23 Agustus 2024

Mengenal 10 Bagian Rumah Adat Bali dan Keunikannya

Ketahui keunikan setiap rumah adat di Indonesia
Mengenal 10 Bagian Rumah Adat Bali dan Keunikannya

Foto: bramblefurniture.com

Apakah Moms sudah pernah melihat rumah adat Bali?

Provinsi Bali adalah salah satu provinsi yang sudah sejak lama menjadi destinasi wisata di Indonesia.

Tak hanya pesona alamnya yang indah, Bali juga terkenal akan budayanya yang masih kental.

Budaya tersebut salah satunya masih terlihat jelas pada bangunan rumah adat Bali yang sangat khas dan menjadi warisan budaya bangsa Indonesia.

Kenali lebih dalam mengenai rumah adat Bali, yuk!

Baca Juga: 25 Tempat Wisata Bali Terkini, Banyak Pantai Cantik!

Tentang Rumah Adat Bali

Rumah adat Bali merupakan simbol keindahan dan kekayaan budaya yang mendalam, mencerminkan harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas.

Dikenal dengan filosofi Tri Hita Karana, rumah adat ini dibangun berdasarkan tiga pilar utama: hubungan dengan Tuhan (Parahyangan), hubungan dengan sesama manusia (Pawongan), dan hubungan dengan alam (Palemahan).

Arsitektur rumah adat Bali memiliki karakteristik unik, di mana bangunannya tidak menyatu dalam satu atap, melainkan terdiri dari beberapa struktur terpisah yang masing-masing memiliki fungsi tertentu.

Seperti Bale Gede untuk peribadatan dan Bale Manten untuk pengantin baru.

Setiap elemen dalam rumah ini, mulai dari bentuk hingga hiasan, memiliki makna dan tujuan yang mendalam, menciptakan suasana yang sakral dan harmonis.

Keindahan rumah adat Bali juga terlihat dari detail arsitektur dan ornamen yang menghiasi setiap bangunan.

Hiasan ukiran yang rumit, warna-warna cerah, serta penggunaan material alami seperti kayu dan bambu, memberikan daya tarik visual yang kuat.

Ciri Khas Rumah Adat Bali

Rumah Adat Bali
Foto: Rumah Adat Bali (remotegaijin.com)

Salah satu ciri khas dari rumah adat Bali adalah adanya gapura candi Bentar yang sangat memukau.

Bagian depan rumah adat Denpasar sering kali menyerupai gerbang pura.

Terdapat 2 jenis gapura yang merupakan bangunan candi sejajar di rumah-rumah Bali. Biasanya, gapura ini adalah tempat masuk ke area halaman rumah.

Menurut artikel dari Arsitag, arsitektur tradisional Bali umumnya dipengaruhi keberadaan manuskrip Hindu bernama “Lontar Asta Kosala Kosali”.

Artinya, memuat tentang aturan-aturan pembuatan rumah atau puri hingga aturan tempat pembuatan ibadah dan juga pura.

Selain itu, arsitektur Bali juga sangat dipengaruhi oleh tradisi agama Hindu dan unsur Jawa kuno.

Oleh karena itu, rumah adat Bali biasanya menggunakan beberapa bahan seperti atap Bali jerami, kayu kelapa, bambu, kayu jati, batu, dan batu bata.

Menurut filosofi masyarakat Bali, kedinamisan di dalam hidup akan tercapai bila ada harmonisasi antara tiga aspek penting, yakni palemahan, pawongan, serta parahyangan.

Maka dari itu, pembangunan rumah adat Denpasar harus meliputi aspek tersebut yang dikenal dengan “Tri Hita Karana”.

Ragam Jenis Rumah Adat Bali dan Keunikannya

Umumnya, arsitektur rumah adat Bali didominasi dengan hiasan seperti ukiran, peralatan, dan pemberian warna.

Ragam hias rumah tradisional asal Bali juga mengandung arti tertentu untuk mengungkapkan keindahan simbol serta penyampaian komunikasi.

