27 Juli 2020

Stres Sebabkan Iskemia Miokardium? Ini Penjelasannya

Stres, baik mental maupun emosional, dapat memicu penyakit lain.

Iskemia miokardium terjadi ketika aliran darah ke jantung berkurang, mencegah otot jantung menerima oksigen yang cukup. Umumnya, kurangnya aliran darah disebabkan oleh penyumbatan sebagian atau seluruh pembuluh darah jantung.

Kondisi iskemia miokardium, yang juga disebut dengan iskemia jantung, ini dapat mengurangi kemampuan otot jantung dalam memompa darah. Dan apabila salah satu arteri jantung tersumbat secara tiba-tiba dan parah, maka dapat menyebabkan serangan jantung.

Keadaan ini terjadi ketika aliran darah ke jantung berkurang, mencegah otot jantung menerima oksigen yang cukup. Berkurangnya aliran darah biasanya merupakan akibat dari penyumbatan sebagian atau seluruh pembuluh darah jantung (arteri koroner).

Iskemia miokardium, juga disebut iskemia jantung, mengurangi kemampuan otot jantung untuk memompa darah. Penyumbatan salah satu arteri jantung yang tiba-tiba dan parah dapat menyebabkan serangan jantung.

Tak hanya itu, dikutip dari Principles of Critical Care, kondisi iskemia miokardium juga dapat menyebabkan irama jantung abnormal yang serius atau aritmia.

Baca Juga: Mengenali Gejala Penyakit Jantung Bawaan pada Anak

Apa Hubungan Stres dengan Iskemia Miokardium?

iskemik miokardium 1.jpeg
Foto: iskemik miokardium 1.jpeg (pexels)

Foto: pexels.com

Berdasarkan Harvard Health, stres dapat membahayakan 70% orang dengan penyakit jantung.

Sebuah studi klinis menemukan, tujuh dari 10 orang yang memiliki penyakit jantung, dapat mengalami episode aliran darah yang tidak memadai ke jantung ketika mereka mengalami stres.

Dalam dunia medis, iskemia miokardium yang dipicu oleh stres adalah iskemia tekanan mental.

Stres, baik emosional dan mental, bekerja dengan cara yang sama seperti aliran darah yang tidak memadai yang disebabkan oleh stres fisik. Hal ini juga kemungkinan dapat memicu serangan jantung.

Dr. Peter Stone, profesor kedokteran di Harvard Medical School dan Brigham and Women's Hospital, menjelaskan, efek fisiologis dari tekanan mental membuat jantung membutuhkan lebih banyak oksigen, namun karena arteri tersumbat, maka jantung tidak mendapatkannya. Inilah saat iskemia miokardium terjadi.

"Dan tekanan emosional atau mental juga dapat menyebabkan vasokonstriksi: arteri koroner mengalami sedikit kejang dan tidak memberikan aliran darah yang cukup ke otot jantung," kata Dr. Stone.

Baca Juga: Bisa Meningkatkan Resiko Penyakit Jantung, Waspadai Dislipidemia Pada Anak

Gejala Iskemia Miokardium yang Dapat Membunuh Diam-Diam

iskemik miokardium 2.jpg
Foto: iskemik miokardium 2.jpg (pixabay.com)

Foto: pixabay.com

Sebenarnya, data mengenai stres mental yang berkontribusi pada risiko serangan jantung tidak jelas. Tapi, masalah ini dapat menjadi masalah besar.

"Biasanya, iskemia yang dipicu stres itu diam, orang itu mungkin tidak merasakannya," ujar Dr. Stone.

"Jika kamu olahraga dan kamu merasa tidak nyaman di dada, kamu tahu untuk memperlambat (olahraga) dan berhenti, tetapi dengan stres tidak mendapatkan gejala yang dapat menyuruhmu berhenti," sambungnya.

Ia menambahkan, jika seseorang dengan penyakit arteri koroner mengalami tekanan emosional sehingga menyebabkan orang tersebut stres, maka bisa jadi orang tersebut kemungkinan bersar mengalami iskemia miokardium.

Meski begitu, ketika kondisi benar-benar terjadi, ada tanda umum yang dirasakan adalah tekanan atau nyeri pada dada, biasanya di sisi kiri tubuh (angina pectoris).

Tanda lainnya di organ-organ terserang, yang mungkin dialami lebih sering oleh wanita, orang lanjut usia dan penderita diabetes, termasuk:

Jantung

  • Nyeri dada (angina)
  • Detak jantung itu lebih cepat dari biasanya
  • Nyeri di leher, rahang, bahu, atau lengan
  • Nafas pendek saat berolahraga
  • Berkeringat bahkan ketika tidak panas/habis beraktivitas
  • Sakit perut atau muntah
  • Sangat lelah

Otak

  • Sakit kepala yang datang keras dan cepat, kadang-kadang disertai dengan pusing atau muntah
  • Pingsan
  • Masalah gerakan tubuh (kelemahan, mati rasa, atau tidak bisa menggerakkan wajah, lengan, atau kaki di satu sisi tubuh)
  • Bicara cadel dan sulit dipahami orang lain

Kaki

  • Dingin dan lemahnya kaki
  • Nyeri di kaki Anda
  • Nyeri hebat di kaki Anda, bahkan saat istirahat
  • Kulit mengkilap dan halus di kaki dan telapaknya
  • Luka yang tidak kunjung sembuh

Usus

  • Nyeri perut yang parah
  • Kembung
  • Darah di kotoran
  • Diare
  • Merasa seperti perlu buang air besar segera
  • Perut mual

Baca Juga: Waspada! Ini Tanda-tanda Awal Gejala Serangan Jantung

Mengatasi Iskemia Miokardium

iskemik miokardium 4
Foto: iskemik miokardium 4 (Pixabay.com)

Foto: pixabay.com

Sebenarnya, Dr. Stone tidak meyakini bahwa obat antidepresan bisa mengatasi iskemik miokardium atau tidak.

"Jika antidepresan mengurangi iskemia tetapi tidak mengurangi tingkat serangan jantung atau kematian atau hasil mengerikan lainnya, jadi belum jelas obat itu memberikan perubahan atau tidak," jelasnya.

Karena itu, pihaknya menyarankan seseorang dengan penyakit jantung harus belajar mengatasi stres mereka.

Bagi orang yang berisiko sangat tinggi mengalami kondisi ini, Dr. Stone menyarankan bahwa obat-obatan yang diketahui dapat menurunkan efek stres pada jantung juga dapat membantu.

Obat-obatan ini termasuk penghambat saluran kalsium, penghambat beta, nitrat, dan obat lain yang dapat mengatasi ketidakseimbangan aliran darah.

Itulah penjelasan tentang hubungan stres dan iskemia miokardium, Moms. Selalu jaga pikiran tetap positif agar sehat jiwa dan raga, ya, Moms.

Baca Juga: Serangan Jantung, Ini Bedanya dengan Masuk Angin

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.