18 Oktober 2024

Stimming: Pengertian, Jenis, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Stimming sering terjadi pada penderita autis

Gerakan tubuh yang berulang-ulang atau gerakan benda yang berulang-ulang disebut dengan self-stimulatory behavior, disingkat stimming.

Kondisi ini dapat terjadi pada penderita autis atau seseorang dengan gangguan perkembangan lainnya.

Kondisi ini biasanya terjadi saat Moms sedang gugup dan melakukan hal, seperti mondar-mandir, menggigit kuku, memutar-mutar rambut, atau mengetuk kaki atau jari mereka.

Mengutip BMJ Case Report stimming, stimming bertindak sebagai mekanisme pengaturan diri untuk membantu meredakan kecemasan, kemarahan, ketakutan dan kegembiraan serta menangkal kehancuran karena ketidakamanan emosional.

Cari tahu tentang kondisi ini secara umum dalam artikel berikut ini Moms.

Baca Juga: Mengenal Takipnea: Kondisi Pernapasan Cepat yang Bisa Dipicu oleh Panic Attack

Apa Itu Stimming?

Apa Itu Stimming? (Orami Photo Stock)
Foto: Apa Itu Stimming? (Orami Photo Stock)

Kata "stimming" mengacu pada perilaku yang merangsang diri sendiri, biasanya melibatkan gerakan atau suara berulang.

Moms akan melakukan dengan cara tertentu dan tidak sama satu sama lain.

Kondisi ini adalah bagian dari kriteria diagnostik untuk autisme. Namun tidak semua stimming selalu terkait dengan autisme.

Pasalnya, perilaku ini pada penyandang autisme bisa lepas kendali dan menimbulkan masalah.

Tidak semua perilaku stimming merupakan hal buruk dan perlu dihentikan. Kondisi tersebut harus ditangani jika sudah mengganggu Moms dan kualitas hidup.

Baca Juga: Stalking: Pengertian, Jenis, dan Dampak Psikologisnya

Penyebab Stimming

Penyebab Stimming (Orami Photo Stock)
Foto: Penyebab Stimming (Orami Photo Stock)

Alasan terjadinya kondisi ini tidak sepenuhnya dipahami.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kondisi inimembangkitkan sistem saraf dan memberikan respons kesenangan dari pelepasan bahan kimia tertentu yang ditemukan di otak yang disebut beta-endorfin.

Mengutip Hawai’I Medical Journal, beta-endorfin dalam sistem saraf pusat bertanggung jawab untuk memproduksi dopamin, yang dikenal untuk meningkatkan sensasi kesenangan.

Beberapa teori menyarankan bahwa stimming dapat melawan kurangnya sensitivitas dengan merangsang sistem sensorik.

Sementara teori lain menjelaskan stimming mungkin memiliki efek menenangkan, memusatkan perhatian jauh dari pengalaman yang luar biasa.

Perilaku ini dapat memberikan kenyamanan bagi penderita autis. Mereka dapat bervariasi dalam intensitas dan jenis dan dapat terjadi karena berbagai emosi.

Penderita autis dari segala usia mungkin kadang-kadang atau terus-menerus terstimulasi sebagai respons terhadap emosi seperti kegembiraan, kebahagiaan, kebosanan, stres, ketakutan, dan kecemasan.

Mereka mungkin juga terstimulasi pada saat mereka merasa kewalahan.

Baca Juga: Galaktosemia, Kondisi saat Bayi Tidak Bisa Mencerna ASI dan Susu Sapi

Ciri-Ciri Stimming

  1. Gerakan Berulang: Individu mungkin menunjukkan gerakan berulang seperti mengepakkan tangan, bergoyang, atau berputar.
  2. Suara Berulang: Ini bisa termasuk bersenandung, mengucapkan kata-kata tertentu berulang kali, atau suara lain yang tidak biasa.
  3. Reaksi Terhadap Emosi: Stimming sering kali terjadi sebagai respons terhadap emosi seperti kegembiraan, kecemasan, atau stres.
  4. Pengulangan Objek: Beberapa orang mungkin mengatur atau memindahkan objek secara berulang

Jenis Stimming

Jenis Stimming (Orami Photo Stock)
Foto: Jenis Stimming (Orami Photo Stock)

Penderita autism atau bukan, pasti Moms pernah mengalami kondisi ini.

Misalnya, meretakkan kuku jari saat mengalami stress berat atau bosan dengan kegiatan sehari-hari.

Selain itu, ada beberapa jenis stimming yang mungkin pernah Moms lakukan.

1. Auditory Stimming

Auditory stimming merupakan kebiasaan yang menggunakan indera pendengaran dan suara. Beberapa kebiasaan yang mungkin dilakukan adalah bersenandung bersenandung, mendengus, atau memekik bernada tinggi.

Selain itu, Moms juga mungkin mengetuk benda atau telinga, menutupi dan membuka telinga, dan menjentikkan jari. Mengulang lirik lagu, kalimat buku, atau baris film juga mungkin Moms lakukan

2. Tactile Stimming

Tactile timming merupakan kebiasaan yang menggunakan indera peraba, seperti menggosok kulit atau menggaruk, dengan tangan atau benda. membuka dan menutup kepalan tangan.

