11 Agustus 2022

10 Sumber Bunyi Tradisional, Lengkap dengan Sejarah dan Frekuensinya

Darimana sumber bunyi angklung dan suling? Ini penjelasannya!

Alat musik adalah sumber bunyi yang biasanya dimainkan untuk mengiringi penampilan tertentu, seperti menyanyi dan menari.

Alat musik modern yang kerap kita temui ada gitar, drum, piano, dan biola.

Namun, alat musik tradisional juga tidak kalah ragamnya dari yang modern.

Selain angklung dan kendang, ada alat musik tradisional lainnya, seperti sasando, rebab, bonang, dan banyak lagi.

Yuk, simak sumber bunyi dari alat musik tradisional berikut ini, lengkap dengan penjelasan sampai frekuensinya!

Baca Juga: Sarana Edukasi Anak, Ini 10 Ragam Tarian Tradisional Indonesia

10 Sumber Bunyi dari Alat Musik Tradisional

10 sumber bunyi dari alat musik tradisional
Foto: 10 sumber bunyi dari alat musik tradisional

Foto Angklung (Orami Photo Stock)

Biar makin kenal dengan budaya kita, simak 10 sumber bunyi dari alat musik tradisional di bawah ini, berikut ini sejarahnya!

1. Angklung

Angklung adalah alat musik tradisional asal Jawa Barat yang terbuat dari bambu.

Alat musik ini terdiri dari 2 batang bambu sebagai sumber bunyinya.

Angklung berasal dari bahasa Sunda “angkleung-angkleungan” yang berarti gerakan pemain angklung dan menghasilkan suara “klung”.

Menurut Dr. Groneman, angklung muncul di Nusantara sebelum era Hindu.

Penyebarannya bahkan mencapai wilayah Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

Baca Juga: 8 Alat Musik Papua yang Biasa Digunakan dalam Upacara Adat

Konon, angklung dimainkan sebagai wujud pemujaan kepada Nyai Sri Pohaci yang dikenal sebagai dewi padi atau dewi kesuburan dalam kebudayaan Sunda.

Angklung dibedakan menjadi jenis, di antaranya:

  • Angklung dogdog lojor
  • Angklung kanekes
  • Angklung gubrag
  • Angklung padaeng

Frekuensi angklung berbeda-beda tergantung nada yang dimainkan.

Dalam musik Sunda, tangga nada Laras Damina yang diperkenalkan oleh R. Mahyar Angga Kusumahdinata tahun 1925 yaitu da (1), mi (2), na (3), ti (4), dan la (5).

Angklung pentatonis memiliki frekuensi 1583,2 Hz (1), 1496,7 Hz (2), 1185,5 Hz (3), 1050,9 Hz (4), dan 990,62 Hz (5).

2. Rebab

Rebab merupakan alat musik gesek yang bentuknya mirip seperti biola.

Alat musik asal Timur Tengah ini masuk ke Indonesia lewat jalur perdagangan Islam pada abad ke-8.

Seiring perkembangan zaman, rebab kemudian berubah menjadi cello dan biola seperti yang dikenal sekarang.

Kendati begitu, keberadaan rebab juga masih dilestarikan lewat gamelan Jawa yang berfungsi sebagai penghias gending dan menuntun arah lagu sinden.

Rebab diketahui memiliki frekuensi fundamental sebesar 388 Hz.

3. Sasando

Sasando adalah alat musik dawai tanpa chord yang dimainkan dengan cara dipetik menggunakan jari.

Alat musik tradisional asal Pulau Rote NTT ini sekilas mirip dengan kecapi atau harpa, namun sasando memiliki bentuk dan suara yang khas.

Baca Juga: Mengenal 10 Alat Musik Melodi dan Cara Memainkannya

Munculnya sasando di Pulau Rote tidak lekang dari cerita rakyat yang beredar.

Salah satunya yaitu tentang kisah Sangguana.

Ia terdampar di Pulau Ndana dan jatuh cinta kepada putri raja.

Sang raja lantas memberikan syarat untuk meminang putrinya tersebut, yaitu membuat alat musik yang indah dan merdu.

Pada suatu hari Sangguana bermimpi memainkan sasando.

Ia kemudian membuat sasando dan mempersembahkannya pada sang raja.

Raja kagum dengan alat musik tersebut, kemudian bersedia menerima pinangan Sangguana terhadap putrinya.

Berdasarkan suaranya, sasando dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:

  • Sasando engkel (28 dawai)
  • Sasando dobel (56 atau 84 dawai)
  • Sasando gong
  • Sasando biola

Sasando tradisional memiliki frekuensi 506 Hz pada dawai ke-18, sedangkan sasando elektrik memiliki frekuensi 324 Hz.

4. Kendang

Kendang atau gendang adalah alat musik tradisional yang masuk dalam instrumen karawitan Sunda dan gamelan Jawa.

Banyak yang percaya kalau gendang berasal dari Sunda.

Namun, tidak sedikit pula yang menyebutkan kendang berasal dari Jawa.

