Mengenal Teks Eksplanasi: Ciri-Ciri, Struktur, dan Contohnya
Teks eksplanasi adalah teks yang berisi tentang penjelasan, termasuk kronologi dan sebab-akibat dari sesuatu, biasanya peristiwa.
Karena fungsinya menjelaskan, teks ini mengandung penjelasan mengenai “mengapa” dan “bagaimana” suatu peristiwa dapat terjadi.
Teks jenis ini umumnya digunakan untuk menjelaskan kejadian seperti bencana alam, peristiwa sosial, budaya, dan lain-lain.
Tujuan dari teks eksplanasi adalah untuk mendeskripsikan sesuatu yang melibatkan proses atau kronologi, dan hubungan sebab-akibat.
Baca juga: Belajar Aksara Sunda Lengkap, Mulai dari Lambang, Bunyi, dan Fungsinya
Dengan begitu, pembaca bisa mendapatkan informasi penting dari penjelasan di dalam teks.
Oleh karena itu, sebelum menulis teks ini, Moms perlu melakukan riset yang mendalam, agar informasi yang disampaikan detail dan tepercaya.
Ciri-Ciri Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi memiliki ciri tertentu, yang membedakannya dengan jenis teks lain. Berikut ini di antaranya.
1. Punya Struktur yang Jelas
Ciri utama dari teks eksplanasi adalah strukturnya yang jelas.
Mulai dari pernyataan umum, lalu diikuti dengan urutan hubungan sebab akibat, dan kemudian ke interpretasi atau kesimpulan penulis.
2. Informasi yang Faktual
Karena dalam membuatnya perlu riset yang mendalam, teks eksplanasi biasanya berisi informasi yang faktual.
Fakta-fakta yang disampaikan memiliki referensi yang tepercaya. Jadi, teks ini tidak bisa dibuat secara imajinatif.
3. Bersifat Informatif
Karena tujuannya adalah memberi deskripsi atau gambaran jelas mengenai sesuatu, teks eksplanasi memiliki sifat informatif.
Informasi yang dijelaskan pun harus memiliki referensi yang jelas dan menyampaikan fakta.
Bila perlu, teks juga didukung dengan teori dan penelitian ilmiah yang membuka lebih banyak perspektif.
4. Tidak Berusaha Memengaruhi Pembaca
Teks ini hanya memberi informasi, bukan bersifat persuasif atau berusaha memengaruhi pembaca.
Jadi, teks ini hanya berisi penjelasan tentang proses sebab akibat dari suatu kejadian.
5. Ada Penanda Urutan
Teks ini juga memiliki penanda urutan, atau menggunakan level titik.
Misalnya, Moms bisa menggunakan urutan pertama, kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya.
Lalu, pada bagian kahir teks, biasanya berisi tentang kesimpulan informasi dan data penting yang dapat menjawab peristiwa yang terjadi.
Baca juga: Mengenal Tangga Meter dan Contoh Soalnya, Yuk Belajar Bersama!
Struktur Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi memiliki beberapa urutan penting, yaitu:
1. Pernyataan Umum
Pernyataan umum berisi tentang informasi sederhana tentang suatu peristiwa yang terjadi.
Umumnya, dimulai dengan menjelaskan mengapa peristiwa tersebut terjadi.
Mengapa peristiwa ini hanya terjadi sekarang, bukan kemarin atau di masa depan?
2. Penjelasan Tentang Sebab dan Akibat
Setelah pernyataan umum, teks eksplanasi harus memuat penjelasan tentang sebab dan akibat suatu kejadian.
Pada bagian ini, penulis akan menjelaskan dengan lebih detail mengenai proses atau kronologi kejadian.
Termasuk dampak dari kejadian dan bagaimana menghadapi peristiwa yang sama jika terjadi di masa depan.
3. Interpretasi
Di bagian ini, biasanya penulis akan memasukkan perspektif dan pendapatnya, berdasarkan apa yang telah diinformasikan.
Interpretasi ini akan ditutup dengan kesimpulan, yang harus bersifat singkat, padat, dan jelas.
Contoh Teks Eksplanasi
Setelah memahami pengertian, ciri-ciri, dan struktur teks eksplanasi, Moms juga perlu tahu seperti apa contoh teksnya.
Berikut ini contoh teks eksplanasi tentang peristiwa tsunami:
Tsunami adalah merupakan perpindahan badan air yg ditimbulkan perubahan bagian atas bahari secara vertikal.
Namanya berasal dari kata bahasa Jepang “tsu” yang artinya pelabuhan, dan “nami” yang artinya gelombang. Secara harafiah, tsunami berarti “ombak besar di pelabuhan”.
Perubahan bagian atas bahari ini biasanya diakibatkan gempa bumi yg berpusat pada dasar laut, letusan gunung berapi bawah bahari, longsor bawah bahari, atau atau hantaman meteor pada pantai.
Gelombang yang terjadi saat tsunami bisa merambat ke segala arah di daratan.
Tsunami bisa terjadi bila terjadi akibat gangguan yang mengakibatkan perpindahan sejumlah air. Misalnya letusan gunung bawah laut, gempa bumi, longsor juga meteor yang jatuh ke bumi.
Namun, 90% dari kasus tsunami merupakan dampak gempa bumi bawah laut.
Dalam rekaman sejarah, beberapa tsunami terjadi akibat gunung meletus, contohnya waktu meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal dalam kerak bumi bisa menyebabkan dasar laut menjadi naik atau turun secara tiba-tiba.
Hal inilah yang menyebabkan gangguan keseimbangan air yang berada pada permukaan. Akibatnya, tenaga air di bawah laut sampai pada pantai sebagai gelombang besar yang menyebabkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung dalam kedalaman air laut di mana gelombang tersebut terjadi, di mana kecepatannya sanggup mencapai ratusan kilometer per jam.
Jika tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan cukup cepat, biasanya sekitar 50 km/jam. Energinya juga sangat kuat dan menghantam wilayah pantai yang dilaluinya.
Di tengah air laut yang tinggi, gelombang tsunami hanya setinggi beberapa centimeter sampai beberapa meter.
Namun, saat mencapai pantai tinggi gelombangnya sanggup mencapai puluhan meter lantaran terjadi penumpukan massa air.
Baca juga: 12 Nama-Nama Bulan dalam Bahasa Inggris, Lengkap dengan Sejarahnya!
Saat mencapai pantai, tsunami akan merayap masuk daratan jauh menurut garis pantai. Bisa menjangkau beberapa ratus meter bahkan sanggup beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini bisa terjadi dalam patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga bisa terjadi pada wilayah subduksi, di mana lempeng lautan menelusup ke bawah lempeng benua.
Jadi, kesimpulannya, tanah longsor yang terjadi pada dasar laut dan runtuhan gunung berapi bisa menyebabkan gangguan pada air laut yang bisa membentuk tsunami.
Gempa yang mengakibatkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba, dan ekuilibrium air laut yang berada pada atasnya terganggu.
Demikian juga halnya menggunakan benda kosmis atau meteor yang jatuh di atas.
Apabila berukuran meteor atau longsor ini relatif besar, bisa terjadi mega-tsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
Itulah pembahasan mengenai teks eksplanasi, ciri-ciri, struktur, dan contohnya. Semoga bermanfaat!
- https://www.gramedia.com/literasi/teks-eksplanasi/
- https://www.ruangguru.com/blog/ciri-ciri-dan-contoh-teks-eksplanasi
- https://ujione.id/mengenal-teks-eksplanasi-pengertian-ciri-ciri-strukturnya/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.