Segera Ketahui Gejala dan Penanganan Batuk Rejan Pada Bayi
Batuk rejan atau biasa disebut dengan pertusis merupakan infeksi saluran pernapasan bagian atas yang disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertusis.
Batuk rejan merupakan salah satu penyakit yang sangat cepat menular dan menyebar melalui bersin, batuk, serta kontak langsung dengan hasil sekresi yang terinfeksi, seperti air liur dan lendir.
Mari kenali lebih lanjut mengenai gejala bayi batuk rejan, hingga bagaimana penanganan yang tepat saat bayi batuk rejan.
Baca Juga: Mengenal Pertusis Alias Batuk Rejan yang Membahayakan Nyawa Bayi
Gejala Bayi Batuk Rejan
Foto: healthymetoday.net
Bayi batuk rejan biasanya berawal seperti pilek biasa yang disertai dengan gejala pernapasan atas, selama satu hingga dua minggu pertama. Lalu, bayi batuk akan semakin parah, hingga kadang bayi sulit untuk menghentikkan atau mengambil napas.
Gejala yang cukup spesifik adalah bunyi whoop saat bayi batuk. “Bunyi ‘whoop’ terdengar seperti suara terengah yang tajam saat sedang mengambil napas setelah semua udara telah keluar dari paru-paru saat batuk.
Jika tidak ada bunyi ini, maka kemungkinan akan sulit didiagnosis, karena tanda ini adalah gejala khas pertusis,” ungkap epidemiologi Tom Clark, MD, MPH, dari CDC National Center for Immunization and Respiratory Diseases, seperti dikutip dari webmd.com.
Bayi batuk rejan akan semakin parah saat malam hari. Beberapa gejala bayi batuk rejan lainnya, antara lain: bayi kehilangan nafsu makan hingga demam.
Komplikasi Batuk Rejan
Foto: mydr.com.au
Komplikasi yang dapat terjadi saat bayi batuk rejan adalah penyakit pneumonia. Saat bayi batuk parah, pembuluh darah dapat pecah karena tekanan yang dihasilkan ketika bayi batuk. Hal ini akan menyebabkan pendarahan di dalam otak dan menjadi sangat serius.
Bahaya terbesar lainnya dari batuk rejan adalah bahwa penyakit ini sering tidak didiagnosis sampai telah berkembang ke tahap yang lebih serius, yaitu ketika bayi sudah sulit bernapas.
"Anak dapat merasa tercekik karena tidak dapat bernapas. Batuk dan suara whoop bayi bisa menjadi sangat parah hingga dapat menyebabkan kematian, karena kekurangan oksigen," ungkap Profesor penyakit menular pediatrik di University of Colorado School of Medicine, Harley Rotbart, M.D., seperti dikutip dari parents.com.
Baca Juga: Mengenali Jenis Batuk Pada Bayi
Penanganan Batuk Rejan
Foto: youngparents.com.sg
Dikutip dari webmd.com, karena merupakan infeksi bakteri, batuk rejan dapat disembuhkan dengan bantuan antibiotik yang dikonsumsi selama dua minggu penuh.
Beberapa dokter juga mungkin akan memberikan perawatan oksigen tambahan, menghisap lendir dari saluran pernapasan atau memberikan cairan intravena jika bayi memperlihatkan gejala dehidrasi.
Moms juga dapat memberikan bantuan perawatan di rumah dengan menggunakan humidifier atau cool-mist vaporizer yang akan mengurangi ketidaknyamanan pernapasan bayi.
Pastikan juga bayi batuk rejan tidak terpapar langsung dengan semprotan aerosol dan asap rokok, karena dapat semakin mengiritasi saluran pernapasan. Meski mengkhawatirkan, namun bayi batuk rejan sebenarnya dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi.
Dikutip dari webmd.com, vaksinasi bayi dapat dimulai dari usia dua bulan yang akan mendapatkan vaksin pertusis disertai difteri dan tetanus. Dosis selanjutnya pada usia empat dan enam bulan.
Lalu ada pemberian booster di usia 15-18 bulan dan booster pertusis lainnya saat usia empat sampai enam tahun, atau saat Si Kecil akan masuk sekolah.
(GS)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.