12 Mei 2024

Kenali Toxic Parents dan Bahayanya bagi Tumbuh Kembang Anak

Apakah Moms termasuk toxic parents?

Setiap anak berhak mendapatkan kasih sayang penuh dari orang tuanya. Sayangnya, tanpa sadar banyak orang tua justru tergolong toxic parents.

Orang tua mungkin berniat untuk memberikan segala hal terbaik untuk buah hati.

Namun, caranya kurang tepat sehingga memicu perilaku toxic.

Hal ini tentu saja akan membawa dampak yang kurang baik dalam hubungan keluarga, terutama pada anak-anak.

Perilaku toxic parents yang sengaja ataupun tidak dapat menyebabkan kerusakan emosional dan mental Si Kecil.

Maka, penting bagi orang tua untuk memahami ciri-ciri toxic parents dan bahayanya bagi anak.

Baca Juga: 6 Cara Melacak Nomor WA Orang yang Mencurigakan, Mudah!

Ciri-Ciri Hubungan Keluarga yang Sehat

Happy Family
Foto: Happy Family (Orami Photo Stock)

Sebelum mengetahui tentang toxic parents secara lebih lanjut, orang tua perlu mengetahui ciri-ciri hubungan keluarga yang sehat.

Yuk, simak ciri-ciri hubungan keluarga yang sehat menurut ClinMed Journals!

  • Saling memahami emosi tiap anggota keluarga sebagai sesuatu yang wajar.
  • Adanya aturan yang jelas dan konsisten dalam keluarga, serta antar individu mampu merasa dihormati.
  • Memperlakukan anggota dengan hormat dan membangun tingkat fleksibilitas untuk memenuhi kebutuhan individu secara konsisten.
  • Semua anggota keluarga merasa aman dan terjamin (tidak takut akan pelecehan emosional, verbal, fisik, atau seksual).
  • Orang tua benar-benar mengasuh anak mereka dengan penuh tanggung jawab.
  • Orang tua memenuhi hak maupun kewajibannya (tidak mengharapkan anak mereka mengambil tanggung jawab sebagai orang tua).
  • Tanggung jawab yang diberikan pada anak sesuai dengan usia mereka, fleksibel, dan orang tua menjadi sosok yang pemaaf atas kesalahan anak.
  • Menyadari bahwa tidak ada keluarga yang sempurna dan bersikap realistis sehingga tidak menekan atau terlalu memaksa anak dalam melakukan sesuatu.

Apabila keluarga Moms telah memenuhi kriteria keluarga yang sehat seperti di atas, anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di lingkungan keluarganya.

Jika sebaliknya, Moms atau Dads sebaiknya waspada karena bisa saja selama ini telah menjadi toxic parents bagi Si Kecil.

Baca Juga: 11+ Tips Membangun Keluarga Harmonis menurut Islam, Yuk Amalkan!

Ciri-Ciri Toxic Parents

Orang Tua Bertengkar (Orami Photo Stocks)
Foto: Orang Tua Bertengkar (Orami Photo Stocks)

Menurut studi dari European Journal of Sociology And Anthropology karakter anak ditentukan dari sebagaimana ia dilahirkan dan dibesarkan.

Perilaku orang tua terhadap anak dapat sangat menentukan kondisi emosional dan mental Si Kecil sejak kecil bahkan hingga dewasa nanti.

Toxic parents biasanya tidak menyadari bahwa mereka orang tua yang toxic.

Oleh karena itu, penting bagi Moms dan Dads mengetahui bagaimana ciri-ciri toxic parents.

Berikut adalah ciri-ciri toxic parents:

1. Selalu Mengutamakan Diri Mereka

Orang tua yang toxic akan mengesampingkan kepentingan anak dan mengutamakan diri mereka sendiri.

Meskipun mengatakan bahwa mereka menyayangi Si Kecil, mereka akan selalu menempatkan keinginan dan kebutuhannya lebih dahulu dibanding anak.

2. Tidak Peduli

Ciri-Ciri Toxic Parents (Orami Photo Stocks)
Foto: Ciri-Ciri Toxic Parents (Orami Photo Stocks)

Sikap tidak peduli pada anak juga merupakan ciri-ciri toxic parents, Moms.

Orang tua toxic tidak akan mempertimbangkan bagaimana kata-kata atau tindakannya dapat memengaruhi Si Kecil, atau bahkan melukai perasaannya.

Toxic parents tidak suka mendengarkan pendapat anak dan selalu memaksakan pendapatnya sendiri.

3. Tidak Simpati

Tidak menunjukkan simpati apapun kepada anak, bisa menjadi ciri-ciri toxic parents.

Meskipun mereka tahu anaknya terluka, mereka akan memilih berpura-pura tidak tahu atau bahkan tidak mempedulikannya.

