30 Oktober 2024

14 Permainan Tradisional Menarik, Yuk Ajak Si Kecil Main!

Permainan lompat tali mengajarkan kesabaran dan melatih konsentrasi

Ingin mengurangi Si Kecil bermain media sosial atau gadget? Yuk, kenali aneka permainan tradisional zaman dulu yang bisa dimainkan!

Pada jurnal yang diterbitkan oleh American Academy of Pediatrics dijelaskan bahwa penggunaan elektronik oleh anak-anak dapat mengganggu perkembangan bicara dan bahasa.

Maka dari itu, para orang tua setidaknya perlu mengajarkan salah satu permainan tradisional untuk mendapatkan ajaran yang baik.

Aneka Permainan Tradisional Anak Seru

Yuk, kenalkan anak-anak pada permainan tradisional yang mendidik! Berikut daftarnya yang bisa diketahui:

1. Gasing

Gasing
Foto: Gasing (Instagram.com/nahdygraph4)

Nah, anak laki-laki zaman dulu pun punya permainan tradisional favorit, yaitu gasing atau gangsing.

Permainan anak ini sudah lama ada di Indonesia dan jadi salah satu permainan untuk mengadu kekuatan dan daya tahan gasing.

Gasing umumnya terbuat dari buah berembung kecil atau kelapa.

Buahnya tidak terlalu lonjong dan agak bulat, sehingga bisa diputar.

Buah-buahan ini banyak ditemukan di sepanjang pantai.

Tetapi, ada banyak juga replika gasing yang terbuat dari batang pohon atau bambu.

Permainan zaman dulu ini bisa dimainkan di ubin dengan membuat lingkaran tertentu.

Kemudian, gasing perlu berputar di dalam lingkaran. Gasing yang berputar paling lama adalah pemenangnya, lho!

2. Gobak Sodor

Gobak Sodor
Foto: Gobak Sodor (Wikipedia.org)

Kini, banyak anak-anak yang tak mengenali permainan tradisional yang sarat akan makna.

Diketahui, permainan anak ini bisa melatih koordinasi dan kerjasama antar tim dalam jumlah banyak, lho.

Gobak sodor adalah permainan tradisional zaman dulu lainnya yang melibatkan banyak orang atau tim.

Dalam permainan tersebut, pemain akan dibagi menjadi 2 tim dengan anggota masing-masing minimal 3 orang.

Setiap tim perlu menjaga daerahnya agar tidak dimasuki tim lawan atau pesaingnya.

Melansir dari Lingokids, anak-anak akan lebih senang jika berinteraksi dengan teman-temannya ketika bermain permainan tradisional.

Dolanan tradisional Jawa ini dapat mengenali anak tentang arti solidaritas juga, Moms.

3. Petak Umpet

Petak Umpet Anak
Foto: Petak Umpet Anak (Istockphoto.com)

Studi di jurnal Advances in Social Science, Education and Humanities Research menjelaskan, permainan tradisional punya banyak manfaat untuk perkembangan anak di berbagai aspek.

Permainan anak bisa melatih berbagai hal seperti perkembangan fisik-motorik, sosial-emosional, moral, kognitif, dan bahasa.

Petak umpet merupakan dolanan tradisional Jawa yang tak pernah lekang oleh waktu.

Cara mainnya dengan membiarkan 1 orang untuk mencari teman lainnya yang mengumpet di berbagai tempat berbeda.

Permainan ini akan mengajarkan anak sifat pantang menyerah dalam menjalani kehidupan atau tantangan.

4. Lompat Tali

Seperti namanya, cara bermain permainan tradisional ini dilakukan dengan melompati tali.

Lompat tali ini layaknya olahraga lompat tinggi, yang membedakan hanya medianya.

Permainan zaman dulu ini menggunakan gelang karet yang telah diikat simpul hingga berbentuk seperti tali berukuran panjang.

Lompat tali memerlukan setidaknya 3 orang pemain.

