Ragam Emosi yang Dimiliki Manusia, Yuk Kenali dan Cari Tahu!
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, seorang manusia pasti dipengaruhi oleh emosi dalam dirinya. Bahkan terkadang, emosi tersebut justru menguasai diri Moms dalam berperilaku atau bertindak.
Secara umum, mungkin Moms sudah paham berbagai jenis emosi. Misalnya, bahagia, sedih, marah, dan takut. Namun tak hanya itu, ternyata ada jenis emosi lainnya, lho.
Yuk, kenali macam-macam emosi dalam diri Moms. Berikut penjelasan selengkapnya yang dikutip dari berbagai sumber.
Baca Juga: Mengenal Misophonia, Kondisi Terganggu Mendengar Suara Tertentu hingga Bisa Membuat Marah
Emosi Dasar
Foto: ragam jenis emosi (Pexels.com)
Selama tahun 1970-an, psikolog Paul Eckman mengidentifikasi 6 emosi dasar yang menurutnya dialami secara universal di semua budaya manusia.
Dikutip dari Verywell Mind, emosi yang dia identifikasi adalah kebahagiaan, kesedihan, jijik, ketakutan, kejutan, dan kemarahan.
Dia kemudian memperluas daftar emosi dasarnya untuk memasukkan hal-hal seperti kebanggaan, malu, dan kegembiraan.
Emosi Gabungan
Sementara itu, psikolog Robert Plutchik mengajukan teori "roda emosi" yang bekerja seperti roda warna.
Emosi dapat digabungkan untuk membentuk perasaan yang berbeda, seperti halnya warna dapat dicampur untuk menciptakan nuansa lain. Menurut teori ini, emosi yang lebih mendasar bertindak seperti blok bangunan.
Emosi yang lebih kompleks, terkadang campur aduk, adalah campuran dari emosi yang lebih mendasar ini. Misalnya, emosi dasar seperti kegembiraan dan kepercayaan dapat digabungkan untuk menciptakan cinta.
Sebuah studi tahun 2017 menunjukkan bahwa ada emosi yang jauh lebih mendasar daripada yang diyakini sebelumnya.
Dalam penelitian tersebut yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of National Academy of Sciences, para peneliti mengidentifikasi 27 kategori emosi yang berbeda.
Para peneliti pun menemukan bahwa orang mengalami seluruh emosi ini secara bertahap.
Baca Juga: Yuk, Kenali Tahapan Perkembangan Sosial Emosional Anak Sesuai Usianya
Macam-macam Emosi
Berikut beragam emosi dalam diri manusia dan penjelasannya yang perlu Moms pahami.
1. Kebahagiaan
Foto: emosi bahagia (Orami Photo Stock)
Seperti yang Moms ketahui, kebahagiaan merupakan jenis emosi yang paling sering dicari atau diperjuangkan oleh manusia.
Kebahagiaan sering didefinisikan sebagai keadaan emosional menyenangkan, yang ditandai dengan perasaan puas, gembira, gratifikasi, puas, dan sejahtera.
Penelitian tentang kebahagiaan telah meningkat secara signifikan sejak tahun 1960-an dalam sejumlah disiplin ilmu, termasuk cabang psikologi yang dikenal sebagai psikologi positif.
Kebahagiaan terkadang diungkapkan melalui:
- Ekspresi wajah: seperti tersenyum
- Bahasa tubuh: seperti sikap santai
- Nada suara: cara berbicara yang ceria dan menyenangkan
Telah banyak penelitian yang mendukung gagasan bahwa kebahagiaan dapat berperan dalam kesehatan fisik dan mental.
Kebahagiaan telah dikaitkan dengan berbagai hasil termasuk peningkatan umur panjang dan peningkatan kepuasan perkawinan.
Sebaliknya, ketidakbahagiaan telah dikaitkan dengan berbagai hasil kesehatan yang buruk.
Misalnya, stres, kecemasan, depresi, dan kesepian, yang telah dikaitkan dengan hal-hal seperti penurunan kekebalan, peningkatan peradangan, dan penurunan harapan hidup.
Baca Juga: Memahami Kecerdasan Emosional dan Cara Melatihnya
2. Kesedihan
Foto: emosi sedih (Orami Photo Stock)
Kesedihan didefinisikan sebagai keadaan emosional sementara yang ditandai dengan perasaan kecewa, sedih, putus asa, tidak tertarik, dan suasana hati yang buruk.
Setiap orang pasti akan mengalami jenis emosi yang satu ini.