Sejak kemunculannya pada abad ke-9, kendang berkembang di banyak daerah di Indonesia dengan nama dan bentuk yang berbeda-beda, di antaranya:

  • Marwas
  • Gendang panjang
  • Gendang/kendang
  • Gandang dayak
  • Gedombak
  • Gendang nobat
  • Gendang silat

Kendang termasuk dalam jenis alat musik ritmis yang memiliki frekuensi antara 63-750 Hz.

Baca Juga: Alat Musik Bonang: Sejarah, Fungsi, Jenis Alat Musik, dan Cara Memainkan

5. Suling

Suling adalah alat musik tradisional asal Sunda yang kerap dimainkan untuk mengiringi nyanyian sinden maupun dimainkan sendiri/tunggal.

Sumber bunyi suling dihasilkan dari lubang-lubangnya ketika ditiup.

Jumlah lubang pada suling biasanya terdiri dari 4-6 lubang.

Beberapa jenis suling yang ada di Jawa Barat antara lain suling degung, suling salendro, dan suling madenda.

6. Kecapi

Kecapi merupakan alat musik petik yang berasal dari China.

Namun, banyak juga yang percaya kalau alat musik ini berasal dari Sulawesi Selatan dan Jawa Barat.

Kecapi tersebar di berbagai wilayah di Indonesia dan menyimpan sejarahnya masing-masing.

Menurut masyarakat Bugis, konon kecapi dibawa oleh pelaut ketika sedang berlayar, sementara ia meninggalkan gadis pujaan hatinya di wilayah pesisir.

Ketika badai menghantam perahu, pelaut tersebut mengikat tali pada kayu dan menciptakan nada suara.

Lantas, ia pun membuat alat musik yang kini disebut kecapi dan membawanya ke daratan.

7. Kolintang

Kolintang adalah alat musik tradisional khas Minahasa, Sulawesi Utara.

Gaungnya di kancah internasional patut diapresiasi, seperti pada acara Malam Tamu Ratu Denmark di Istana Kepresidenan.

Pada zaman dahulu, kolintang digunakan untuk mengiringi upacara adat pemujaan roh leluhur di Sulawesi.

Namun, seiring berjalannya waktu, fungsi kolintang sedikit bergeser menjadi alat musik yang mengiringi tarian, lagu, dan pertunjukan musik.

Hingga kini kolintang telah berkembang menjadi 9 jenis, yaitu:

  • Loway (bass)
  • Cella (cello)
  • Karua (tenor 1)
  • Karua rua (tenor 2)
  • Uner (alto 1)
  • Uner rua (alto 2)
  • Katelu (ukulele)
  • Ina esa (melodi 1)
  • Ina rua (melodi 2)
  • Ina taweng (melodi 3)

8. Gong

Gong masuk dalam kategori alat musik idiofon karena sumber bunyinya berasal dari getaran keseluruhan alat musik tersebut.

Gong ditemukan di pinggiran sungai Desa Ma, Procinsi Thanh Hoa, Vietnam Utara pada tahun 1930.

Namun, banyak juga yang menyebutkan kalau alat musik ini berasal dari Jawa Barat.

Gong tersebar di banyak wilayah di Asia Tenggara dan terbuat dari logam, perunggu, maupun kuningan.

Contohnya, gong yang ditemukan di wilayah Yunnan berbahan perunggu, sedangkan di Malaysia berbahan logam.

9. Gambang Kromong

Gambang kromong adalah salah satu gamelan asal DKI Jakarta hasil akulturasi budaya Tionghoa dan Indonesia.

Gambang terdiri dari 18 bilahan yang terbuat dari kayu suangking.

Sedangkan kromong terdiri dari 10 buah pencon yang terbuat dari perunggu atau besi.

Alat musik ini menghasilkan sumber bunyi dengan cara dipukul dan kerap dimainkan dalam pesta rakyat, acara pernikahan, pesta tahun baru China, dan Tapekong atau tempat peribadatan China.

Baca Juga: Yuk Moms! Ajak Anak Mengenal 10 Tarian Tradisional Papua

10. Kecrek

Kecrek adalah gamelan asal DKI Jakarta yang dipasangkan dengan gambang kromong.

Fungsinya untuk mengatur irama dan menimbulkan efek bunyi tertentu.

Alat musik ini terdiri dari 2-4 lempengan tipis yang terbuat dari besi, kuningan, atau perunggu.

Lalu, kecrek disusun di atas papan kayu dan disandingkan dengan gambang kromong untuk menghasilkan sumber bunyi yang harmonis.

  • petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id/Repositorys/angklung/
  • rotendaokab.go.id/alat-musik-sasando.php
  • disbudpar.bandung.go.id/c_home/aac_detail/22
  • budaya-indonesia.org/Analisis-Komponen-Frekuensi-dari-Angklung-Pentatonis/
  • encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/post/kecapi--seni-musik?lang=id
  • www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-suluttenggomalut/baca-artikel/14198/Kolintang-Kesenian-Tradisional-Minahasa-yang-Mendunia.html
  • www.romadecade.org/alat-musik-gong/#

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.