Berikut ini adalah beberapa jenis rumah ada Bali yang mungkin ingin Moms tahu.

1. Angkul-Angkul

Angkul-Angkul
Foto: Angkul-Angkul (Pariwisataindonesia.id)

Rumah adat Bali memang selalu punya ciri khas dengan bangunan depan gapura yang menyerupai pura. Nah, bagian depan itulah yang dinamakan angkul-angkul.

Desain angkul-angkul memiliki bentuk yang beda dibandingkan dengan pintu gerbang yang menjadi ciri khas daerah lain.

Pintu gerbang tradisional khas Bali ini selalu disertai dengan atap Bali yang disebut dengan kori.

Biasanya, angkul-angkul memiliki ukuran yang tidak terlalu besar jika dilihat dari fisiknya.

Umumnya, rumah adat Denpasar ini biasa digunakan pada rumah yang sejak awal tidak menggunakan delman ataupun jenis kendaraan tradisional di zaman dulu.

Namun, saat ini ukuran angkul-angkul terkadang disesuaikan dengan jenis kendaraan yang dimiliki.

Baca Juga: 4 Danau di Bali, Pesonanya Tak Kalah Cantik dari Pantainya

Masyarakat Bali memang tidak punya standar mengenai bentuk angkul-angkul yang harus dibangun.

Hanya saja, dalam pendiriannya, orang-orang Bali percaya kalau angkul-angkul punya makna penting dalam keberadaan sebuah bangunan.

Ada 3 makna utama yang bisa didapatkan dari keberadaan sebuah kori di dalam bangunan rumah, yakni:

  • Estetika

Keberadaan angkul-angkul memberikan nilai estetika tambahan pada desain rumah tradisional di Bali.

Bahkan, masyarakat Bali sebenarnya memiliki desain angkul-angkul atau kori yang berbeda untuk masyarakat pada kasta tertentu.

Semakin tinggi kasta seseorang, maka semakin mewah pula desain angkul-angkul yang digunakan.

  • Magis

Pembangunan angkul-angkul di Bali tidak dilakukan secara serampangan.

Di waktu yang sama, masyarakat Bali percaya kalau angkul-angkul ibaratnya adalah mulut dari rumah.

Ketika mulut dalam kondisi tertutup, maka tidak ada benda apapun yang bisa masuk, termasuk segala sesuatu yang berbau gaib.

  • Keamanan

Keberadaan angkul-angkul juga punya peran penting untuk menjaga keamanan.

Setiap angkul-angkul selalu disertai dengan apit lawang di bagian depannya.

Apit lawang itu punya makna sebagai penjaga keamanan dari segala ancaman kepada pemilik rumah.

Biasanya, apit lawang bisa berbentuk patung druapala, yang bertubuh raksasa dan tengah membawa senjata berupa gada.


2. Aling-aling

Rumah Aling-Aling
Foto: Rumah Aling-Aling (dekoruma.com)

Selanjutnya ada bagian rumah adat Bali yang dinamakan aling-aling, yang artinya adalah energi positif dan keharmonisan rumah.

Umumnya, aling-aling difungsikan sebagai pembatas pekarangan luar dan alung-alung.

Rumat adat Bali yang satu ini juga berfungsi sebagai privasi antara tamu yang belum dikenal dengan penghuni rumah.

Dahulu di Bali masyarakat umum membuat aling-aling menggunakan kelangsah (daun kelapa kering) atau kelabang mantri.

Hal ini sebagai sarana proteksi dari kekuatan negatif dimana sulaman atau ulat-ulatan dari daun kelapa tersebut diletakkan pada aling-aling.

Namun, ada yang menempatkan sebagai penghias aling-aling digunakan sebuah patung.

3. Bale Manten

Bale Manten
Foto: Bale Manten (rumah.com)

Rumah adat Bale Manten ini adalah bangunan tradisional Bali yang dikhususkan untuk kepala keluarga dan juga anak perempuan.