Sekitar 2 orang untuk memegang ujung tali karet dan 1 orang yang melompatinya.

Permainan ini terbagi menjadi beberapa tahapan.

Di awal, tali akan dibentang sangat rendah, yaitu setinggi mata kaki untuk dilompati.

Lama-lama, ketinggian ini bisa mencapai beberapa jengkal di atas kepala untuk dilewati.

Selain baik untuk fisik anak, manfaat lompat tali melatih kesabaran anak ketika menunggu giliran, pun juga melatih konsentrasi saat sedang melompati tali.

5. Engklek

Engklek atau di beberapa daerah asalnya di Indonesia juga dikenal dengan Sundah Mandah yang dalam kamus Belanda memiliki arti Sunday Monday.

Nama ini berasal dari 7 kotak yang biasa digambar di aspal dengan kapur yang melambangkan 7 hari dalam seminggu.

Cara bermainnya ini juga membutuhkan aktivitas fisik. Anak-anak akan melompati kotak tersebut dengan satu kaki setiap akan menapak pada 1 kotak dan meletakkan kedua telapak kaki jika berada pada 2 kotak berdampingan.

Sebagai awal permainan, seseorang harus melempar potongan kecil batu pipih ke dalam kotak secara berurutan.

Seseorang bisa memulai permainan jika lempengan tersebut berada dalam kotak yang dituju.

Permainan anak tradisional engklek ini tentu dapat melatih fisik anak, melatih konsentrasi, dan melatih kesabaran.

Selain itu, permainan tradisional ini juga membantu mengajarkan arti bekerja keras setelah lelah melompat dengan satu kaki dan mendapatkan "rumah" pada akhir permainan.


6. Injit-Injit Semut

Permainan tradisional ini dikenal juga karena lagu yang mengiringi selama permainan dilakukan.

Permainan ini cara bermainnya harus dilakukan paling sedikit 2 orang.

Namun, akan lebih seru jika dilakukan lebih dari 2 orang.

Injit-injit semut ini dilakukan dengan tangan yang disusun ke atas dengan saling mencubit bagian atas tangan.

Tangan yang paling bawah akan berpindah ke atas untuk mencubit tangan temannya ketika lagu selesai.

Dalam permainan ini tidak ditentukan siapa pemenangnya.

Namun yang menyenangkan adalah ketika kita dapat mencubit tangan teman kita sambil bernyanyi bersama.

Emotional quotient adalah salah satu nilai dan manfaat yang dapat diambil dari permainan ini, dimana anak dapat belajar menerima, menilai, dan mengelola emosi dengan baik.

Biasanya, pemain yang paling atas merasa sangat senang, karena ia tidak akan merasakan sakit akibat cubitan temannya.

Namun, babak berikutnya ia akan merasakan hal yang sama dengan teman-temannya, menerima cubitan.

7. Congklak

Congklak
Foto: Congklak (Indonesia.go.id)

Congklak salah satu permainan tradisional yang mendidik untuk anak-anak.

Congklak sebagai dolanan tradisional Jawa ini umumnya dimainkan oleh anak perempuan.

Cara bermainnya cukup mudah dan praktis, Moms hanya perlu menyediakan papan khusus dengan 16 lubang dan 98 butir biji-bijian atau kulit kerang.

Biasanya, congklak dimainkan oleh 2 orang pemain. Kulit kerang ditempatkan sama rata ke dalam 14 lubang di papan.

Pemain harus mengambil kulit kerang dari salah satu lubang dan meletakkannya di setiap lubang di sisi kanan.

Bahkan, permainan tradisional ini tersedia dalam versi mobile dan dapat dimainkan melalui ponsel atau tablet.

Namun, manfaatnya tak seefektif ketika bermain di dunia nyata, lho.

Manfaat bermain congklak yakni melatih konsentrasi dan daya pikir anak, Moms!

8. Ular Naga

Sepertinya permainan tradisional satu ini cukup legend, ya Moms!

