Cyberbullying: Ketahui Dampak pada Fisik dan Mental serta Cara Mengatasi
Jika Moms memperhatikan bagaimana pesatnya perkembangan dunia media sosial saat ini, maka Moms akan melihat praktik cyberbullying yang terjadi kapan saja dan menimpa siapa saja.
Dulu, tindakan bully kerap kali terjadi di sekolah atau tempat bermain anak.
Namun, akibat perkembangan teknologi, tindakan tersebut dapat dilakukan melalui media digital tanpa perlu bertatap muka secara langsung.
Sebagai orang tua, Moms perlu menyadari bahwa tindakan buruk tersebut bisa saja menimpa anak-anak kita tanpa kita ketahui.
Itu artinya, Moms harus melakukan yang terbaik untuk melindungi anak-anak agar tidak menjadi korban dan juga mencegah anak-anak menjadi pelaku perundungan siber ini.
Apa Itu Cyberbullying?
Cyberbullying merupakan tindakan yang bersifat mempermalukan, melecehkan, atau perusakan karakter melalui internet atau ponsel dengan menggunakan pesan teks, gambar, hingga video.
"Cyberbullying adalah tindakan berulang yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang merasa lebih kuat untuk menyakiti, mempermalukan, dan menindas seseorang dalam ranah daring.
Tindakan ini dilakukan dengan tujuan membuat korban menderita atau tidak berdaya.
Dampak dari tindakan ini adalah cemas, self esteem menurun, konsep diri jadi negatif, merasa tidak berharga, dan depresi," jelas dr. Jane Cindy Linardi, M.Psi, Psi, CGA, Psikolog di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, Jakarta Selatan.
Idealnya, para orangtua pasti ingin meminimalkan kemungkinan anak-anak mereka menjadi korban cyberbullying.
Maka dari itu, Moms perlu memahami definisi dari tindakan buruk tersebut.
Dengan mengetahui apa saja yang menjadi contoh cyberbullying seperti yang dijelaskan di atas, Moms sebaiknya dapat menjadi tempat bagi anak-anak untuk menceritakan setiap masalah yang mereka alami.
Contoh Cyberbullying
Cyberbullying adalah bentuk bullying yang terjadi secara online atau melalui perangkat digital. Berikut adalah beberapa contoh cyberbullying:
- Mengirim Pesan atau Komentar yang Menyakitkan
Seseorang secara terus-menerus mengirim pesan teks atau komentar yang menghina, mengejek, atau merendahkan seseorang melalui media sosial, aplikasi pesan, atau email. - Menyebarkan Rumor atau Informasi Pribadi
Menyebarkan rumor yang tidak benar atau informasi pribadi seseorang tanpa izin mereka, yang bisa mempermalukan atau merusak reputasi mereka secara online. - Menghina atau Mem-bully di Media Sosial
Menggunakan platform media sosial untuk membuat status atau posting yang mengejek, menghina, atau mempermalukan seseorang secara publik. - Menyamar Menjadi Orang Lain
Membuat akun palsu atau menyamar sebagai orang lain untuk menyebarkan pesan kebencian atau memicu konflik di antara orang-orang. - Mengunggah Foto atau Video Memalukan
Mengunggah atau menyebarkan foto atau video memalukan seseorang tanpa izin mereka, terutama jika tujuan utamanya adalah untuk mempermalukan atau menghina orang tersebut. - Mengancam atau Memaksa
Mengirim pesan berisi ancaman kekerasan atau pemaksaan kepada seseorang secara online, membuat mereka merasa takut atau terintimidasi. - Menyebarkan Konten yang Memicu Konflik
Menggunakan media sosial untuk memposting konten yang bisa memicu perdebatan atau konflik di antara kelompok orang, dan menggunakan situasi itu untuk menyerang individu tertentu.
Dampak Cyberbullying pada Anak
Setiap jenis intimidasi dapat memiliki efek fisik dan psikologis pada anak, temasuk intimidasi dari perundungan siber.
Sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Adolescent Health, Medicine and Therapeutics, mengungkapkan bahwa kecemasan, ketakutan, depresi, rendah diri, hingga masalah perilaku, menjadi dampak yang dialami oleh anak yang menjadi korban cyberbullying.