Namun dalam beberapa kasus, orang dapat mengalami periode kesedihan yang berkepanjangan dan parah sehingga dapat berubah menjadi depresi.
Kesedihan dapat diekspresikan dalam beberapa cara, antara lain:
- Menangis
- Suasana hati yang buruk
- Kelesuan
- Kesunyian
- Penarikan diri dari orang lain
Jenis dan tingkat keparahan kesedihan tersebut dapat bervariasi tergantung pada akar penyebabnya. Cara setiap orang dalam mengatasi perasaan tersebut juga dapat berbeda-beda.
Kesedihan seringkali dapat menyebabkan orang terlibat dalam mekanisme koping (coping mechanism), seperti menghindari orang lain, mengobati diri sendiri, dan merenungkan pikiran negatif.
Jika Moms mengalami kesedihan, sebaiknya menghindari perilaku seperti itu karena justru dapat memperburuk perasaan sedih dan memperpanjang durasi emosi.
3. Takut
Foto: emosi takut (Orami Photo Stock)
Takut termasuk dalam jenis emosi yang kuat dan memiliki peran penting dalam kelangsungan hidup seseorang.
Biasanya, emosi ini muncul ketika Moms menghadapi semacam bahaya dan mengalami ketakutan, tubuh pun akan mengalami apa yang dikenal sebagai respons melawan atau lari.
Otot kemudian menjadi tegang, detak jantung dan pernapasan meningkat, pikiran Moms menjadi lebih waspada sehingga mempersiapkan tubuh untuk lari dari bahaya atau berdiri dan melawan.
Tanggapan semacam ini sangat wajar terjadi dan justru bisa membantu memastikan bahwa Moms siap menghadapi ancaman di lingkungan secara efektif.
Ekspresi dari jenis emosi ini dapat mencakup:
- Ekspresi wajah: seperti melebarkan mata dan menarik dagu ke belakang
- Bahasa tubuh: upaya untuk bersembunyi dari ancaman
- Reaksi fisiologis: seperti napas cepat dan detak jantung
Perlu Moms ketahui, tidak semua orang mengalami ketakutan dengan cara yang sama. Beberapa orang mungkin lebih sensitif terhadap rasa takut jika mereka dihadapkan dengan situasi atau objek tertentu.
Ketakutan adalah respons emosional terhadap ancaman langsung.
Moms juga dapat mengembangkan reaksi serupa terhadap ancaman yang diantisipasi atau bahkan pemikiran tentang potensi bahaya, hal inilah yang umumnya dianggap sebagai kecemasan.
Misalnya, kecemasan sosial yang melibatkan ketakutan yang diantisipasi terhadap situasi sosial.
Jika orang umumnya menghindari jenis emosi ini, beberapa orang lainnya mungkin akan mencari situasi yang memicu rasa takut tersebut.
Salah satunya melalui olahraga ekstrim dan sensasi lainnya bisa menimbulkan rasa takut, beberapa orang tersebut tampaknya akan menikmati perasaan seperti itu.
Paparan berulang terhadap objek atau situasi ketakutan ini justru berdampak positif bagi diri seseorang karena dapat menyebabkan keakraban, yang dapat mengurangi perasaan takut dan cemas.
Cara inilah yang seringkali dimanfaatkan sebagai perawatan psikologis atau yang disebut sebagai terapi pemaparan, di mana orang secara bertahap terpapar pada hal-hal yang membuat mereka takut dengan cara yang terkendali dan aman.
Akhirnya, perasaan takut bisa berkurang dan mereka dapat hidup lebih baik.
Baca Juga: Cari Tahu Soal Xenophobia, Rasa Takut terhadap Orang Asing
4. Menjijikan
Foto: emosi menjijikan (Pexels.com)
Rasa jijik dapat ditampilkan dalam beberapa cara, yakni:
- Bahasa tubuh: berpaling dari objek jijik
- Reaksi fisik: seperti muntah atau rasa eneg
- Ekspresi wajah: seperti mengernyitkan hidung dan melengkungkan bibir atas
Rasa jijik ini bisa berasal dari beberapa hal, termasuk rasa, penglihatan, atau bau yang tidak enak.
Para peneliti percaya bahwa emosi ini berkembang sebagai reaksi terhadap makanan yang mungkin berbahaya atau fatal.
Misalnya, ketika orang mencium atau mencicipi makanan yang sudah tidak enak, rasa jijik adalah reaksi yang khas.
Hal lain yang dapat memicu rasa jijik, yaitu kebersihan yang buruk, infeksi, darah, busuk, dan kematian. Reaksi ini mungkin cara tubuh menghindari hal-hal yang dapat membawa penyakit menular.
