Dispepsia: Penyebab, Gejala, Cara Mencegah dan Mengatasi
Banyak dari kita sering mendengar istilah "sakit maag" saat merasakan nyeri di bagian perut, mual, atau kembung. Namun, tahukah Moms bahwa istilah medis sebenarnya bukanlah "maag" melainkan dispepsia?
Di dunia medis, "maag" tidak benar-benar ada, melainkan istilah umum yang digunakan masyarakat untuk menggambarkan gangguan pencernaan.
Dispepsia adalah kondisi yang sering terjadi, namun tidak semua orang menyadari gejalanya yang beragam.
Sebelum salah mengartikan nyeri perut sebagai sakit maag biasa, yuk kenali lebih dalam tentang apa itu dispepsia dan bagaimana cara mengatasinya.
Apa Itu Dispepsia?
Mengutip American Family Physician, dispepsia adalah gangguan pada sistem pencernaan, khususnya lambung, yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau nyeri di perut bagian atas.
Kondisi ini seringkali disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk pola makan yang buruk, stres, atau infeksi bakteri seperti Helicobacter pylori.
Meski sering dianggap sepele, dispepsia dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, apalagi jika gejalanya dibiarkan tanpa penanganan yang tepat.
Gejala Penyakit Dispepsia
Moms, mengenali gejala dispepsia sejak awal sangat penting agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.
Berikut adalah beberapa gejala umum dispepsia yang perlu Moms perhatikan:
- Rasa perih atau panas di ulu hati
- Kembung dan cepat merasa kenyang
- Mual dan muntah
- Sendawa berlebihan
- Nyeri yang menjalar ke punggung
- Sesak napas atau rasa ngos-ngosan
Gejala-gejala ini bisa bertahan selama lebih dari satu bulan, dan setiap orang mungkin akan mengalami kombinasi gejala yang berbeda-beda.
Jenis Dispepsia
Berdasarkan jenis gejalanya, dispepsia dapat dibagi menjadi beberapa kategori:
1. Dispepsia Tipe Ulkus
Gejala utama adalah rasa nyeri di ulu hati, mirip dengan rasa sakit maag yang banyak diketahui orang.
2. Dispepsia Tipe Dismotilitas
Gejala dominannya adalah kembung, mual, dan cepat merasa kenyang, sehingga Moms sering merasa perut penuh meski makan dalam porsi kecil.
3. Dispepsia Tipe Nonspesifik
Gejala-gejalanya sulit dikelompokkan dalam satu kategori tertentu, biasanya muncul bersamaan dengan gejala lain yang tidak terlalu jelas.
Jika Moms sering merasakan gejala-gejala ini, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter agar dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Baca Juga: Ciri-ciri Maag Kambuh dan Cara Mengatasi, Ingat Moms!
Penyebab Dispepsia
Banyak orang seringkali salah kaprah tentang penyebab dispepsia.
Mereka mengira "maag" terjadi karena kenaikan asam lambung semata, padahal penyebabnya jauh lebih kompleks.
Dispepsia bisa terjadi akibat keseimbangan yang terganggu antara faktor agresif dan faktor defensif dalam lambung.
Melansir Journal of Gastroenterology, berikut beberapa penyebab umum dispepsia antara lain:
1. Infeksi Bakteri Helicobacter pylori
Bakteri ini dapat menyebabkan peradangan di lambung dan sering dikaitkan dengan penyakit tukak lambung.
2. Obat-obatan
Penggunaan obat-obatan tertentu seperti aspirin, ibuprofen, atau kortikosteroid dapat memicu dispepsia.
3. Pola Makan yang Buruk
Makan tidak teratur, terlalu banyak konsumsi makanan pedas atau berlemak, serta terlalu sering minum minuman berkafein dapat memicu gangguan pada lambung.
4. Gaya Hidup Tidak Sehat
Kebiasaan merokok, minum alkohol, serta obesitas juga dapat memicu dispepsia.