Rumah ini memiliki bentuk bangunan persegi panjang dan umumnya di bangun di sebelah kiri.

Bangunan ini berbentuk persegi panjang yang terdiri dari dua buah bale yang terletak di kanan dan kiri ruangan.

Bale Manten dibangun menggunakan tiang kayu yang berjumlah 8 (sakutus), dan 12 (saka roras).

Bagian bawah atau pondasi Bale Manten dibangun lebih tinggi dari pekarangan dan bangunan lainnya di dalam area rumah adat Denpasar.

Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya resapan air dan juga untuk estetika.

Jika Moms penasaran ada apa isinya, isi dari rumah adat Bale Manten ini adalah dua ruangan (bale) lainnya yang dinamakan bale kanan dan bale kiri.

Rumah adat Bale Manten kini juga telah mengalami banyak perubahan dalam bentuk arsitektur.

Menurut Lontar Hasta Kosali, bangunan rumah adat Bali ini umumnya dibangun menghadap ke sebelah utara. Bangunan rumah ini juga akan dikelilingi bale-bale.

Baca Juga: Upacara Ngaben, Tradisi Ritual Pembakaran Jenazah di Bali

4. Bale Gede

Bale Gede
Foto: Bale Gede (perwakilan.baliprov.go.id)

Sama seperti Bale Manten, Bale Gede ini berbentuk persegi panjang dan ia memiliki 12 tiang.

Bale Gede berbentuk segi empat atau persegi panjang tergantung jumlah tiang yang digunakan.

Rumah adat Bali dapat dibangun dengan beberapa macam jumlah tiang dengan sebuatan berbeda, yaitu:

  • Bale dengan tiang 6 disebut sekanem.
  • Bale dengan tiang 8 disebut sekutus astasari.
  • Jika tiangnya 9 disebut sangasari yang terdiri dari satu bale.

Ruangan ini digunakan untuk upacara adat, oleh karena itu, posisinya harus lebih tinggi dari Bale Manten.

Bale Gede umumnya cukup besar karena ia digunakan untuk tempat penyelenggaraan upacara adat.

Rumah adat Bali ini juga biasa digunakan sebagai tempat berkumpul serta menyajikan makanan khas Bali atau bisa juga untuk membakar sesajen.

5. Bale Dauh

Bale Dauh
Foto: Bale Dauh (perwakilan.baliprov.go.id)

Dalam struktur bangunan rumah adat Bali, Bale Dauh umumnya difungsikan sebagai ruangan untuk pemilik rumah menerima tamu.

Tak hanya itu, Bale Dauh juga kerap digunakan sebagai tempat untuk istirahat pada rumah adat Bali, khususnya remaja laki-laki.

Sama seperti Bale Manten, Bale Dauh juga memiliki bentuk persegi panjang dan memiliki tiang penyangga yang jumlahnya selalu berbeda antara rumah yang satu dengan lainnya.

Umumnya posisi lantai Bale Dauh ini harus lebih rendah dibanding Bale Manten.

Bale Dauh berbentuk persegi panjang dengan posisi di bagian dalam yang terdiri atas satu buah bale.

Bale Dauh dibangun dengan pondasi yang lebih rendah dari Bale Daja dan Bale Dangin.

Bangunan ini dibangun menggunakan tiang kayu yang memiliki sebutan berbeda tergantung jumlah tiang yang digunakan.

Bale dengan tiang 6 disebut sekanem, Bale dengan tiang 8 disebut sekutus/astasari, dan jika tiangnya 9 disebut sangasari.

Baca Juga: Serba-serbi Perang Bali: Tahun Kejadian dan Kronologinya!

6. Bale Sekapat

Bale Sekapat
Foto: Bale Sekapat (dekoruma.com)

Tempat untuk istirahat pada rumah adat Bali lainnya yang juga menarik yakni dinamakan Bale Sekapat.