Seseorang juga dapat mengalami rasa jijik secara moral ketika mereka mengamati orang lain terlibat dalam perilaku yang mereka anggap tidak menyenangkan, tidak bermoral, atau jahat.
5. Amarah
Foto: emosi marah (Orami Photo Stock)
Kemarahan bisa menjadi emosi sangat kuat yang ditandai dengan perasaan permusuhan, agitasi, frustrasi, dan antagonisme terhadap orang lain.
Seperti rasa takut, kemarahan juga dapat berperan dalam respons tubuh melawan atau lari.
Ketika ancaman menimbulkan perasaan marah, Moms mungkin cenderung untuk 'menangkis' bahaya dan melindungi diri sendiri. Kemarahan sering ditunjukkan melalui:
- Ekspresi wajah: seperti cemberut atau melotot
- Bahasa tubuh: seperti mengambil sikap tegas atau berpaling
- Nada suara: seperti berbicara kasar atau berteriak
- Respon fisiologis: seperti berkeringat atau memerah
- Perilaku agresif: seperti memukul, menendang, atau melempar benda
Meski termasuk emosi negatif, tetapi amarah bisa menjadi suatu tanda yang baik bagi diri Moms.
Hal ini karena secara konstruktif, amarah bisa membantu Moms dalam memperjelas kebutuhan pada suatu hubungan dan juga dapat memotivasi untuk mengambil tindakan dan menemukan solusi untuk hal-hal yang terasa mengganggu.
Namun tetap saja, kemarahan bisa menjadi masalah jika berlebihan atau diungkapkan dengan cara yang tidak sehat, berbahaya, atau merugikan orang lain.
Kemarahan yang tidak terkendali dapat dengan cepat berubah menjadi agresi, pelecehan, atau kekerasan.
Jenis emosi ini juga dapat memiliki konsekuensi mental dan fisik.
Menurut Journal of Medicine and Life, kemarahan yang tidak terkendali dapat mempersulit pengambilan keputusan yang rasional dan bahkan dapat berdampak pada kesehatan fisik.
Kemarahan telah dikaitkan dengan penyakit jantung koroner dan diabetes. Ini juga telah dikaitkan dengan perilaku yang menimbulkan risiko kesehatan seperti mengemudi agresif, konsumsi alkohol, dan merokok.
Baca Juga: 9 Cara Meredakan Emosi Paling Efektif Agar Tidak Gampang Marah, Catat!
6. Kejutan atau Terkejut
Foto: emosi terkejut (Orami Photo Stock)
Kejutan biasanya terjadi dalam waktu yang cukup singkat dan ditandai dengan respons fisiologis setelah menemukan atau mengalami sesuatu yang tidak terduga. Jenis emosi ini bisa positif, negatif, atau netral.
Contoh kejutan menyenangkan, yakni ketika Moms mendapatkan hadiah ulang tahun.
Sementara kejutan tidak menyenangkan, yakni ketika Moms melihat seseorang melompat dari balik pohon dan kemudian menakut-nakuti.
Kejutan sering ditandai dengan:
- Ekspresi wajah: seperti mengangkat alis, melebarkan mata, dan membuka mulut
- Respons fisik: seperti melompat ke belakang
- Reaksi verbal: seperti berteriak, menjerit, atau terengah-engah
Kejutan adalah jenis emosi lain yang dapat memicu respons melawan atau lari. Saat terkejut, orang mungkin mengalami ledakan adrenalin yang membantu mempersiapkan tubuh untuk melawan atau melarikan diri.
Disebutkan bahwa orang cenderung tidak proporsional dalam memperhatikan peristiwa mengejutkan.
Inilah sebabnya mengapa peristiwa mengejutkan dan tidak biasa dalam berita cenderung lebih menonjol dalam ingatan daripada yang lain.
Penelitian juga menemukan bahwa orang cenderung lebih terpengaruh oleh argumen yang mengejutkan dan belajar lebih banyak dari informasi yang mengejutkan.
Itulah beberapa jenis emosi dan penjelasan singkatnya.
Selain keenam emosi tersebut, terdapat emosional lainnya dalam diri manusia, seperti hiburan, penghinaan, kepuasan, rasa malu, kesalahan, kebanggaan dalam pencapaian, lega, hingga kepuasan.
Lalu, manakah jenis emosional yang sering Moms alami?
- https://www.verywellmind.com/an-overview-of-the-types-of-emotions-4163976#citation-11
- https://doi.org/10.1073/pnas.1702247114
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3019061/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.