Tangan di Infus Bengkak? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!
Cairan infus dibutuhkan saat Moms melakukan rawat inap di rumah sakit. Namun, ketikan tangan di infus selama berhari-hari dapat menyebabkan bengkak bukan Moms?
Dilansir dari laman Medicine Net, cairan infus adalah cairan yang membantu menggantikan cairan tubuh yang hilang, melalui sebuah jarum agar cairan segera masuk ke pembuluh darah vena.
Terapi dengan memberikan cairan infus ke intravena menjadi pilihan terbaik jika seorang pasien tidak memungkinkan minum obat melalui mulut.
Kira-kira apa penyebab tangan di infus bisa menjadi bengkak atau merasakan efek samping lainnya? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini, ya.
Baca Juga: Ingin Tahu Cara Menghitung Tetesan Infus? Yuk, Simak!
Proses Pemasangan Infus
Di dunia kedokteran ada dua metode dasar pemberian obat melalui intravena, yaitu:
1. Metode Infus Push
Terapi infus ini menggunakan alat yang mendorong suntikan obat secara cepat.
Tenaga medis akan menggunakan jarum suntik yang dimasukkan dalam kateter berisi satu dosis obat.
Obat dalam suntikan tersebut dimasukkan ke dalam aliran darah pasien dengan cepat.
2. Metode Infus Intravena Biasa
Pada metode ini, tenaga medis akan memberikan obat yang dikendalikan ke aliran darah pasien pada suatu waktu tertentu. Ada dua jenis cara:
- Infus Manual/ Tetes
Metode yang dilakukan dengan melibatkan gaya gravitasi agar jumlah cairan yang diberikan melalui infus tetap sama selama periode tertentu.
Perawat akan mengurangi atau menambah tekanan penjepit untuk mengatur irama tetesan infus.
- Infus Pompa Listrik
Metode yang mengandalkan laju aliran cairan infus lewat pompa listrik.
Pada metode ini, pompa listrik hanya dapat digunakan saat takaran dosis obat sudah tepat dan sudah dikontrol.
Baca Juga: Infus Vitamin C: Kenali Manfaat dan Potensi Risikonya, Tertarik Mencoba?
Sebelum tangan di infus menggunakan metode manual atau pompa listrik, tenaga medis akan menentukan jenis infus dan ukuran jarum yang digunakan pasien.
Agar area kulit tetap bersih dari paparan kuman, tenaga medis akan membersihkan area yang akan diinfus dengan alkohol.
Moms seringkali akan bergidik dan tidak tega ketika Si Kecil perlu diinfus.
“Pada bayi atau anak-anak, area tubuh yang akan diinfus umumnya melalui kaki, kulit kepala, atau tangan. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan, berat badan, dan kondisi Si Kecil,” jelas dr. Marrissa Tania Stephanie Pudjiadi, Sp.A dari Rumah Sakit Premier Bintaro.
Sedangkan pada orang dewasa, area tubuh yang paling sering diinfus adalah area lengan di balik siku dan punggung tangan.
Ketika jarum infus dimasukkan ke dalam pembuluh darah, pasien akan merasakan sedikit tidak nyaman seperti digigit semut.
Untuk meminimalkan rasa tidak nyaman, pasien disarankan untuk menarik napas panjang saat jarum infus disuntikkan ke dalam pembuluh darah.
Hal yang sama juga disarankan ketika jarum infus dilepaskan dari pembuluh darah.
Baca Juga: Pola Makan Pescatarian, Solusi Tepat saat Diet Daging!
Jangan melakukan terapi infus sendiri. Pemberian infus harus dilakukan oleh tenaga medis seperti dokter atau perawat.
Infus perlu dimasukkan tepat di pembuluh darah. Jika meleset, infeksi hingga komplikasi bisa terjadi.
Tak hanya itu saja. Jumlah cairan dan dosis obat yang mengalir di intravena perlu disesuaikan dengan berat badan, kondisi kesehatan pasien, riwayat medis, hingga obat-obatan yang digunakan oleh seorang pasien.
