Ulkus Dekubitus pada Gigi Anak, Apa Itu? Simak Penjelasannya Berikut Ini!
Moms pasti setuju jika kesehatan gigi dan mulut anak perlu diperhatikan sejak dini. Selain agar aktivitas mengunyah dan menelannya berjalan baik, juga agar terhindar dari ulkus dekubitus.
"Ulkus dekubitus pada gigi merupakan suatu bentuk trauma fisik pada jaringan gusi yang disebabkan oleh iritasi kronis dari gigi," jelas drg. Rahmita Nuraini, Sp.KGA, Dokter Gigi Spesialis Kedokteran Gigi Anak RS Pondok Indah – Pondok Indah.
drg. Rahmita menambahkan, "Seringkali ulkus dekubitus menyebabkan ruptur atau robekan pada jaringan lunak. Hal ini merupakan indikasi bahwa terjadi infeksi kronis pada gigi yang tidak mendapatkan perawatan."
Baca Juga: Moms, Lakukan 7 Cara Ini agar Anak-anak Memiliki Gigi Sehat dan Bersih
Gejala Ulkus Dekubitus pada Gigi Anak
Foto: Orami Photo Stock
Moms dan Dads perlu curiga jika anak-anak mengalami beberapa tanda di bawah ini, bisa saja mereka mengalami ulkus dekubitus gigi.
- Mengeluh nyeri dari ringan sampai berat di bagian gigi dan mulut
- Ujung akar gigi keluar dari gusi
- Di daerah perbatasan gusi dan bibir ada luka mirip sariawan yang berwarna putih
- Anak kesulitan mengunyah dan menelan ketika makan atau minum
Meski umumnya ulkus dekubitus pada gigi anak bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu 10-14 hari, tetapi kondisi ini bisa saja menjadi semakin parah karena faktor sistemik.
Jika sudah demikian, sebaiknya segera menemui dokter gigi untuk mendapatkan perawatan karena kondisi ini pastinya sangat tidak nyaman bagi anak.
Baca Juga: Mengenal Kondisi Kanker Lidah, Waspada Berawal dari Sariawan yang Tak Kunjung Sembuh
Penyebab Ulkus Dekubitus
Foto: Orami Photo Stock
"Ulkus dekubitus dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain sisa akar gigi yang tajam dan perforasi akar atau deretan lubang di akar dari gigi sulung," ujar drg. Rahmita.
Bisa juga terjadi karena penggunaan instrument dental yang tidak benar, makanan keras, benda asing yang tajam, mukosa yang tergigit, dan iritasi dentis.
Secara klinis, ulkus dekubitus terlihat menyerupai benih gigi yang keluar di tengah gusi, tetapi seringkali tajam di ujungnya sehingga dapat menyebabkan luka trauma pada bibir maupun pipi.
Menurut jurnal yang diterbitkan oleh Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Bandung, lokasi ulkus dekubitus dapat terjadi dimana saja, di dalam mulut.
Namun, paling sering ditemukan pada mukosa buccal, bibir, fossa labioalveolar, buccal veolar, dan tepi lateral lidah.
Berikut beberapa lokasi terjadi ulkus dekubitus pada gigi anak dilihat dari penyebabnya:
- Trauma Mekanik
Ulkus karena trauma mekanik biasanya ditemukan pada mukosa bukal, labial, lipatan mukobukal gusi, dan mukosa palatal.
- Trauma Panas atau Suhu
Trauma karena makanan yang panas biasanya terdapat pada mukosa bukal posterior dan palatum.
- Trauma Kimia
Bahan kimia dapat merusak semua area mukosa oral. Bahan kimia yang dapat menyebabkan lesi, antara lain aspirin, hydrogen peroksida, perak nitrat, dan fenol.
Baca Juga: Jangan Panik! Gigi Anak Patah Apa Bisa Tumbuh Lagi?
Pengobatan Ulkus Dekubitus pada Gigi Anak
Foto: Orami Photo Stock
Cara penanganan ulkus dekubitus tergantung dari faktor penyebab, ukuran, kronisitas, tingkat keparahan, dan lokasinya.
Terapi ulkus yang disebabkan oleh trauma secara umum adalah menghilangkan faktor penyebabnya.
Pada ulkus dekubitus yang disebabkan trauma mekanik atau trauma suhu, biasanya akan sembuh sendiri dalam 10-14 hari.
Namun, trauma kimia dan suhu bisa menyebabkan nyeri yang hebat pada mukosa oral sehingga memerlukan analgesic selama penyembuhan.
Antibiotik broad specrum seperti penisilin dapat digunakan untuk mencegah infeksi sekunder oleh bakteri terutama jika lesi ulkus parah dan dalam.
Terapi suportif lain, seperti memperbaiki kebersihan gigi dan mulut serta penggunaan obat kumur sangat disarankan.
Sedangkan bila penyebab ulkus dekubitus adalah gigi maloklusi atau supraposisi, dapat dilakukan ekstraksi gigi penyebab sesuai prosedur tetap.