"Ular naga panjangnya bukan kepalang~" itulah cuplikan lagu yang dinyanyikan anak-anak sambil memainkan permainan tradisional ular naga.

Cara bermainnya ini setidaknya membutuhkan 7 anak, 2 di antaranya akan berperan sebagai penjaga sedangkan sisanya mencoba berjalan melewati penjaga.

Para pemain hanya perlu berbaris dan menahan pemain di depan mereka pada para prajurit dan berjalan melewati para penjaga.

Saat lagu berakhir, penjaga akan mengambil satu pemain pemain yang tertangkap tereliminasi dari permainan.

Yogyakarta menjadi daerah asalnya permainan ular naga ini.

Manfaatnya yakni sebagai salah satu metode untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dalam tumbuh kembang Si Kecil.

9. Bola Bekel

Bola bekel adalah permainan tradisional dengan daerah asalnya Jawa Timur.

Permainan ini melibatkan sebuah bola dan enam buah logam yang disebut bekel.

Kata bekel atau beklen berasal dari bahasa Belanda yaitu bikkelen.

Meski biasanya dimainkan oleh anak perempuan, ternyata banyak juga anak laki-laki yang memainkan permainan ini, lho!

Sebenarnya ini adalah permainan grup, di mana pemenangnya adalah yang pertama berhasil menyelesaikan tantangan.

Cara bermainnya yakni dengan melempar bola ke udara, rentangkan bekel, lalu tangkap bola dalam sekali langkah.

Lakukan ini hingga semua bekel tertangkap.

Untuk bekel terakhir, pemain harus mengambil bekel kemudian melepaskan semua bekel yang dipegangnya, sebelum menangkap bola lagi.

Manfaat permainan ini tentu melatih ketangkasan Si Kecil, Moms.

10. Layang-Layang

Anak Main Layangan (Orami Photo Stocks)
Foto: Anak Main Layangan (Orami Photo Stocks)

Moms, jika di sekitar rumah ada lapangan yang besar dan tidak banyak orang, yuk kenalkan permainan tradisional satu ini untuk Si Kecil!

Menerbangkan layang-layang adalah salah satu permainan tradisional yang paling populer di masa lalu, lho!

Tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk membeli layang-layang, bisa hanya dengan sebatang bambu saja.

Cara bermainnya yakni dengan membuat batang bambu yang diikat dengan benang yang direkatkan pada selembar kertas atau plastik.

Kemudian terbangkan layang-layang dengan mengikuti gerakan angin.

Hati-hati ya Moms, pastikan anak-anak diawasi ketika bermain permainan yang satu ini.


11. Mobil-mobilan

Mobil mainan akan selalu menjadi permainan yang digemari anak laki-laki.

Namun, bagaimana jika kita kenalkan anak-anak dengan mobil-mobilan dari buah-buahan? Misalnya dari sisa kayu, kardus ataupun kulit buah.

Sepertinya permainan tradisional ini sudah jarang dikenalkan pada anak, ya.

Yuk, simak langkah membuat dan cara bermainnya di bawah ini:

Bahan yang dibutuhkan:

  • 2 sedotan
  • 2 batang kayu
  • Kulit melon

Cara membuat kulit melon menjadi mobil mainan:

  • Potong kulit melon menjadi empat bagian. Sisihkan satu untuk dijadikan sebagai body mobil.
  • Ambil satu lagi, bagi menjadi dua dan bentuk menjadi dua roda.
  • Ambil potongan melon lagi dan potong dua bagian yang lebih kecil dari yang pertama. Ini untuk mencegah roda jatuh.
  • Setelah itu, tusuk ke dalam bodi mobil menggunakan tongkat. Buat lubang lebih besar dengan memasukkan plastik.
  • Setelah itu, kumpulkan potongan-potongannya. Mobil mainan tradisional siap dimainkan!

