Ruam Tanpa Demam, Apakah Berbahaya?
Kulit Si Kecil yang sensitif rentan terkena ruam. Selain ruam yang disertai demam, ada pula ruam tanpa demam yang umumnya tidak berbahaya dan bisa hilang sendiri dalam kurun waktu tertentu.
Setiap ruam memiliki ciri masing-masing. Yuk, kenali jenis-jenis ruam tanpa demam pada bayi dan balita!
Jenis-jenis Ruam Tanpa Demam pada Bayi dan Balita
1. Milia
Foto: healthjade.com
Bintik-bintik kecil berwarna putih (milia) adalah salah satu gangguan kulit sementara yang paling sering dialami oleh bayi baru lahir. Kondisi ini muncul di wajah pada sekitar 30-50% bayi berusia beberapa hari.
Milia berukuran 1-2 mm dan paling sering menyerang hidung, namun terkadang juga tampak di tubuh serta tangan dan kaki. Tak perlu khawatir, Moms, milia biasanya akan hilang dalam beberapa minggu dan tak memerlukan perawatan.
Baca Juga: Ini Penyebab dan Cara Mengatasi Ruam pada Kulit Bayi
2. Erythema Toxicum
Foto: medsphere.files.wordpress.com
Sekitar setengah dari bayi baru lahir mengalami erythema toxicum atau bintik-bintik merah, kuning, atau putih yang timbul di wajah, tubuh, serta lengan dan paha atas. Biasanya ruam tanpa demam ini dialami bayi berusia 2-3 hari.
Bintil tersebut berwarna putih atau kuning, keras, berukuran 1-3 mm, dan memiliki dasar yang membengkak berwarna merah. Kondisi ini tidak mengganggu Si Kecil, kok, Moms, dan akan sembuh dalam 5-7 hari tanpa perlu diobati.
Baca Juga: DIY Cara Menghilangkan Ruam Pada Bayi
3. Molluscum Contagiosum
Foto: babycenter.com
Menurut artikel di situs web American Family Physician, molluscum contagiosum adalah infeksi kulit menular yang umum terjadi pada anak usia 2-11 tahun dan remaja yang aktif secara seksual. Kondisi ini disebabkan oleh virus Molluscum contagiosum dan menyerang wajah, tubuh, serta tangan dan kaki.
Bintilnya berwarna seperti kulit dan bermacam-macam ukurannya, tergantung tahap perkembangannya. Biasanya rata-rata 2-6 mm. Bentuknya seperti kubah, mulus, dan cekung di tengah seperti pusar serta memiliki inti seperti keju lunak berwarna putih.
Baca Juga: Ini Cara Mengatasi Ruam Popok pada Bayi
Penyakit kulit ini biasanya akan sembuh sendiri dalam 6-18 bulan tanpa pengobatan. Kalaupun memerlukan perawatan, Si Kecil bisa menggunakan obat oles atau menjalani operasi.
Ruamnya sendiri bisa berlangsung berbulan-bulan atau 2-4 tahun. Ingatkan Si Kecil untuk tidak memencet bintilnya, ya, Moms, karena isinya sangat menular. Hal ini untuk mencegah peningkatan risiko infeksi menyebar ke bagian tubuh lain.
4. Ruam Popok
Foto: medicalnewstoday.com
Petak-petak merah di pantat bayi atau di sekitar area popok (kelamin, paha bagian atas) disebut ruam popok. Ruam tersebut kadang disertai bintik-bintik dan lecet melepuh.
Berdasarkan informasi di situs The Pharmaceutical Journal, ruam tampak mengilat jika akut atau bersisik halus kalau sudah lama. Kulit terasa perih dan panas, sehingga membuat Si Kecil merasa tidak nyaman.
Area popok yang sering tertutup menyebabkan overhidrasi dan basah di epidermis. Lapisan penghalang epidermis yang rusak membuat zat pengiritasi dari urin dan feses masuk dan menyebabkan dermatitis kontak. Kulit yang meradang dengan cepat dikolonisasi oleh bakteri Candida albicans.
Baca Juga: Jangan Terlambat Ditangani, Ini Bedanya 3 Penyakit Dengan Gejala Ruam dan Demam Pada Bayi
Untuk mengatasinya, Moms bisa lebih sering mengganti popok atau membiarkan Si Kecil tanpa popok selama beberapa waktu. Setiap mengganti popok, jangan lupa oleskan krim untuk mengatasi ruam popok sesuai tingkat keparahan ruam yang dialami Si Kecil.
Selain empat macam ruam tanpa demam di atas, menurut laman nhs.uk, ada pula jerawat di wajah bayi serta cradle cap (kulit kepala bersisik). Keduanya bisa hilang sendiri dalam beberapa minggu atau bulan dan bisa dibantu atasi dengan sabun dan sampo bayi.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.