Dengan menyadari dampak buruknya, Moms dan Dads dapat mendampingi anak agar tidak menjadi korban dan tahu tanda apa saja yang sudah termasuk dalam kategori perundungan.
Berikut ini dampak cyberbullying yang patut diwaspadai.
1. Anak Menjadi Stres, Takut, dan Cemas
Tidak mengherankan, cyberbullying adalah penyebab stres yang signifikan dalam kehidupan anak muda.
Faktanya, dalam penelitian yang telah disebutkan di atas, juga menunjukan bahwa 32% anak-anak yang menjadi target cyberbullying melaporkan setidaknya mengalami satu gejala stres.
Selain merasa tertekan, mereka juga mungkin merasa malu, terluka, dan bahkan takut dan khawatir akan keselamatan mereka.
Mereka bahkan mungkin menyalahkan diri mereka sendiri atas perundungan yang dialaminya.
Jika Moms and Dads melihat perubahan suasana hati pada anak, jangan ragu untuk mengajak mereka berbicara atau menghubungi penyedia layanan kesehatan untuk mendapatkan evaluasi dan terapi.
2. Anak Dapat Merasa Kehilangan Minat dan Putus Asa
Ketika seseorang mengalami cyberbullying, korban mungkin akan merasa dunia di sekitar mereka berbeda dari yang lain.
Bagi banyak orang, hidup bisa terasa putus asa dan tidak berarti.
Mereka mungkin kehilangan minat pada hal-hal yang pernah mereka nikmati dan menghabiskan lebih sedikit waktu untuk berinteraksi dengan keluarga dan teman.
Selain itu, dalam beberapa kasus perundungan yang berat, depresi dan pikiran untuk bunuh diri pun dapat muncul.
3. Perubahan Perilaku ke Arah Negatif
Anak-anak yang mengalami perundungan siber mungkin menunjukkan perubahan perilaku yang sama dengan mereka yang ditindas di dunia nyata.
Misalnya, mereka menunjukkan hilangnya minat dalam kegiatan dan terlibat dalam perilaku buruk secara rahasia.
Dalam kasus ekstrem atau ketika cyberbullying berkepanjangan, anak-anak terkadang menunjukkan perubahan perilaku yang lebih signifikan, salah satunya seperti menggunakan narkoba atau alkohol.
4. Memicu Masalah Fisik
Menjadi sasaran cyberbullying dapat menghancurkan hidup, terutama jika menimpa anak-anak.
Perasaan kewalahan dan stres dapat berdampak secara fisik yang memicu masalah tubuh, seperti masalah gastrointestinal, gangguan makan, serta gangguan tidur.
Jika para orangtua memperhatikan bahwa anak di rumah mengalami perubahan dalam kebiasaan makan, tidur, serta masalah fisik lainnya, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter anak.
Sebab, hal tersebut bisa menjadi tanda masalah yang lebih besar.
Karena itu, perlu dievaluasi lebih lanjut untuk menjadikan kehidupan anak lebih nyaman.
Cara Mengatasi Cyberbullying di Media Sosial
Sayangnya, anak-anak terkadang enggan menyampaikan keluhannya kepada orangtua ketika mereka menjadi korban cyberbullying.
Hal ini justru sering membuat orangtua jadi tidak tahu bahwa anaknya adalah korban perundungan.
Namun, jika Moms mendapati anak mengalami kejadian tersebut, berikut tips bagi orangtua dan pihak sekolah untuk mencegah dan menghentikan cyberbullying.
1. Batasi Penggunaan Ponsel, Laptop, dan Komputer
Simpan komputer di area umum yang bisa Moms pantau di rumah.
Jangan membiarkan komputer atau ponsel berada di kamar tidur anak-anak. Sebab media-media tersebut merupakan tempat terjadinya cyberbullying.
Selain itu, pelajari cara kerja berbagai aplikasi dan situs jejaring sosial.
Moms perlu mengenali Facebook, Instagram, Twitter, TikTok, dan sejumlah aplikasi lainnya.
Menurut dr. Jane, jika Moms mendapati anak dirundung dalam salah satu platform tersebut, segera batasi penggunaan media sosial tersebut sehingga anak tidak terus menerus terpapar dengan konten yang merundungnya.
