Splenomegali atau Pembengkakan Limpa: Gejala, Penyebab, Pemeriksaan dan Cara Mengobatinya
Limpa pada tubuh manusia normalnya hanya berukuran 1–20 cm, dengan berat sekitar 500 gram. Namun, jika mengalami masalah, dapat mengakibatkan penyakit splenomegali atau pembesaran limpa.
Pada penderita splenomegali, ukuran limpa bisa lebih dari 20 cm dengan berat mencapai lebih dari 1 kg.
Menurut penjelasan dari Better Health Channel, limpa adalah organ yang terletak di sisi kiri perut dan memiliki dua fungsi utama, yaitu:
- Menyaring darah dan menyingkirkan sel abnormal.
- Menghasilkan komponen sistem kekebalan tubuh yang penting untuk memerangi penyakit, seperti antibodi dan limfosit.
Karena perannya yang juga sangat penting dalam berbagai fungsi tubuh lain, limpa termasuk salah satu organ dalam tubuh yang rentan mengalami gangguan.
Berikut ini adalah informasi seputar splenomegali. Apa saja ya? Disimak yuk, Moms!
Baca Juga: Mengenal Tumor Marker, Mulai dari Penjelasan, Jenis, dan Fungsinya
Gejala Splenomegali
Splenomegali umumnya tidak menimbulkan gejala khusus, tapi ukuran limpa yang membesar hingga 2 atau 3 kali akan terasa saat dokter melakukan pemeriksaan fisik.
Gejala Utama
Gejala yang muncul biasanya berkaitan dengan penyakit penyebab splenomegali, tapi bisa juga memicu kondisi seperti:
- Rasa sakit atau kencang di perut kiri atas yang terkadang menyebar ke bahu kiri.
- Gampang merasa kenyang meski tidak makan atau hanya makan sedikit, karena limpa yang membesar menekan lambung.
- Anemia, mudah lelah, mudah berdarah, dan sering infeksi.
Gejala Lainnya
Melansir Mayo Clinic, penderita splenomegali juga dapat merasa kenyang meski hanya makan dalam porsi kecil.
Hal ini dapat terjadi jika limpa membesar hingga menekan lambung, yang berada persis di sebelah limpa.
Gejala lain yang dapat muncul adalah:
- Kelelahan
- Mudah mengalami perdarahan
- Berat badan menurun
- Penyakit kuning
Bila limpa membesar sampai menekan organ lain, aliran darah ke limpa bisa terhambat sehingga fungsi limpa terganggu.
Baca Juga: Ketahui Bahaya Fatty Liver Disease Yang Mengintai Anak Obesitas
Kondisi yang Jadi Penyebab Splenomegali
Melansir dari Cleveland Clinic, berikut ini kondisi yang dapat menyebabkan pembesaran limpa.
1. Infeksi
Infeksi virus seperti HIV, serta infeksi bakteri seperti tuberkulosis atau infeksi parasit seperti malaria dapat menyebabkan limpa memproduksi antibodi dan sel kekebalan secara berlebihan (hiperplasia).
2. Penyakit Hati
Kondisi seperti hepatitis kronis atau sirosis, dapat menyebabkan tekanan di pembuluh darah yang mengalir melalui hati dan limpa.
Tekanan pembuluh darah ini yang dapat menyebabkan darah menggenang dan menyebabkan limpa membesar.
3. Kanker, Kista atau Abses
Kanker darah seperti leukemia atau myeloproliferative neoplasms (MPNs) dan limfoma dapat memperbesar limpa.
4. Penyakit Autoimun
Kondisi seperti lupus, sarkoidosis, dan artritis reumatoid dapat menyebabkan respons imun yang terlalu aktif dan hiperplasia limpa.
5. Anemia
Kondisi ini dapat membebani limpa dan membuatnya bekerja lebih berat.
6. Trombosis
Gumpalan darah yang menyumbat salah satu pembuluh di hati atau limpa dapat menyebabkan tekanan dan darah menumpuk di limpa.
Baca Juga: Manfaat Cod Liver Oil di Musim Pancaroba bagi Si Kecil
Pemeriksaan Splenomegali
Pembesaran limpa biasanya terdeteksi saat seseorang menjalani pemeriksaan kesehatan.
Namun bila ada gejala tertentu yang Moms alami, dokter akan mengecek perut bagian kiri atas yang menjadi lokasi limpa.
Melansir MedScape, orang yang bertubuh kurus, pembengkakan limpa mungkin saja bisa terasa ketika bagian tersebut diraba.
