26 Juli 2023

Penyakit Tipes: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya!

Hindari mengonsumsi makanan tidak matang

Sepertinya, hampir setiap orang pernah mengalami penyakit tipes.

Tipes atau tifus adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhii atau golongan Salmonella parathypii

Tifus dapat menular dengan cepat, umumnya melalui konsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi tinja yang mengandung bakteri-bakteri tersebut.

Apakah Moms sedang mengalami salah satu gejala yang mengarah ke tipes?

Yuk, Moms cari tahu lebih dalam mengenai penyakit tipes satu ini!

Baca Juga: 25 Makanan untuk Penderita Radang Usus Buntu dan Radang Usus Besar

Penyebab Penyakit Tipes

"Umumnya, penyakit tipes disebabkan bakteri yang disebut S. typhii atau S.paratyphii A, B atau C," ungkap dr. Hadianti Adlani, Sp.PD-KPTI, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropik & Infeksi, RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.

Namun, ada penyebab lainnya yang bisa memicu seseorang demam tinggi akibat tipes seperti:

1. Epidemik Tifus

Anak Sedang Sakit
Foto: Anak Sedang Sakit (Pexels)

Melansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC), tipes jenis ini disebabkan oleh Rickettsia prowazekii dan dibawa oleh kutu tubuh.

Ini salah satu jenis wabah tifus yang dapat disebarkan oleh tupai terbang yang terinfeksi. Tapi, penyebab ini sangat jarang terjadi.

Kasusnya biasa ditemukan di seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat.

Seringnya, ditemukan di daerah dengan populasi tinggi dan sanitasi yang buruk, di mana kondisinya mendorong tumbuhnya kutu.

Selain demam, bahkan ada orang yang tidak mengalami gejala mengidap tipes epidemik.

2. Tipes Scrub

Salah satu jenis tipes yang disebabkan oleh tungau dan sering terjadi di Asia Tenggara, Cina, Jepang, India, dan Australia utara.

Disebabkan oleh Orientia tsutsugamushi dan dibawa oleh tungau saat masih menjadi larva. Ini juga disebut penyakit Tsutsugamushi.

Tungau atau kutu ini menyebarnya saat mereka memakan darah orang yang terinfeksi (epidemi tifus) atau hewan yang terinfeksi.

Dapat terinfeksi dari berbagai cara, misalnya melalui kulit dari gigitannya, kotorannya ataupun tempat ia berkembang biak.

Kotorannya dapat masuk ke aliran darah melalui luka kecil pada kulit.

Baca Juga: Antibiotik untuk Radang Tenggorokan, Apakah Pasti Diperlukan?

3. Tipes Murine

Anak Sakit Demam (Pexels.com)
Foto: Anak Sakit Demam (Pexels.com)

Tipes Murine adalah salah satu jenis tipes lainnya yang juga perlu dikenali.

Ditularkan oleh kutu ke manusia jika kutu tersebut menggigit hewan yang terinfeksi, terutama tikus.

Sebagian besar kasus ini banyak terjadi di Amerika Serikat, khususnya di California, Hawaii, dan Texas.

Tipes yang disebabkan Salmonella Thypi dapat menular melalui makanan serta minuman yang terkontaminasi.

Paparan bakteri pada makanan atau minuman dapat terjadi saat seseorang kurang menjaga kebersihan tangan atau mengonsumsi makanan yang dibersihkan menggunakan air yang tercemar bakteri Salmonella thypi.

Beberapa faktor juga dapat meningkatkan risiko seseorang terserang tifus, antara lain:

  • Memiliki sarana sanitasi yang buruk
  • Tidak mencuci tangan sebelum makan, atau kurang bersih dalam mencuci makanan
  • Mengonsumsi sayur-sayuran yang menggunakan pupuk dari kotoran manusia yang terinfeksi
  • Mengonsumsi produk hewani, produk susu, atau olahannya yang telah terkontaminasi
  • Menggunakan toilet yang sudah terkontaminasi bakteri

Gejala Tipes yang Dialami

Perempuan Sakit Kepala
Foto: Perempuan Sakit Kepala (Freepik.com/cookie-studio)

"Gejala tifus umumnya mulai muncul pada satu hingga tiga minggu setelah tubuh terinfeksi," tambah dr. Hadianti.

Tipus ditandai dengan ciri-ciri seperti:

Kondisi ini dapat memburuk dalam beberapa minggu jika tidak segera ditangani dengan baik, yaitu dapat terjadi komplikasi seperti pendarahan saluran cerna.

Melansir Emerging Infectious Disease, komplikasi akibat tipes bisa sampai dengan perforasi usus, penyebaran ke organ lain seperti hepatitis, kolesistitis, bronkitis, peradangan paru, radang otak, bahkan kematian.

Jika tidak ditangani dan mendapatkan perawatan yang benar, diperkirakan satu dari lima orang meninggal karena tifus.

Sementara yang tetap hidup berisiko untuk terjadi kekambuhan, ini karena di negara negara-negara dengan iklim tropis seperti Indonesia penyakit ini termasuk penyakit endemis.

Baca Juga: Cacar Air pada Bayi, Ini Fakta yang Harus Moms Ketahui

Cara Mengatasi dan Pengobatan Tipes

Ilustrasi Vaksin Tifoid
Foto: Ilustrasi Vaksin Tifoid (medicalnewstoday.com)

Pengobatan di rumah (rawat jalan) atau di rumah sakit (rawat inap) bergantung kepada kondisi klinis dan tingkat keparahan yang dialami pasien.

Jika terdiagnosis pada stadium awal, pasien dapat menjalani perawatan di rumah dengan pengobatan antiobiotik selama 1-2 minggu.

