20 March 2025

Suami Workaholic? Begini Cara Bijak Menghadapinya!

Daripada dibuat jengkel, hadapi dengan cara berikut
placeholder
Artikel ditulis oleh Gea Yustika
Disunting oleh Widya Citra Andini

Memiliki suami workaholic sering kali menjadi tantangan tersendiri dalam rumah tangga.

Meskipun bekerja keras untuk masa depan keluarga, terkadang Moms merasa kesulitan karena kurangnya waktu bersama.

Apakah Moms merasa suami lebih banyak menghabiskan waktu di kantor atau bahkan membawa pekerjaan ke rumah?

Whatsapp channel

Join Whatsapp Channel Orami untuk dapat info terupdate!

Ini bisa menimbulkan perasaan kesepian dan stres, namun jangan khawatir, ada cara bijak untuk menghadapinya.

Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana Moms bisa mengelola hubungan dengan suami workaholic agar tetap harmonis dan penuh kasih.

Yuk, simak artikel ini hingga akhir untuk mengetahui langkah-langkah yang bisa Moms lakukan agar keluarga tetap bahagia dan seimbang!

Apa itu Workaholic?

Meja Kerja
Foto: Meja Kerja (Freepik.com/rawpixel.com)

Workaholic adalah sebutan untuk seseorang yang kecanduan bekerja hingga sulit melepaskan diri dari tugas-tugasnya, bahkan di luar jam kerja.

Berbeda dengan pekerja keras yang tetap bisa menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, seorang workaholic cenderung mengutamakan pekerjaan di atas segalanya, termasuk waktu untuk keluarga dan diri sendiri.

Mereka sering merasa gelisah jika tidak bekerja, sulit beristirahat, dan bahkan membawa pekerjaan ke rumah.

Jika dibiarkan, kebiasaan ini bisa berdampak pada kesehatan, hubungan dengan pasangan, serta keharmonisan keluarga.

Tanda-Tanda Suami Workaholic

Ilustrasi Karier
Foto: Ilustrasi Karier (Pexels.com/Andrea Piacquadio)

Suami yang bekerja banyak jam belum tentu workaholic, tetapi ada beberapa tanda yang bisa Moms perhatikan jika merasa suami terlalu sibuk dengan pekerjaannya.

Berikut beberapa ciri suami workaholic mengutip dari laman Marriage:

1. Lebih Banyak Waktu di Kantor daripada di Rumah

ADVERTISEMENT

hijack-massilia

Suami workaholic cenderung menghabiskan sebagian besar waktunya di kantor, bahkan melebihi jam kerja normal.

Dads mungkin sering lembur atau membawa pekerjaan pulang, sehingga waktu untuk keluarga menjadi sangat terbatas.

2. Selalu Membicarakan Pekerjaan

Saat sedang makan malam atau quality time bersama, Dads lebih sering membahas urusan pekerjaan daripada menikmati momen bersama keluarga.

Pikirannya seolah tidak pernah lepas dari pekerjaan, bahkan dalam situasi santai.

3. Jarang Bersosialisasi dan Minim Teman

Karena terlalu fokus pada pekerjaan, Dads jarang meluangkan waktu untuk bersosialisasi atau sekadar bertemu dengan teman-temannya.

Ini membuat lingkaran pertemanannya menjadi sangat terbatas dan hanya berhubungan dengan rekan kerja.

4. Tidak Fokus Meski Sedang di Rumah

Meskipun berada di rumah, pikirannya tetap tertuju pada pekerjaan.

Ia mungkin sering mengecek email, menerima panggilan kerja, atau tampak tidak sepenuhnya hadir dalam percakapan keluarga.

5. Mengalami Kesulitan Tidur dan Sering Merasa Lelah

Terlalu banyak memikirkan pekerjaan bisa membuatnya sulit tidur dengan nyenyak.

Suami workaholic sering mengalami kelelahan fisik dan mental, tetapi tetap memaksakan diri untuk terus bekerja.