Manfaat dolanan tradisional Jawa yakni dapat melatih kreativitas anak dalam berimajinasi, Moms!

12. Cublak-Cublak Suweng

Cublak-cublak Suweng adalah dolanan permainan Jawa Tengah yang juga seru untuk Si Kecil.

Di permainan ini, setiap 1 orang pemain perlu berjongkok dan membungkuk seperti meja.

Nantinya, pemain lain perlu meletakkan tangan di atas punggung pemain sambil bernyanyi.

Setiap pemain nantinya perlu memindahkan benda kecil dari tangan ke tangan dan pemain yang membungkuk nanti akan menebaknya.

Nyanyian permainan zaman dulu ini cukup ikonik dan masih terus dimainkan hingga saat ini, lho.

13. Kelereng atau Gundu

Permainan tradisional selanjutnya yang bisa Moms dan Dads ajarkan pada Si Kecil adalah kelereng atau gundu.

Namun, perlu diingat permainan ini bisa Moms ajarkan pada anak usia sekolah dasar saja ya Moms.

Sebab, ini menghindari risiko gundu dimakan atau dimasukan ke mulut oleh Si Kecil.

Cara main kelereng ini tergolong cukup mudah, karena Si Kecil hanya perlu menyentil kelereng hingga mengenai kelereng lawan.

14. Egrang

Permainan tradisional yang terakhir adalah egrang.

Permainan ini cukup populer di ibukota, tetapi menjadi salah satu jenis permainan yang sulit dimainkan, lho.

Ini karena jika hendak bermain egrang Moms perlu menjaga keseimbangan saat menaiki bambu egrang.

Sebenarnya egrang adalah tongkat panjang yang terbuat dari bambu dan tengahnya diberi pembatas untuk pijakan kaki.

Cara memainkannya Si Kecil hanya perlu menaiki atas pijakan dan berjalan menggunakan bambu tersebut,

Manfaat Permainan Tradisional

Berikut beberapa manfaat permainan tradisional:

1. Mengembangkan Kecerdasan Sosial dan Emosional

Permainan tradisional sering dimainkan secara kelompok, yang membantu anak-anak belajar bersosialisasi dan berinteraksi dengan teman sebaya.

Melalui interaksi ini, mereka dapat mengembangkan keterampilan emosional, seperti menyelesaikan konflik dan memahami nilai-nilai sosial.

2. Meningkatkan Kreativitas

Banyak permainan tradisional yang dapat dibuat dengan barang-barang sederhana, mendorong anak-anak untuk berimajinasi dan menciptakan alat permainan sendiri.

Ini tidak hanya meningkatkan kreativitas tetapi juga kemampuan problem-solving mereka.

3. Mengajarkan Nilai-Nilai Budaya

Permainan tradisional sarat dengan nilai-nilai budaya yang dapat memperkenalkan anak kepada warisan budaya daerah. Ini membantu dalam pelestarian budaya dan pemahaman tentang identitas diri.

4. Mengembangkan Keterampilan Motorik

Aktivitas fisik dalam permainan tradisional seperti melompat, berlari, dan melempar sangat baik untuk perkembangan motorik halus dan kasar anak.

Keterlibatan fisik ini juga bermanfaat untuk kesehatan secara keseluruhan.

5. Meningkatkan Kemampuan Kognitif

Permainan yang melibatkan strategi dan perhitungan, seperti congklak, dapat melatih konsentrasi dan kemampuan berhitung anak. Ini membantu dalam pengembangan kemampuan kognitif mereka.

Itulah beberapa permainan tradisional yang bisa Moms ajarkan pada Si Kecil mumpung banyak menghabiskan waktu di rumah.

Yuk, ajak Si Kecil main permainan tradisional sekaligus melestarikannya!

  • https://www.aappublications.org/news/2017/05/04/PASScreenTime050417
  • https://www.atlantis-press.com/proceedings/iccie-18/125910410
  • https://made-blog.com/permainan-tradisional/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.