Manfaat dan Kegunaan Tangan di Infus
Pemasangan infus di tangan merupakan salah satu metode medis yang sering digunakan untuk mengelola berbagai kondisi kesehatan.
Infus ini memiliki beberapa manfaat dan kegunaan penting dalam perawatan medis, di antaranya:
1. Pengiriman Obat yang Efisien
Infus memungkinkan pengiriman obat secara langsung ke dalam aliran darah, yang memastikan penyerapan yang cepat dan efektif.
Ini sangat berguna dalam kondisi darurat atau ketika pengobatan memerlukan aksi cepat, seperti dalam kasus nyeri akut, serangan asma, atau reaksi alergi berat.
2. Rehidrasi
Infus digunakan untuk memberikan cairan kepada pasien yang mengalami dehidrasi, baik karena muntah, diare, atau asupan cairan yang tidak adekuat.
Cairan infus yang umum digunakan termasuk larutan garam, glukosa, dan elektrolit, yang membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh.
3. Nutrisi
Pada pasien yang tidak dapat makan atau minum dengan normal, seperti mereka yang mengalami kesulitan menelan atau yang baru saja menjalani operasi, infus dapat digunakan untuk memberikan nutrisi.
Ini dikenal sebagai nutrisi parenteral, di mana semua kebutuhan nutrisi pasien, termasuk vitamin, mineral, dan kalori, diberikan langsung melalui aliran darah.
4. Transfusi Darah
Infus juga merupakan sarana penting untuk transfusi darah dan produk darah lainnya, yang vital untuk pasien yang mengalami kehilangan darah.
5. Pengelolaan Penyakit Kronis
Pasien dengan penyakit kronis seperti diabetes atau penyakit autoimun tertentu sering memerlukan infus berkala dari obat-obatan yang membantu mengelola kondisi mereka, seperti insulin atau agen biologis.
Efek Samping Tangan Di Infus
Pemasangan dan penggunaan obat atau cairan infus di rumah sakit pastinya tergolong aman karena berada di bawah pengawasan tenaga medis.
Meski demikian, efek samping tangan diinfus pun bisa tetap terjadi. Beberapa di antaranya sebagai berikut.
1. Tangan di Infus Sebabkan Bengkak
Salah satu penyebab tangan di infus bengkak adalah proses pemasangan jarum infus yang gagal.
Tenaga medis kesulitan menemukan pembuluh darah yang tepat sehingga tangan pasien perlu dimasukkan jarum infus berkali-kali. Apakah Moms dan Dads pernah mengalami hal ini?
Selain itu, penyebab tangan di infus bengkak lainnya adalah cairan infus tidak berfungsi dengan baik.
Seperti saluran infus tersumbat sehingga cairan infus tidak masuk ke dalam pembuluh darah dengan benar.
Baca Juga: 16 Efek Samping KB Suntik pada Wanita, Waspada Moms!
2. Tangan di Infus Sebabkan Infeksi
Infeksi dapat terjadi di berbagai area tubuh, termasuk di area bekas suntikan.
Biasanya, dampak ini terjadi karena penggunaan peralatan medis tidak steril atau pemasangan jarum dan kateter tidak tepat.
Ketika hal tersebut di atas terjadi, cairan infus yang seharusnya masuk ke aliran darah malah “bocor” ke jaringan sekitarnya.
Akibatnya, area tubuh yang diinfus bisa menjadi bengkak, memar, nyeri, atau paling parah demam tinggi.
3. Tangan di Infus dapat Menyebabkan Emboli Udara
Efek samping tangan di infus selanjutnya adalah masalah baru akibat emboli udara.
Emboli merupakan kondisi kesehatan akibat zat asing seperti gumpalan darah atau gumpalan gas tersangkut dalam pembuluh darah.
Akibatnya, terjadi penyumbatan pada aliran darah.
Jarum infus dan kantung infus yang tidak dipasang atau tidak dimonitor dengan baik dapat menyebabkan emboli udara.
Ketika saluran kantung infus mengering, gelembung udara bisa masuk ke pembuluh darah.