6. Tidak Tertarik pada Banyak Hal di Luar Pekerjaannya

Biasanya, seseorang memiliki berbagai minat atau kegiatan yang disukai.

Namun, suami yang terlalu sibuk bekerja cenderung kehilangan minat pada hal-hal lain, seperti berkumpul dengan keluarga, menonton film, atau melakukan aktivitas bersama pasangan.

7. Sulit Melepaskan Diri dari Pekerjaan

Meskipun sudah di rumah atau sedang berlibur, Dads masih sering memeriksa email, mengangkat telepon kerja, atau tetap sibuk dengan laptopnya.

Bukannya bersantai dan menikmati waktu bersama, ia justru tetap terjebak dalam urusan pekerjaan.

8. Sering Mengalami Stres Akibat Pekerjaan

Terlalu banyak bekerja tanpa jeda bisa meningkatkan stres yang berujung pada masalah kesehatan, seperti sakit kepala, tekanan darah tinggi, atau gangguan pencernaan.

Selain itu, stres juga bisa membuatnya lebih mudah marah atau kehilangan kesabaran dalam kehidupan sehari-hari.

9. Meninggalkan Hobi atau Kegiatan Pribadi

Sebelumnya, mungkin suami memiliki hobi atau aktivitas yang membuatnya senang, seperti berolahraga, membaca, atau bermain musik.

Namun, saat pekerjaan mulai menguasai hidupnya, ia tidak lagi meluangkan waktu untuk hal-hal tersebut karena merasa harus selalu produktif.

Baca Juga: 8 Tanda Suami Berbohong yang Perlu Diketahui, Waspada!

Dampak Suami Workaholic terhadap Hubungan dan Keluarga

Konflik Pasangan
Foto: Konflik Pasangan (Freepik.com/freepik)

Suami yang terlalu sibuk bekerja dapat berdampak besar pada pernikahan dan kehidupan keluarga.

Saat pekerjaan menjadi prioritas utama, hubungan dalam keluarga bisa mulai renggang, bahkan tanpa disadari.

Mengutip dari Brides, berikut beberapa dampak yang bisa terjadi:

1. Kurangnya Waktu Bersama Keluarga dan Pasangan

Saat Dads terlalu sibuk dengan pekerjaan, waktu untuk keluarga menjadi sangat terbatas.

Momen kebersamaan seperti makan malam, berbincang santai, atau sekadar menikmati waktu bersama sering terlewatkan.

Hal ini dapat membuat istri dan anak-anak merasa diabaikan dan kurang mendapatkan perhatian dari suami atau ayah mereka.

2. Gangguan Komunikasi dalam Pernikahan

Suami workaholic cenderung lebih fokus pada pekerjaannya dan sering kali tidak memiliki waktu atau energi untuk berkomunikasi dengan pasangan.

Saat Moms mencoba mengungkapkan perasaannya tentang kurangnya perhatian, suami mungkin merespons dengan kemarahan atau defensif.

Akibatnya, komunikasi menjadi tidak sehat dan bisa memicu konflik dalam rumah tangga.

3. Potensi Stres dan Perasaan Kesepian bagi Istri dan Anak-anak

Kurangnya kehadiran suami dalam kehidupan sehari-hari bisa membuat istri merasa kesepian dan terbebani dengan tanggung jawab rumah tangga seorang diri.

Anak-anak pun mungkin merasakan dampaknya, terutama jika mereka merasa ayahnya jarang ada untuk mereka.

Hal ini bisa menyebabkan ketegangan emosional dalam keluarga dan bahkan menimbulkan stres yang berkepanjangan.

4. Risiko Kesehatan bagi Suami karena Pola Kerja yang Tidak Seimbang

Bekerja tanpa henti tidak hanya berdampak pada hubungan, tetapi juga pada kesehatan suami.

Stres akibat pekerjaan yang berlebihan bisa menyebabkan gangguan tidur, tekanan darah tinggi, dan masalah kesehatan lainnya.