Perawatan di rumah sakit diperlukan jika kondisi pasien tidak membaik atau sulit untuk mengonsumsi makanan, pasien dengan komplikasi, ataupun terjadi perburukan keadaan.

Nah, adapun cara mengatasi dan pengobatan tifus, baik di rumah ataupun di rumah sakit, antara lain:

1. Vaksin Tifoid

Selain pengobatan adaupun cara pencegahan penyakit tifus.

Cara pencegahan tifus adalah dengan vaksin tifoid yang dapat diberikan kepada anak yang sudah berusia di atas dua tahun dan dewasa.

Mengutip Centers for Disease Control and Prevention (CDC), vaksinasi dapat diulang setiap tiga tahun sekali.

Ada dua vaksin untuk mencegah demam tifoid.

Salah satunya adalah vaksin yang dilemahkan (dimatikan) dan yang lainnya adalah vaksin hidup, dilemahkan.

Nantinya dokter akan merekomendasikan Moms untuk memutuskan jenis vaksin tipes mana yang terbaik.

Vaksinasi pun dianjurkan bagi orang yang berniat bekerja atau bepergian ke daerah yang sedang dilanda kasus penyebaran tifus atau daerah endemis tifoid.

2. Obat Antibiotik

Cara mengatasi tipes yang cukup ampuh yakni dengan penggunaan antibiotik.

"Diberikan antibiotik yang sesuai dengan diagnosis kuman Salmonella yang ditemukan selama 1-2 minggu," jelas dr. Hadianti

Cara paling efektif untuk ketiga jenis tifus adalah dengan memakai antibiotik doksisiklin.

Dosis tunggal doksisiklin terbukti efektif melawan epidemi tifus. Doksisiklin juga bekerja dengan cepat pada jenis penyakit lainnya.

Untuk hasil terbaik, pasien tipes harus meminumnya sesegera mungkin setelah gejala mulai dirasakan.

Jika alergi terhadap doksisiklin atau jika tidak berhasil, dokter mungkin memilih antibiotik lain seperti ciprofloxacin (Sipro).

Baca Juga: Infeksi Virus Cacar Monyet (Monkeypox), Penyakit Cacar Langka dari Afrika


3. Menjaga Kebersihan dengan Baik

Beberapa cara untuk mengurangi faktor risiko adalah dengan menjaga kebersihan.

Memiliki sarana sanitasi yang baik atau higienis salah satu bentuk pencegahan terhadap penyakit tipes.

Selalu mencuci tangan sebelum makan, atau mencuci makanan dan persiapan pengolahannya sesuai standar kebersihan yang baik.

Serta tidak mengonsumsi sayur-sayuran yang belum dicuci dengan bersih.

Moms juga harus memperhatikan kebersihan toilet sesuai standar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), ya.

4. Makanan Rendah Serat

Apabila terinfeksi tifus, pasien diistirahatkan sampai 24 jam hingga bebas demam.

Disarankan diet yang sesuai, tidak harus bubur atau makanan yang dihaluskan.

"Pasien dapat mengonsumsi nasi yang dimasak biasa, namun rendah serat," jelas dr. Hadianti.

Mengutip American Society for Nutrition, lebih baik bagi pasien tipes untuk tetap menjalankan diet rendah serat jika mereka menderita diare.

Cobalah untuk menghindari makanan berserat tinggi seperti sereal gandum dan kacang-kacangan karena akan memperburuk diare.

Tentu hal ini dibarengi dengan obat antibiotik dari gejala yang ditimbulkan dan mencegah perburukan pada pasien.

5. Hindari Makanan Pantangan

Cara mengatasi tipes seterusnya adalah dengan menghindari makanan yang tidak matang.

Pantangan tipes adalah makanan yang tidak dimasak dengan matang atau pengolahannya kurang higienis dan matang.

Hindari makanan kaleng yang sudah kedaluwarsa, serta selalu mencuci tangan sebelum makan atau dalam menyiapkan makanan.

Pastikan kita selalu mengonsumsi minuman dan makanan dengan tingkat kematangan yang optimal.

Baca Juga: Normalkah Demam Anak Naik Turun Selama 5 Hari? Ini Jawaban Menurut Ahli!

6. Perbanyak Cairan Tubuh

Demam tifus dapat menyebabkan muntah dan diare yang dapat menyebabkan dehidrasi parah.

Untuk mencegah dehidrasi, teruslah minum cairan.

Tubuh tetap terhidrasi juga membantu menghilangkan kotoran dan racun dari tubuh secara tepat waktu.

Minumlah jus buah, air kelapa, dan sup probiotik untuk mempercepat pengobatan tifus.

7. Daun Basil untuk Antibakteri

Studi dalam Research Gate memaparkan bahwa daun basil bersifat antibiotik dan antimikroba.

Tambahkan daun basil ke air mendidih dan minum tiga hingga empat cangkir setiap hari.

Manfaatnya dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan menenangkan perut.

Moms juga bisa membuatnya sebagai pasta ataupun bubur. Tambahkan bubuk merica ke pasta basil dan beberapa helai kunyit.

Campur semua ini dan bagi menjadi tiga bagian. Minumlah campuran ini setiap setelah setiap makan.

Baca Juga: Kenali Cara Penularan DBD dan Pencegahannya, Perhatikan!

Nah itu dia penyebab, gejala, cara mengatasi serta pantangan penyakit tipes. Semoga membantu ya, Moms!

  • https://www.cdc.gov/typhus/epidemic/index.html
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5547806/
  • https://www.cdc.gov/vaccines/hcp/vis/vis-statements/typhoid.html
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4642427/
  • https://www.researchgate.net/publication/267031488_Basil_A_natural_source_of_antioxidants_and_neutraceuticals

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.