Toxic parents tidak akan berpikir tentang rasa sakit yang dirasakan Si Kecil karena menganggap bahwa hal tersebut biasa dan tidak perlu dibicarakan.

Baca Juga: Penyebab Bintik Merah pada Pipi Bayi dan Produk yang Cocok!

4. Sering Berperilaku Kasar

Orang Tua Toxic (Orami Photo Stocks)
Foto: Orang Tua Toxic (Orami Photo Stocks)

Orang tua toxic akan sering berbicara dan bertindak kasar kepada anak.

Toxic parents sering kali meluapkan kemarahannya dengan kasar secara verbal maupun nonverbal.

Hal inilah yang dapat memengaruhi pertumbuhan psikologis Si Kecil.

Tanpa disadari, Si Kecil akan tumbuh menjadi pribadi yang penakut dan penuh kecemasan atau bahkan menjadi pribadi yang sama-sama memilih kekerasan sebagai jalan keluar.

5. Menuntut Anak

Si Kecil akan dibuat untuk selalu menuruti keinginan orang tuanya, bahkan jika itu bukan hal yang baik.

Sebenarnya tidak salah mengarahkan anak untuk memilih atau melakukan sesuatu, tetapi jika itu melampaui kemampuan anak, tentu akan membuat anak merasa tertekan.

6. Meremehkan Anak

Orang Tua Memarahi Anak (Orami Photo Stocks)
Foto: Orang Tua Memarahi Anak (Orami Photo Stocks)

Ketika orang tua memperlakukan anak selalu seperti anak kecil dan mengabaikannya secara terus menerus, ini termasuk ciri-ciri toxic parents, Moms.

Orang tua yang toxic tidak pernah menganggap pendapat anak dan akan selalu meremehkan semua hal yang anak lakukan.


7. Sering Menyalahkan

Beberapa orang tua toxic akan menyalahkan anak mereka atas kesalahan yang terjadi dalam hidup mereka.

Segala sesuatu yang berkaitan dengan Si Kecil akan selalu menjadi hal yang menyebalkan bagi mereka.

Untuk itu, mereka akan merasa kesal setiap waktu, meskipun saat Si Kecil tidak melakukan kesalahan.

Dilansir dari Life Hack, toxic parents akan mengkritik anak dari waktu ke waktu.

Maka dari itu, kebanyakan anak korban dari toxic parents mengalami gangguan pada sisi psikologisnya.

Kondisi mental anak juga akan terguncang, jika terus-menerus mendapatkan tekanan dari orang tua mereka.

Baca Juga: 8 Rekomendasi Vanili yang Harum dan Enak untuk Roti!

Penyebab Toxic Parents

Penyebab Toxic Parents (Orami Photo Stocks)
Foto: Penyebab Toxic Parents (Orami Photo Stocks)

Perilaku toxic parents ini ternyata memiliki penyebab, lho. Jadi, memang tidak muncul begitu saja.

Mengutip Life Labs, penyebab umum perilaku toxic parents adalah riwayat pelecehan atau penelantaran saat masa kecil.

Penyebab lain yang mendasari perilaku toxic parents, yaitu adanya trauma dalam diri Moms dan Dads yang di kemudian hari mengakibatkan Gangguan Stres Pasca Trauma atau PTSD (post-traumatic stress disorder).

Adanya kebiasaan hidup yang dipengaruhi oleh konsumsi obat-obatan atau alkohol juga mungkin membuat orang tua tidak memiliki kendali yang baik dalam diri mereka sehingga menimbulkan perilaku toxic parents.

Baca Juga: 12 Menu MPASI Pertama Bayi, Bisa Mulai dengan Puree Buah!

Selain itu, masalah kesehatan mental yang tidak stabil atau ciri-ciri gangguan kepribadian bisa saja menyebabkan timbulnya perilaku toxic dari orang tua terhadap anak-anaknya.

Orang tua yang sedang mengalami tekanan dari lingkungan, baik masalah finansial, hubungan sosial, atau pekerjaan pun memungkinkan mereka untuk menjadi toxic pada keluarga, terutama anaknya di rumah.

Beberapa penyebab di atas mungkin menjadi salah satu alasan orang tua menjadi toxic.

Ini karena hal-hal tersebut terjadi di luar kendali mereka, maka sering kali, toxic parents muncul secara tidak sadar.

Meski demikian, tetap saja toxic parents itu tidak boleh diwajarkan mengingat bahayanya yang dapat mengancam psikologis anak.

Bahaya Toxic Parents bagi Anak

Seperti bom waktu, bahaya anak dengan toxic parents ternyata dapat menciptakan efek yang cukup besar, Moms.

Setelah mengetahui ciri-ciri toxic parents, Moms perlu tahu bahaya anak dengan toxic parents, berikut di antaranya.

