Tampak Sepele, Padahal Kebiasaan Kecil Ini Jadi Tanda Pasangan Melakukan 'Micro-Cheating'
Di Inggris, 33 persen pasangan yang bercerai mengaku perpisahan mereka dipicu oleh Facebook. Sementara di Indonesia, sekitar 80 persen konflik antara pasangan yang akhirnya bercerai ternyata juga disebabkan oleh media sosial.
Bagi sebagian orang, menyukai foto-foto orang di Instagram dan memberikan tanda "like" boleh jadi dianggap sebagai hal biasa di era digital ini. Namun, dampak dari menyukai foto orang ternyata bisa lebih hebat dari yang kita pikirkan.
Psikolog dari University of South Wales, Dr Martin Graff menemukan istilah baru, yaitu "micro-cheating" (selingkuh kecil) yang diartikan sebagai tindakan di dunia maya yang dianggap sebagai ketidakjujuran seseorang terhadap pasangannya.
"Bisa juga suatu hal sederhana seperti selalu memberi tanda "like" di postingan seseorang di Instagram atau mengomentari postingan status seseorang di Facebook," kata Graff.
Baca Juga : Tak Ingin Pasangan Selingkuh? Coba Jaga Beberapa Hal Ini
Pada dasarnya aksi di media sosial yang masuk ke dalam kategori "selingkuh kecil" yaitu hal-hal yang dilakukan di belakang pasangannya. Tindakan tersebut bisa memicu konflik dengan pasangannya.
"Kerahasiaan atau komunikasi yang tersamarkan sering terjadi. Tapi tidak selalu tergolong pada micro-cheating," ujarnya. Ia percaya bahwa micro-cheating adalah konsep yang nyata, yang tidak semua orang meyakininya. Data-data ternyata mendukung argumen Graft tersebut. Perceraian gara-gara media sosial ternyata merupakan fenomena global.
Apa, sih, 'micro-cheating' itu?
Konsultan sekaligus Psikolog asal Australia, Melanie Schilling mendefinisikan micro-cheating sebagai rangkaian aksi yang sebetulnya kecil, namun sudah cukup mengindikasikan bahwa seseorang sudah terfokus, baik secara emosional atu fisik, kepada orang lain di luar hubungannya.
Menurut Schilling, ini adalah bentuk ketidaksetiaan alias perselingkuhan yang mengindikasikan pasanganmu sudah tak lagi berkomitmen secara total terhadap hubungan yang kalian miliki.
Urban Dictionary, mendefinisikan istilah ini pada 2008, menjadi: ketika seseorang selingkuh terhadap pasangannya, tapi hanya sedikit. Meski sedikit, selingkuh tetaplah selingkuh, dan indikasinya sangat perlu untuk diketahui agar tak berkembang menjadi lebih besar.
Baca juga: 5 Alasan Kenapa Wanita Menikah Selingkuh dengan Pria Lain
Tanda-tanda 'micro-cheating'
Selingkuh fisik sangat mudah didefinisikan, namun tidak untuk micro-cheating karena dianggap hanya sebagai hubungan emosional. Hal ini membuatnya berada di area abu-bu. Meski begitu, ada beberapa contoh aksi yang dianggap sebagai micro-cheating, seperti:
1. Berbohong soal status hubungan di media sosial
2. Mengecek linimasa media sosial orang lain secara obsesif
3. Mengirim pesan atau mengontak orang lain secara intim tanpa diketahui pasangan dan mencoba menutupinya
4. Memberi nama orang tersebut dengan "kode" di ponsel
5. Terhubung kembali dengan mantan kekasih, baik secara langsung maupun di media sosial
6. Berbagi suatu hal penting dengan seseorang yang membuatmu tertarik namun di luar hubungan resmimu.
Baca Juga : Apa yang Harus Dilakukan Setelah Tahu Suami Berselingkuh?
Bisakah micro-cheating merusak hubungan?
Beberapa orang ragu memandang fenomena ini sebagai salah satu tipe pengkhianatan. Di pihak lain, micro-cheating berpotensi menjadi bentuk ketidaksetiaan yang lebih besar.
Jadi, penting bagi kita untuk selalu percaya dengan insting dan suara-suara yang kita dengar terkait dengan pasangan kita. Namun, daripada membiarkan aksi micro-cheating ini bertumbuh dalam hubungan, lebih baik fokus untuk memperkuat hubungan dengan pasangan dan mengatur batasannya.
Misalnya, menyepakati aksi apa saja yang oleh kamu dan pasangan digolongkan ke dalam bentuk pengkhianatan. Dengan komunikasi yang spesifik, maka batasan itu menjadi jelas.
Sebab, pahamilah bahwa sebuah hubungan akan bertahan jika memiliki fondasi yang kuat dalam segi kepercayaan, kejujuran dan menghormati satu sama lain.
Setuju, kan, Moms?
Sumber: Kompas.com
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.