2. Berkomunikasi dengan Anak
Bicaralah secara khusus dengan anak-anak tentang masalah cyberbullying.
Beri tahu mereka, bahwa mereka dapat meminta bantuan kepada orang tua jika terjadi sesuatu yang tidak pantas, menjengkelkan, atau berbahaya yang terkait dengan perundungan siber.
Selain itu, dr. Jane menambahkan bahwa orangtua dapat mengajak anak untuk berdiskusi terkait keberhargaan dirinya, dan hal-hal positif apa yang ada dalam diri anak.
Beri tahu anak untuk tidak menanggapi ancaman atau komentar cyberbullying apa pun secara online.
Namun, jangan hapus pesan apa pun yang diterima.
Sebaliknya, cetak semua pesan, termasuk alamat e-mail atau akun si penindas siber.
Moms akan memerlukan pesan-pesan tersebut untuk memverifikasi dan sebagai bukti jika memang adanya cyberbullying.
Lebih lanjut, sebagai orangtua yang anaknya mengalami cyberbullying, penting untuk mengontrol tindakan dalam menyikapi hal tersebut.
Jangan bereaksi berlebihan dengan menyalahkan anak.
Jika mereka mengalami perundungan siber, beri dukungan dan pengertian.
Cari tahu berapa lama intimidasi telah terjadi dan pastikan bahwa Moms dan Dads akan bekerja sama untuk menemukan solusi.
3. Bangun Kepercayaan dengan Anak
Tetapkan batas waktu bermain media sosial, serta jelaskan juga alasannya. Diskusikan aturan penggunaan internet agar cyberbullying tidak terjadi.
Minta anak untuk ikut menetapkan aturan.
Jangan mengancam untuk mengambil ponsel atau laptop anak, jika mereka datang kepada Moms dan Dads dengan masalah.
Hal ini hanya akan membuat anak-anak bersikap menjadi lebih tertutup.
Selain itu, jangan meremehkan masalah dengan mengatakan kepada anak-anak Moms untuk mengabaikannya.
Rasa sakit emosional karena diintimidasi sangat nyata dan dapat memiliki efek jangka panjang.
Menganggap masalah itu tidak penting bisa menambah luka di perasaan mereka karena merasa tidak mendapatkan dukungan orangtua.
4. Konsultasi
Bicaralah dengan guru bimbingan konseling di sekolah, sehingga mereka dapat mengawasi intimidasi yang dilakukan pelaku cyberbullying selama hari sekolah.
Ini perlu dilakukan jika memang pelaku bersekolah di tempat yang sama dengan anak Moms yang menjadi korban.
Adapun hal-hal yang bisa dilakukan pihak sekolah terkait rundungan melalui internet, meliputi:
- Mengadopsi kebijakan tanpa toleransi untuk semua jenis intimidasi
Jelaskan bahwa setiap intimidasi, pelecehan, atau perilaku mengancam akan ditangani dengan cepat dan serius.
- Pihak sekolah harus memiliki kebijakan anti-intimidasi
Semua bagian (administrator sekolah, guru, orang tua, dan siswa) harus mengetahui kebijakan tersebut di awal setiap tahun ajaran.
- Memasukkan pengajaran Internet Safety Awareness ke dalam kurikulum
Ini perlu agar siswa tahu bagaimana berinteraksi secara aman di internet.
Libatkan siswa, orangtua, dan guru dalam diskusi tentang pencegahan cyberbullying.
Jika ancaman dan kekerasan fisik atau bullying terus meningkat, libatkan penegak hukum.
Dampak cyberbullying sangat terasa jika menimpa anak-anak. Karena itu, selalu jaga dan lindungi mereka, serta pantau aktivitas mereka di dunia maya, ya Moms!
Selain itu, Moms juga perlu mengetahui jenis-jenis bully lain untuk melindungi anak dari tindakan ini.
Semoga Si Kecil dapat tumbuh dengan baik tanpa adanya perilaku negatif ini, ya!
- https://www.dovepress.com/current-perspectives-the-impact-of-cyberbullying-on-adolescent-health-peer-reviewed-fulltext-article-AHMT
- https://www.unicef.org/end-violence/how-to-stop-cyberbullying
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.