9 Efek Kebanyakan Tidur yang Perlu untuk Diwaspadai
Meski tidur cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan, akan tetapi ada beberapa efek kebanyakan tidur jika dilakukan secara berlebihan.
Tidak hanya berdampak bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan, masalah kesehatan mental juga dapat terjadi akibat tidur berlebihan.
Oleh karenanya, pastikan untuk tidur dengan waktu yang cukup. Tidak lebih dari 9 jam per hari.
Baca Juga: 5 Posisi Tidur Ibu Hamil yang Aman dan Nyaman, Bikin Tidur Nyenyak
Efek Kebanyakan Tidur
Berikut ini beberapa efek kebanyakan tidur yang sebaiknya diwaspadai.
1. Sakit Kepala
Melansir laman WebMD, ketika seseorang tidur lebih lama dari biasanya, terutama di akhir pekan atau saat liburan, perubahan durasi tidur ini dapat mempengaruhi keseimbangan neurotransmitter di otak, termasuk serotonin, yang berperan penting dalam mengatur suasana hati dan siklus tidur.
Ketidakseimbangan neurotransmitter ini diyakini sebagai salah satu penyebab munculnya sakit kepala setelah tidur terlalu lama.
Selain itu, tidur berlebihan juga dapat mengganggu pola tidur malam.
Orang yang tidur terlalu banyak di siang hari sering kali mengalami gangguan tidur malam, yang pada akhirnya dapat menyebabkan sakit kepala saat bangun di pagi hari.
2. Sakit Punggung
Saat Moms tidur terlalu lama, terutama di posisi yang sama dalam waktu lama, otot dan tulang belakang bisa mengalami ketegangan.
Hal ini disebabkan oleh kurangnya pergerakan tubuh selama tidur, yang menyebabkan otot dan sendi menjadi kaku dan nyeri.
Tidur di atas kasur yang tidak nyaman atau tidak menopang tubuh dengan baik juga dapat memberikan tekanan berlebih pada tulang belakang dan otot punggung, yang menyebabkan rasa nyeri setelah bangun tidur.
3. Diabetes
Melansir laman Sleep Foundation, efek kebanyakan tidur selanjutnya yakni diabetes.
Hal ini karena tidur berlebihan, terutama lebih dari 9-10 jam per malam, bisa mengganggu metabolisme tubuh dan memengaruhi cara tubuh mengolah glukosa.
Orang yang tidur terlalu lama juga memiliki risiko lebih tinggi mengalami resistensi insulin, yaitu kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan baik untuk mengendalikan kadar gula darah.
Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang berisiko berkembang menjadi diabetes tipe 2.
Selain itu, tidur berlebihan sering kali dikaitkan dengan gaya hidup yang kurang aktif, yang juga merupakan faktor risiko diabetes.
Kombinasi antara pola tidur yang tidak teratur, kurang aktivitas fisik, dan resistensi insulin ini pun dapat memperburuk risiko terkena diabetes.
Baca Juga: 5 Posisi Tidur Bayi saat Pilek dan Batuk, Hindari Tengkurap!
4. Obesitas
Tidur terlalu lama, terutama lebih dari 9-10 jam per malam, dapat mengurangi aktivitas fisik harian, sehingga kalori yang dibakar menjadi lebih sedikit.
Ketika tubuh kurang bergerak, metabolisme melambat, dan kalori yang tidak terpakai akan disimpan sebagai lemak, yang pada akhirnya meningkatkan risiko obesitas.
Selain itu, tidur berlebihan juga dapat mengganggu keseimbangan hormon yang mengatur nafsu makan, seperti leptin dan ghrelin.
Leptin, yang mengirimkan sinyal kenyang ke otak, menurun saat tidur berlebihan, sementara ghrelin, yang merangsang rasa lapar, meningkat.
Akibatnya, seseorang mungkin merasa lebih lapar dan makan lebih banyak setelah tidur terlalu lama, yang juga berkontribusi pada penambahan berat badan.
5. Penyakit Jantung
Penyakit jantung merupakan salah satu efek kebanyakan tidur yang perlu diwaspadai.