1. Kesulitan Menghargai Diri Sendiri

Anak Sedih (Orami Photo Stocks)
Foto: Anak Sedih (Orami Photo Stocks)

Kesulitan menghargai diri sendiri merupakan salah satu bahaya anak dengan toxic parents.

Anak akan kesulitan memilah mana yang seharusnya ia dapatkan dan yang harus dihindari.

Seperti yang dikutip pada jurnal berjudul A Toxic Mother Is More Dangerous Than An Absent Father, toxic parents biasanya akan menggali kekurangan anaknya seperti kurang pintar, mengkritik tinggi badan, berat badan atau apapun dengan alasan lelucon.

Hal seperti sangat erat kaitannya dengan rasa percaya diri Si Kecil, sehingga saat tumbuh dewasa nanti dirinya sangat sulit menghargai diri sendiri.

Pasalnya, hari-hari mereka selalu didominasi oleh berbagai macam lelucon yang berisi ejekan.


2. Kecenderungan Berperilaku Sama

Toxic parents bisanya bersifat agresif, mudah tersinggung, selalu menuntut, dan sulit sekali diajak berdiskusi.

Konsekuensi yang harus diterima atau bahaya anak dengan toxic parents seperti ini adalah kecenderungan anak meniru perilaku yang sama.

Sebab, menurutnya hal yang sehari-hari mereka alami adalah sebuah kewajaran.

3. Selalu Menyalahkan Diri Sendiri

Anak Emosi (Orami Photo Stocks)
Foto: Anak Emosi (Orami Photo Stocks)

Ketakutan anak di masa kecil saat tidak bisa mencapai nilai ulangan yang bagus dapat memicu anak bersikap perfeksionis.

Dampaknya, Si Kecil bisa tumbuh dalam keterpurukan saat sesuatu tidak berjalan dengan baik.

Bahaya anak dengan toxic parents sangat memungkinkan anak untuk melakukan tindakan kekerasan pada dirinya sendiri lho, Moms.

Bisa dengan membenturkan kepalanya, menggunakan benda tajam untuk melukai diri sendiri, sampai dengan tindakan bunuh diri.

4. Tidak Menghargai Ketulusan

Toxic parents bersedia memuji, memberikan hadiah, dan membanggakan diri anaknya apabila sang anak telah mencapai nilai bagus atau sudah menuruti keinginan orang tua dengan baik.

Tapi, kalau hal itu tidak dilakukan, toxic parents tidak segan-segan memberikan hukuman.

Ketulusan sangat sulit dirasakan oleh anak yang tumbuh dari toxic parents, karena menurutnya sebuah apresiasi hanya dapat diraih saat berhasil saja.

5. Kesulitan Menentukan Pilihan

Toxic parents tidak memiliki toleransi pada anak untuk mengatakan “tidak.”

Mereka akan terus menekan anaknya melakukan hal sesuai standar yang ditentukan.

Anak tidak diberikan ruang untuk menyampaikan pendapat, ide, dan gagasan.

Dampaknya, anak akan kesulitan menentukan pilihan, karena menurutnya semua keputusan harus berdasarkan kepuasan dan persetujuan orang tua.

6. Berisiko Mengalami Gangguan Kecemasan

Anak Stres (Orami Photo Stocks)
Foto: Anak Stres (Orami Photo Stocks)

Riset di tahun 1998 telah menunjukkan bahwa anak yang dididik oleh toxic parents punya risiko tinggi mengalami gangguan kecemasan ketika ia dewasa.

Riset tersebut diikuti 940 orang dewasa dan telah membuktikan bahwa anak-anak yang tumbuh dengan toxic parents cenderung mengalami kecemasan.

Toxic parents juga akan membuat anak lebih sulit mengidentifikasi tanda awal kecemasan yang telah dialaminya.

Pasalnya, toxic parents sering kali tidak bisa menerima dengan baik rasa takut serta rasa cemas dari sang anak.

Inilah yang seringkali menyebabkan anak terlambat mendapatkan penanganan dini sehingga mengakibatkan gangguan mental pada usia dewasa.

Moms dan Dads, dampak dari toxic parents bagi Si Kecil sangat besar, lho.

Anak bisa mengalami gangguan psikologis, seperti krisis kepercayaan diri, kecemasan berlebihan, bahkan depresi.

Untuk itu, Moms dan Dads perlu menyadari sejak diri ciri-ciri toxic parents sejak dini agar terhindar dari sikap ini.

  • https://lifelabs.psychologies.co.uk/posts/18860-what-makes-a-parent-toxic
  • https://www.lifehack.org/350678/13-signs-toxic-parent-that-many-people-dont-realize
  • https://clinmedjournals.org/articles/jfmdp/journal-of-family-medicine-and-disease-prevention-jfmdp-3-059.php?jid=jfmdp

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.