Nah, gelembung udara ini bisa berjalan ke arah paru-paru dan jantung sehingga aliran darah dapat terhambat.
Masalah baru yang tak kalah parah seperti stroke atau serangan jantung pun bisa terjadi.
4. Tangan di Infus dapat Menyebabkan Phlebitis
Dilansir dari laman Healthline, tangan diinfus dapat menyebabkan phlebitis atau peradangan pembuluh darah vena.
Proses peradangan ini dapat menyebabkan penggumpalan darah dan menghalangi satu atau lebih vena.
Darah yang menggumpal dapat menyebabkan aliran darah melambat.
Akibatnya daerah daerah yang tersumbat menjadi bengkak, merah, dan menyakitkan. Meski demikian, biasanya kondisi ini lebih sering terjadi di area kaki.
Baca Juga: 10 Penyakit Infeksi yang Disebabkan Virus, Waspada Moms
Cara Mengatasi Tangan di Infus yang Membengkak
Berbagai efek samping akibat tangan di infus memang tidak nyaman.
Untuk meredakan bengkak pada tangan yang di infus, lakukan beberapa hal ini:
1. Kompres Tangan Diinfus dengan Air Dingin atau Hangat
Cara paling mudah adalah dengan mengompres tangan di infus dengan handuk lembap berbahan lembut.
Moms dan Dads dapat menggunakan kompres suhu dingin dan suhu hangat.
Suhu dingin efektif membantu mengurangi rasa nyeri dan bengkak.
Sedangkan, suhu hangat dapat membantu melemaskan otot dan meningkatkan aliran darah di area tangan.
Lakukan secara teratur selama kurang lebih 20 menit hingga bengkak pada tangan mereda.
2. Angkat Tangan yang Bengkak
Cara meredakan tangan di infus yang bengkak selanjutnya adalah dengan mengangkat tangan di infus dengan posisi lebih tinggi dari jantung.
Lakukan saat tidur atau berbaring. Letakkan tangan di infus pada di atas bantal kepala yang tinggi.
3. Regangkan Pergelangan Tangan
Peregangan pada pergelangan tangan dapat membantu melancarkan sirkulasi cairan infus sehingga alirannya berangsur normal.
Tapi, jangan berlebihan ya, Moms! Lakukan gerakan peregangan tangan yang ringan saja.
Contohnya memutar pergelangan tangan 360 derajat, menggerakan jari tangan, atau tekuk perlahan pergelangan tangan secara bergantian ke atas dan ke bawah.
Baca Juga: Telapak Tangan Sering Berkeringat? Ini Sebab dan Cara Atasinya
4. Batasi Penggunaan Tangan Diinfus
Seringkali, Moms tidak sadar menggunakan dan memaksa tangan yang diinfus untuk bergerak.
Apalagi jika tangan yang diinfus merupakan tangan Moms dan Dads yang paling aktif.
Agar tidak bengkak dan meminimalkan tangan bengkak, untuk sementara gunakan tangan Moms dan Dads yang lain saat beraktivitas.
Seperti membuka pintu kamar mandi, makan, mengambil benda, dan sebagainya.
Cobalah untuk membiasakan diri. Setidaknya sampai bengkak pada tangan diinfus mereda.
5. Hentikan Infus dan Informasikan Petugas Medis
Jika Moms merasakan nyeri atau melihat pembengkakan, segera beritahukan kepada perawat atau dokter.
Mereka mungkin perlu menghentikan infus dan mengganti lokasi jarum.
Petugas medis akan memeriksa posisi jarum infus. Jarum yang tidak tepat atau telah bergeser bisa menyebabkan cairan infus masuk ke jaringan, bukan pembuluh darah.
Baca Juga: Serba-serbi Vagina Berkeringat, Penyebab Hingga Pencegahan
Itulah sederet informasi seputar tangan di infus yang bisa Moms kasih. Semoga artikel ini dapat bermanfaat, ya Moms!
- https://www.healthline.com/health/infusion-therapy#risks
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6247138/
- https://www.ccjm.org/content/88/4/210
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.