untuk mengendalikan emosi yang meluap-luap.
1. Tenangkan Tubuh dan Pikiran
Foto: Orami Photo Stocks
Ketika Moms merasa emosi yang menggebu-gebu, maka cara terbaik untuk mengendalikannya ialah dengan menenangkan tubuh dan pikiran.
Lakukan latihan pernapasan sembari memfokuskan pikiran ke hal-hal yang membuat Moms bahagia selama beberapa menit sambil menghitung satu hingga 10. Lakukan hal ini setiap kali Moms merasa ingin marah atau emosi.
2. Identifikasi Penyebab Emosi yang Meluap-luap
Foto: Orami Photo Stocks
Ketika Moms merasa sedih, marah, dan kecewa tak jarang Moms tidak tahu apa yang membuat Moms merasakan emosi yang demikian.
Akibatya, Moms melupakannya kepada orang-orang yang tidak bersalah. Maka dari itu, Moms perlu mengidentifikasi penyebab emosi dan amarah yang Moms rasakan.
Moms bisa menuliskan perasaan ke dalam jurnal secara runtut dan jelas, curhat dengan orang terdekat mengenai apa yang Moms rasakan, atau meminta bantuan dari orang yang ahli di bidangnya.
Hal ini bisa membantu Moms dama mengelola stres dan emosi yang berlebihan.
Baca Juga: Seni Adalah Salah Satu Cara Mengatasi Stres Pada Anak
3. Lakukan Teknik Manajemen Stres
Foto: Orami Photo Stocks
Teknik ini dilakukan dengan cara menggeser perspektif atau pandangan Moms saat dihadapkan pada sebuah permasalahan yang menyulut emosi.
Dengan cara ini, Moms bisa mengatur tingkat stres akibat luapan emosi sekaligus melihat setiap permasalahan dari sisi yang berbeda dan fokus terhadap solusi.
Berbincang dengan orang lain terkait permasalahan yang dihadapi juga bisa jadi cara untuk melihat perspektif yang berbeda dalam diri orang tersebut sehingga bisa memberikan ide-ide lain saat Moms mengalami masalah emosi serupa.
Teknik ini juga berguna untuk membangun ketahanan emosi yang bisa menyulut amarah dalam diri seseorang.
Baca Juga: Cemilan Sehat Untuk Hadapi Stress
Selain ketiga cara di atas, apabila Moms merasakan emosi yang tak menentu dan menyebabkan perilaku yang berlebihan bahkan merugikan banyak orang.
Moms bisa meminta bantuan para ahli seperti dokter hingga psikolog untuk mendapatkan solusi yang terbaik atas permasalahan yang sedang Moms hadapi.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.