Bila mencurigai adanya pembengkakan limpa, beberapa jenis pemeriksaan penunjang di bawah ini akan dianjurkan oleh dokter untuk menegakkan diagnosis splenomegali:
1. Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan darah yang dapat dilakukan mencakup pemeriksaan darah lengkap untuk melihat jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit di dalam tubuh.
2. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) atau Computerized Tomography (CT)
Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan untuk menentukan ukuran dari limpa dan adanya pendesakan organ lain akibat limpa yang membesar.
USG dan CT scan bertujuan melihat ukuran limpa, sementara MRI akan memungkinkan dokter untuk melihat aliran darah dalam limpa.
3. Tes MRI
Pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) untuk melihat aliran darah melalui limpa.
Apabila diagnosis splenomegali sudah pasti, dokter kemungkinan akan menyarankan untuk menjalani tes-tes medis lainnya untuk mendeteksi penyebabnya.
Selain tes darah, biopsi sumsum tulang belakang juga bisa dilakukan.
Baca Juga: 15 Makanan Penurun Gula Darah dan Paling Ampuh Cegah Diabetes
Cara Mengobati Splenomegali
Splenomegali biasanya ditangani sesuai dengan kondisi yang jadi penyebabnya.
Seperti dengan radioterapi atau kemoterapi jika disebabkan oleh kanker atau transfusi darah jika disebabkan oleh thalassemia.
1. Pemantauan Kondisi Pasien
Jika Moms mengalami pembengkakan limpa tanpa gejala berarti dan penyebab yang tak pasti, dokter dapat menyarankan untuk melakukan pemantauan kondisi.
Moms akan diminta untuk kembali menjalani proses diagnosis pada 6-12 bulan kemudian.
Namun jika Moms mengalami gejala splenomegali tertentu, pemeriksaan medis akan dilakukan lebih cepat.
2. Operasi Pengangkatan Limpa
Operasi ini bisa dianjurkan ketika terjadi komplikasi splenomegali serta penyebabnya tidak bisa diketahui atau diobati.
Dalam kasus yang kronis dan kritis, operasi akan memberi peluang hidup terbaik bagi penderitanya.
Operasi pengangkatan limpa (splenektomi) dapat dilakukan pada beberapa kondisi, misalnya:
- Limpa sudah terlalu besar, fungsinya sudah menurun, dan mengganggu kerja organ lain.
- Limpa sudah terlalu besar tetapi penyebabnya tidak diketahui.
- Limpa sudah terlalu besar dan penyebabnya tidak dapat diobati.
Pastikan Moms mendiskusikan prosedur pengangkatan limpa dengan saksama bersama dokter.
Tanpa organ limpa, Moms akan lebih rentan terkena infeksi serius yang bahkan bisa membahayakan nyawa.
3. Terapi Radiasi
Terapi radiasi (radioterapi) terkadang digunakan untuk mengecilkan limpa, sehingga penderita tidak perlu menjalani operasi.
Pasien yang organ limpanya telah diangkat tetap dapat beraktivitas dengan normal, tetapi lebih berisiko terkena infeksi yang berat.
Beberapa langkah berikut ini dapat membantu mengurangi risiko infeksi pada pasien yang telah menjalani splenektomi:
- Mengonsumsi antibiotik setelah operasi atau bila ada kemungkinan terjadi infeksi.
- Lebih berhati-hati saat mengalami demam, karena kondisi ini bisa menjadi tanda adanya infeksi.
- Mendapatkan vaksinasi sebelum dan sesudah pengangkatan limpa, antara lain vaksin pneumococcal dan meningococcal.
- Vaksin Haemophilus influenzae tipe B, untuk mencegah pneumonia, meningitis.
- Menghindari berkunjung ke daerah yang sedang memiliki banyak kasus infeksi atau daerah dengan penyakit endemik.
Baca Juga: Perut Kembung dan Keras pada Anak, Apakah Akibat Makanan?
Ingat Moms, meski tidak semua penyebab splenomegali bisa dicegah dan dihindari, menjalankan pola makan dan gaya hidup sehat tetap penting.
Ini bisa untuk melindungi diri sendiri dan orang tersayang dari serangan infeksi virus yang bisa memicunya.
Apa Moms tahu hal lain yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan fungsi limpa?
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/enlarged-spleen/symptoms-causes/syc-20354326#:~:text=An%20enlarged%20spleen%20is%20also,an%20adult%20unless%20it's%20enlarged.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430907/
- https://www.healthline.com/health/splenomegaly
- https://www.sehatq.com/penyakit/splenomegali
- https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/splenomegaly
- https://emedicine.medscape.com/article/206208-overview
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/enlarged-spleen/diagnosis-treatment/drc-20354331
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17829-enlarged-spleen
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.