Dispepsia juga dapat menjadi gejala dari kondisi medis lain seperti penyakit asam lambung (GERD), pankreatitis, atau gangguan empedu.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui penyebab spesifik dispepsia agar penanganannya lebih tepat sasaran.
Tanda Bahaya Dispepsia
Meskipun dispepsia sering dianggap sebagai gangguan yang tidak berbahaya, ada beberapa tanda yang sebaiknya tidak diabaikan karena bisa mengindikasikan masalah kesehatan yang lebih serius.
Beberapa tanda bahaya yang perlu Moms waspadai antara lain:
- Mual dan muntah yang tidak kunjung membaik
- Muntah darah atau tinja berwarna hitam (melena)
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
- Kesulitan menelan makanan
- Adanya benjolan di perut atas
- Riwayat keluarga dengan kanker lambung
- Gejala muncul setelah usia >45 atau >55 tahun
Jika Moms merasakan salah satu dari tanda-tanda ini, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang lebih lanjut.
Dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan seperti endoskopi untuk mengevaluasi kondisi lambung dan memastikan tidak ada kelainan serius.
Cara Mengatasi Dispepsia
Mengatasi dispepsia tidak selalu harus melalui pengobatan medis, namun ada beberapa langkah awal yang bisa dilakukan untuk meringankan gejalanya:
1. Mengubah pola makan
Makan dalam porsi kecil tetapi lebih sering bisa membantu meringankan beban lambung.
Hindari juga makanan berlemak, pedas, dan minuman berkafein.
2. Konsumsi obat antasida
Obat antasida bisa membantu menetralkan asam lambung dan meredakan gejala seperti perih di ulu hati.
3. Istirahat cukup
Tubuh yang lelah bisa memperburuk gejala dispepsia, jadi pastikan Moms mendapatkan istirahat yang cukup setiap harinya.
Jika gejala terus berlanjut, Moms sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.
Melansir WebMD, dokter mungkin akan meresepkan obat yang lebih kuat, seperti penghambat pompa proton atau antibiotik jika dispepsia disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori.
Selain itu, pemeriksaan lanjutan seperti endoskopi mungkin diperlukan untuk memastikan apakah terdapat kerusakan serius pada lambung atau saluran pencernaan.
Cara Mencegah Dispepsia
Mencegah dispepsia sebenarnya cukup mudah dengan menerapkan gaya hidup sehat.
Beberapa langkah yang bisa Moms lakukan untuk mencegah kambuhnya dispepsia antara lain:
1. Pola Makan Teratur
Pastikan Moms makan dalam porsi kecil tapi sering.
Hindari makan berlebihan dan jangan lupa mengunyah makanan hingga halus.
2. Hindari Makanan Pemicu
Batasi konsumsi makanan berlemak, pedas, serta minuman bersoda, alkohol, dan kafein.
3. Pertahankan Berat Badan Ideal
Kelebihan berat badan bisa meningkatkan tekanan pada lambung sehingga memperparah gejala dispepsia.
Usahakan untuk menjaga berat badan tetap ideal melalui pola makan sehat dan olahraga teratur.
4. Kelola Stres
Stres berlebihan bisa memicu peningkatan produksi asam lambung.
Moms bisa mencoba teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, atau melakukan hobi yang menyenangkan.
Dengan menjaga pola hidup sehat, Moms tidak hanya dapat mencegah dispepsia, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Baca Juga: Sering Nyeri di Ulu Hati? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Dispepsia adalah kondisi yang umum namun sering disalahartikan sebagai sakit maag.
Dengan memahami gejalanya, mengetahui penyebabnya, serta melakukan langkah pencegahan yang tepat, Moms dapat menghindari komplikasi yang lebih serius.
Semoga informasi ini bermanfaat, Moms!
Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan lambung dengan gaya hidup yang sehat dan seimbang.
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/163484#:~:text=Dyspepsia%2C%20also%20known%20as%20indigestion,full%2C%20nausea%2C%20and%20gas.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3002574/
- https://www.webmd.com/heartburn-gerd/indigestion-overview
- https://www.aafp.org/afp/2010/1215/p1459.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.