Jika dilihat dari segi penampilan, Bale Sekapat ini adalah rumah adat Bali yang terlihat paling mewah karena penuh dengan ukiran.

Selain itu, kemewahan rumah Bale Sekapat juga bertambah berkat adanya empat tiang di bagian depan yang juga penuh dengan ukiran.

Rumah adat Bali ini umumnya berfungsi sebagai ruang bersantai untuk para anggota keluarga.


7. Sanggah

Sanggah
Foto: Sanggah (dekoruma.com)

Ini adalah pura keluarga yang merupakan jenis rumah adat Bali yang selalu ada dalam kompleks perumahan pribadi.

Fungsinya tentu saja sebagai tempat beribadah keluarga.

Nah, yang perlu diperhatikan, penempatan sanggah ini harus berada di area timur laut rumah.

Tak semua orang bisa masuk ke dalam ruangan ini, karena merupakan tempat sakral untuk beribadah.

8. Klumpu Jineng

Klumpu Jineng
Foto: Klumpu Jineng (Binus.ac.id)

Model yang satu ini merupakan bangunan rumah adat Bali yang paling unik karena bentuknya seperti rumah panggung kecil dengan bagian luar dinding menggunakan jerami kering.

Atap bangunan Bali di Klumpu Jineng juga unik dan menyerupai rumah adat Sumatera.

Klumpu Jineng adalah lumbung pangan yang difungsikan untuk menaruh gabah setelah dijemur.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Restoran dan Tips Makan di Jimbaran Bali

9. Pawaregen

Rumah Adat Bali Pawaregen
Foto: Rumah Adat Bali Pawaregen (Bukalapak.com)

Pawaregen ini bisa dibilang sebagai rumat adat Bali yang memiliki fungsi seperti umumnya dapur.

Dibandingkan rumah adat Denpasar lainnya, Paweregen tampak paling sederhana dengan lantai rendah.

Bangunan yang biasanya dibangun di arah selatan atau barat laut kompleks rumah ini juga merupakan arena untuk penyimpanan alat memasak.

10. Gapura Candi Bentar

Gapura Candi Bentar
Foto: Gapura Candi Bentar (pinterest.com)

Gapura Candi Bentar adalah salah satu bangunan tradisional atau rumah adat yang ada di Bali.

Bangunan ini memiliki keunikan arsitektur serta keindahan strukturnya yang mampu memikat turis baik itu lokal maupun mancanegara.

Dalam kitab suci Weda pun telah diatur bagaimana rumah adatnya memiliki unsur alam semesta.

Gapura Candi Bentar awalnya hanya dibangun untuk lingkungan Puri, Istana, dan Pura atau tempat suci agama Hindu.

Lambat laun, pembangunannya mulai diterapkan ke dalam bangunan milik masyarakat umum.

Bangunan gapura terdiri dari dua buah Candi Bentar yang serupa di sisi kiri dan kanan sebagai pintu masuk ke dalam pekarangan rumah.

Hal yang menarik adalah gapura ini tidak memiliki penghubung antar sisinya sehingga bagian atas dibiarkan terpisah.

Dalam setiap pendirian rumah adat Bali ini, seorang undagi harus memahami filosofi Asta Kosala Kosali.

Dimana cara masyarakat Bali dalam menjaga keseimbangan baik itu antara manusia dengan Tuhan, antar manusia, atau dengan lingkungan sekitar.

Baca Juga: 10+ Sungai di Bali Terindah, Ide Seru Wisata Rafting!

Itulah beberapa bagian rumah adat Bali yang mungkin Moms perlu tahu.

Jadi, kalau ada kesempatan untuk berkunjung ke Bali dan berfoto di salah satu rumah adat Bali, Moms sudah tahu apa saja nama dan fungsinya.

  • https://factsofindonesia.com/characteristics-of-balinese-traditional-house
  • https://www.indonesia.travel/gb/en/destinations/bali-nusa-tenggara/bali/learn-the-philosophy-of-traditional-houses-in-bali

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.