Sebab, tidur berlebihan dapat mempengaruhi metabolisme tubuh dan mengganggu fungsi kardiovaskular, yang pada akhirnya dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan peradangan pada pembuluh darah.
Selain itu, tidur terlalu lama sering kali terkait dengan gaya hidup yang kurang aktif, yang dapat memperburuk kesehatan jantung.
Kurangnya aktivitas fisik karena tidur berlebihan membuat jantung harus bekerja lebih keras, yang dapat meningkatkan risiko penyumbatan pembuluh darah dan serangan jantung.
6. Stroke
Stroke juga termasuk dalam efek kebanyakan tidur yang perlu diwaspadai.
Seseorang yang tidur lebih dari 9-10 jam per malam memiliki risiko lebih tinggi mengalami stroke dibandingkan dengan mereka yang tidur dalam durasi normal.
Salah satu alasan di balik ini adalah bahwa tidur berlebihan sering kali dikaitkan dengan gaya hidup yang kurang aktif, yang dapat meningkatkan faktor risiko stroke, seperti obesitas, tekanan darah tinggi, dan masalah sirkulasi darah.
Selain itu, kebanyakan tidur juga dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh dan meningkatkan risiko gangguan pembuluh darah.
Kondisi ini dapat menyebabkan aliran darah ke otak terganggu, yang merupakan faktor utama terjadinya stroke.
Gangguan tidur seperti sleep apnea juga sering terjadi pada orang yang tidur berlebihan, dan kondisi ini juga berkaitan erat dengan peningkatan risiko stroke.
Baca Juga: 8 Rekomendasi Bantal Tidur, Semakin Nyenyak dan Berkualitas
7. Depresi
Tidur berlebihan sering kali dikaitkan dengan gangguan kesehatan mental, termasuk depresi.
Orang yang mengalami depresi cenderung merasa lelah dan tidak berenergi, sehingga mereka tidur lebih lama dari biasanya, namun tetap merasa lelah saat bangun.
Pola tidur yang tidak teratur ini dapat memperburuk gejala depresi karena tubuh tidak mendapatkan siklus tidur yang berkualitas.
Selain itu, kebanyakan tidur bisa memperkuat rasa keterasingan dan penurunan motivasi, yang merupakan dua gejala utama depresi.
Tidur terlalu lama sering membuat seseorang merasa lesu, yang pada akhirnya mengurangi partisipasi mereka dalam kegiatan sosial dan fisik, yang sangat penting untuk kesehatan mental.
8. Gangguan Kognitif
Efek kebanyakan tidur lainnya yakni dapat memicu gangguan kognitif.
Hal ini karena tidur terlalu lama, terutama lebih dari 9–10 jam per malam, dapat mengganggu ritme sirkadian atau jam biologis tubuh yang mengatur siklus tidur dan bangun.
Ketidakseimbangan tersebut dapat memengaruhi fungsi otak, menyebabkan penurunan konsentrasi, daya ingat, dan kemampuan berpikir jernih.
Gangguan kognitif akibat kebanyakan tidur ini pun dapat berdampak pada produktivitas dan kualitas hidup.
9. Meningkatkan Risiko Kematian
Studi dari Preventive Medicine menemukan bahwa tidur lebih dari 9-10 jam per malam dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian dari berbagai penyebab, termasuk penyakit kardiovaskular (CVD).
Selain itu, tidur terlalu lama juga bisa menyebabkan peradangan dalam tubuh dan gangguan metabolisme, yang memperparah kondisi kesehatan yang sudah ada.
Baca Juga: 12 Dongeng Sebelum Tidur agar Si Kecil Bisa Tidur Nyenyak!
Dengan demikian, penting untuk menjaga durasi tidur yang ideal (sekitar 7-9 jam per malam) untuk mengurangi efek kebanyakan tidur yang telah dijelaskan di atas.
- https://www.webmd.com/sleep-disorders/physical-side-effects-oversleeping
- https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/oversleeping-bad-for-your-health
- https://www.sleepfoundation.org/how-sleep-works/oversleeping
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23811525/
- https://www.healthline.com/health/oversleeping
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.