Jika tidak diatasi, kondisi ini bisa semakin parah dan berdampak pada kesejahteraan jangka panjang suami dan keluarga secara keseluruhan.

Cara Menghadapi Suami Workaholic dengan Bijak

Konsultasi Psikolog
Foto: Konsultasi Psikolog (Careersinpsychology.org)

Jika Moms memiliki suami workaholic, penting untuk menemukan cara yang tepat agar hubungan tetap harmonis tanpa mengganggu kariernya.

Berikut beberapa langkah yang bisa Moms lakukan untuk menghadapi Dads yang terlalu sibuk bekerja dengan bijak:

1. Komunikasi yang Terbuka dan Jujur

Bicarakan perasaan Moms dengan cara yang tenang dan tidak menyalahkan.

Sampaikan bahwa Moms merasa kurang diperhatikan dan ingin lebih banyak waktu bersama.

Hindari mengkritik pekerjaannya secara langsung agar tidak menimbulkan konflik.

2. Pahami Alasan di Balik Kebiasaannya

Coba cari tahu alasan Dads begitu fokus pada pekerjaan. Apakah karena tekanan finansial, ambisi pribadi, atau sekadar kebiasaan?

Dengan memahami alasannya, Moms bisa mencari solusi yang lebih efektif untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga.

3. Tetapkan Waktu Berkualitas Bersama

Buat kesepakatan untuk memiliki waktu khusus bersama keluarga, seperti makan malam tanpa gangguan pekerjaan atau liburan singkat di akhir pekan.

Waktu berkualitas yang terencana bisa membantu mempererat hubungan tanpa harus mengorbankan pekerjaannya.

4. Berikan Dukungan Tanpa Mengabaikan Diri Sendiri

Menjadi pasangan yang mendukung Dads bekerja keras memang penting, tetapi jangan sampai Moms merasa terabaikan.

Luangkan waktu untuk diri sendiri, lakukan hobi, atau habiskan waktu dengan teman agar tetap bahagia dan tidak hanya bergantung pada Dads.

5. Bantu Dads Menjaga Keseimbangan Hidup

Ajak Dads untuk lebih memperhatikan kesehatannya, seperti mengatur pola makan, berolahraga, dan beristirahat yang cukup.

Jika perlu, buatkan jadwal yang membantunya mengatur waktu antara pekerjaan, keluarga, dan kesehatan.

6. Hindari Konflik yang Tidak Perlu

Jika Dads sibuk, Moms mungkin merasa kesal atau marah. Namun, menghadapinya dengan emosi hanya akan memperburuk keadaan.

Sebaiknya, cari waktu yang tepat untuk membicarakan masalah ini dengan cara yang lebih konstruktif.

7. Cari Kegiatan yang Bisa Dilakukan Bersama

Jika Dads sulit melepaskan pekerjaannya, coba ajak dia melakukan kegiatan yang bisa tetap produktif tetapi lebih santai, seperti olahraga bersama atau mengerjakan proyek keluarga.

Ini bisa menjadi cara agar tetap terhubung tanpa harus memaksanya berhenti bekerja.

8. Jika Perlu, Pertimbangkan Bantuan Profesional

Jika masalah ini semakin memengaruhi hubungan, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan terapis pernikahan.

Profesional bisa membantu menemukan solusi terbaik untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan hubungan rumah tangga.

Menghadapi suami workaholic memang tidak mudah, tetapi dengan komunikasi yang baik, pemahaman, dan strategi yang tepat, Moms bisa menjaga keharmonisan keluarga tanpa harus membuat Dads merasa terbebani.

  • https://www.marriage.com/advice/family/how-to-deal-with-a-workaholic-husband/
  • https://www.brides.com/how-working-too-much-impacts-marriage-2303951
  • https://www.focusonthefamily.com/family-qa/workaholic-husband/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


ADVERTISEMENT

advertisement

FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2025 Orami. All rights reserved.