Apabila hal ini disebabkan oleh sisa akar yang tajam, maka akar tersebut harus dicabut oleh dokter gigi dan lukanya akan diberikan dental gel agar lekas sembuh kembali.
"Jika Anda menemukan kondisi yang menyerupai hal tersebut pada gigi si kecil, maka sebaiknya Si Kecil segera diperiksakan ke dokter gigi spesialis kedokteran gigi anak untuk mendapatkan perawatan yang tepat," kata drg. Rahmita.
Baca Juga: Cegah Gigi Berlubang pada Anak dengan Rajin Sikat Gigi, Ini Tips dari Dokter Spesialis Gigi Anak
Cara Mencegah Ulkus Dekubitus
Tentu saja, terdapat cara mencegah ulkus pada gigi dan mulut anak. Apa saja ya, Moms? Simak selengkapnya.
1. Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut
Foto: Orami Photo Stock
Cara utama dan yang paling penting untuk mencegah adanya masalah pada gigi atau mulut, yakni dengan menjaga kebersihannya.
Oleh sebab itu, Moms dan Dads sebagai orang tua perlu membiasakan Si Kecil untuk membersihkan giginya selama 2 kali dalam sehari. Terutama, setelah makan dan menjelang tidur malam.
Awalnya, memang tidak mudah dilakukan karena ada kalanya anak-anak susah diajak untuk menggosok gigi. Namun, Moms sebaiknya tidak boleh menyerah.
Coba cara lain yang lebih menyenangkan agar Si Kecil semangat membersihkan gigi.
Misalnya, belajar menggosok gigi melalui lagu atau video dengan ilustrasi yang menarik.
Bisa juga mengajaknya untuk membersihkan gigi bersama karena anak-anak cenderung mengikuti apa yang dilakukan orang tua. Jadilah contoh yang baik, Moms.
Baca Juga: Begini Cara Mengatasi Karies Gigi pada Anak!
2. Batasi Konsumsi Makanan Manis dan Lengket
Foto: Orami Photo Stock
Selain menjaga kebersihan gigi dan mulut, perhatikan juga asupan makanan atau minuman yang dikonsumsi anak. Sebaiknya, batasi konsumsi makanan manis dan lengket.
Menurut Journal of Dental Research, sekelompok bakteri berbahaya tertentu akan menghasilkan asam di mulut setiap kali mereka menemukan dan mencerna gula.
Asam ini dapat menghilangkan mineral dari email gigi, yang merupakan lapisan terluar gigi yang mengkilap dan protektif. Proses ini disebut demineralisasi.
Meski asam dapat diatasi oleh mineral dalam air liur, tetapi siklus serangan asam yang berulang menyebabkan hilangnya mineral pada email.
Seiring waktu, kondisi ini dapat melemahkan dan menghancurkan enamel sehingga membentuk rongga yang disebut gigi berlubang.
Baca Juga: Gigi Berlubang, Moms Wajib Tahu Penyebab, Cara Mengatasi, dan Cara Mencegahnya!
3. Rutin Memeriksakan Kesehatan Gigi ke Dokter
Foto: Orami Photo Stock
Hal lain yang tak kalah penting ialah rutin memeriksakan kesehatan gigi ke dokter, setidaknya setiap 6 bulan sekali.
Moms dan Dads sebaiknya menerapkan kebiasaan baik ini sejak dini pada anak-anak.
"Sebaiknya kunjungan pertama dimulai pada usia 1 tahun atau saat gigi pertama terlihat," saran Rhea Haugseth, D.M.D., presiden American Academy of Pediatric Dentistry, seperti yang dikutip dari Parents.
Jangan mengajak anak ke dokter gigi ketika mereka mengalami masalah pada gigi, hal tersebut justru bisa menimbulkan trauma.
Selain itu, cobalah untuk memberikan pengertian singkat mengenai pentingnya memeriksa kesehatan gigi dan mulut.
Jelaskan pada anak bahwa mengunjungi dokter gigi adalah kebutuhan, bukan pilihan, dan dokter gigi akan merawat giginya sehingga lebih sehat dan kuat.
Moms juga dapat menjelaskan bahwa dokter gigi bisa membantu orang lain untuk mencegah gigi berlubang dan memastikan bahwa pasiennya akan memiliki senyum yang indah selama bertahun-tahun mendatang.
Baca Juga: Simak 6 Tips Mengajak Anak ke Dokter Gigi untuk Pertama Kali Agar Menyenangkan!
Itu dia Moms penjelasan mengenai ulkus dekubitus pada gigi anak. Mulai dari gejala, penyebab, pengobatan, hingga pencegahannya.
Yuk, ajak Si Kecil menjaga kebersihan dan kesehatan giginya sejak dini!
Jika merasa ada keluhan tentang gigi dan mulut, segera memeriksa keadaan gigi dan mulut ke pelayanan kesehatan gigi terdekat, ya.
- http://repository.poltekkesbdg.info/files/original/f231b6140c80ddeb9e833978df6845e8.pdf
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26261186/
- https://www.healthline.com/nutrition/how-sugar-destroys-teeth
- https://www.parents.com/health/dental/kids-overcome-fear-dentists/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.