3. Visual Stimming

Visual stimming menggunakan indera penglihatan seseorang. Ini mungkin termasuk perilaku berulang, seperti menatap objek, seperti kipas langit-langit atau lampu.

Kemudian berkedip berulang atau menyalakan, mematikan lampu, menggerakkan jari di depan mata, mengepakkan tangan, mengintip dari sudut mata, penempatan objek, seperti mengurutkan objek

4. Vertibular Stimming

Vertibular stimming menggunakan indra pergerakan dan keseimbangan seseorang. Beberapa perilaku yang mungkin terjadi adalah melompat atau berjalan bolak-balik.

Jika beberapa hal ini dilakukan secara terus menerus, sebaiknya konsultasi dengan dokter ya Moms. Beberapa perilaku ini mungkin berbahaya.


Komplikasi Stimming

Komplikasi Stimming (Orami Photo Stock)
Foto: Komplikasi Stimming (Orami Photo Stock)

Meskipun stimming sering kali bukan perilaku yang berbahaya, namun dapat memiliki efek fisik, emosional, atau sosial yang merugikan pada beberapa individu.

Bagi sebagian orang, kebiasaan ini dapat mencakup perilaku berisiko tinggi seperti membenturkan tangan, kepala, kaki, dan benda mereka, yang mungkin berpotensi membahayakan fisik.

Kadang-kadang, perilaku ini bukan stimming tetapi metode komunikasi nonverbal yang digunakan seseorang untuk membuat dirinya dipahami.

Jika seseorang berperilaku seperti ini, adalah ide yang baik untuk berbicara dengan dokter.

Untuk beberapa anak dan orang dewasa, perilaku ini dapat mengganggu perhatian dan kemampuan belajar mereka, serta interaksi sosial dengan orang lain.

Sayangnya, bagi mereka yang tidak sepenuhnya memahami bagaimana orang autis mengatasi emosi mereka melalui gerakan berulang, tetapi hal ini dapat menjadi menakutkan dan membahayakan.

Terkadang, kesalahpahaman ini dapat menyebabkan orang autis menjadi terisolasi secara sosial atau dibatasi dari melakukan apa yang mereka inginkan.

Baca Juga: 10 Dampak Psikologis Anak Broken Home, Tak Hanya Kesepian!

Cara Mengatasi Stimming

Tips dan Pengobatan Stimming
Foto: Tips dan Pengobatan Stimming (shutterstock.com)

Untuk mengurangi intensitas dan frekuensi stimming, atau bahkan menghentikan perilaku tersebut, ahli merekomendasikan secara perlahan untuk mengganti perilaku tersebut dengan perilaku lain yang lebih aman atau lebih dapat diterima.

Perilaku pengganti juga harus memberi orang tersebut pengalaman menyenangkan, merangsang, atau menenangkan yang sama.

Beberapa contoh yang disarankan antara lain, menempatkan tangan di saku atau mengetuk jari dengan lembut alih-alih mengepakkan tangan, mengunyah atau menggigit benda karet yang aman alih-alih jari atau lengan.

Namun, masih ada cara lain yang dianjurkan untuk menghilangkan kebiasaan ini. Yuk simak Moms.

Baca Juga: Gigantisme, Ketahui Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya!

1. Terapi Okupasi dan Perilaku

Terapi perilaku atau pekerjaan tertentu dapat membantu orang autis mengurangi atau menghentikan perilaku ini.

Analisis perilaku terapan (ABA) adalah metode pengobatan autisme melalui sistem pemberian hadiah.

Dalam beberapa kasus, terapi okupasi dapat membantu. Mungkin disarankan untuk membantu mengembangkan respons yang tepat terhadap indera tertentu, seperti suara dan penglihatan.

Berbicara dengan profesional kesehatan yang berkualifikasi akan sangat membantu untuk menentukan rekomendasi apa yang paling tepat.

2. Menghindari Faktor Pemicu

Salah satu cara menghilangkan perilaku ini adalah menghindari pemicunya.

Misalnya, Moms cenderung merasa cemas di tengah keramaian dan perilaku stimming meningkat sebaiknya dihindari. Jika tidak bisa, Moms bisa mencoba untuk mengontrol dengan pindah ke tempat yang tidak terlalu ramai.

Cara lain yang dapat Moms lakukan adalah mengubah kebiasaan dengan bantuan alat-alat.

Misalnya, jika seorang anak mengepakkan tangan mereka saat stres atau cemas, mendorong mereka untuk memeras bola stres atau mainan lunak daripada melambaikan tangan mereka mungkin merupakan pilihan yang lebih tepat.

Jika tidak mungkin untuk menghentikan sepenuhnya, Moms dapat mencobanya perlahan-lahan.

Demikian penjelasan mengenai pengertian stimming dan juga cara mengatasinya. Semoga artikelnya bermanfaat ya Moms.

  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/319714#treatment-options-and-tips-for-caregivers
  • https://www.healthline.com/health/autism/stimming#behaviors
  • https://www.verywellhealth.com/what-is-stimming-in-autism-260034
  • https://raisingchildren.net.au/autism/behaviour/common-concerns/stimming-asd
  • https://www.webmd.com/brain/autism/what-you-need-to-know-about-stimming-and-autism

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.