Vertikultur, Cara Berkebun yang Bisa Diterapkan di Perkotaan
Ingin berkebun di rumah tetapi lahan yang tersedia sangat sempit? Jangan khawatir, sebab kini kita bisa menggunakan vertikultur.
Vertikultur ini adalah gabungan dari dua kata, yaitu vertical dan culture.
Vertical sendiri memiliki arti berdiri, sementara culture artinya budaya atau budidaya.
Jadi, kedua kata ini berasal dari bahasa Inggris.
Baca Juga: Kelebihan Menanam di Polybag, Murah dan Fleksibel!
Pengertian Vertikultur
Secara sederhana, vertikultur adalah sistem budidaya pertanian atau cara berkebun dengan menggunakan media tanam yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat.
Cara bertani ini bisa dilakukan baik di dalam ruangan atau di luar ruangan.
Kini, sistem pertanian vertikultur telah menjadi pilihan masyarakat perkotaan untuk bertanam sekaligus menjadi solusi dari keterbatasan lahan yang dimiliki.
Sistem ini juga merupakan konsep penghijauan yang cocok untuk dilakukan di daerah perkotaan dengan lahan terbatas.
Misalnya, jika hanya memiliki lahan 1 meter yang biasanya hanya bisa untuk menanam 5 batang tanaman, maka dengan sistem vertikal, kita dapat menanam hingga 20 batang tanaman.
Jadi, tidak perlu meragukan sistem pertanian ini.
Sistem vertikultur ini bisa memberikan hasil yang maksimal jika melakukan perawatan dengan baik.
Dengan teknologi vertikultur ini, kita bisa menanam berbagai jenis tanaman misalnya:
- Seledri
- Cabai
- Terong
- Bawang kucai
- Mentimun
- Selada
- Bawang merah
- Tomat
- Kemangi
- Sawi
- Bayam
- Kangkung dan berbagai jenis sayuran lainnya.
Terpenting adalah tanaman yang dipilih adalah jenis tanaman yang kecil dengan perakaran pendek.
Baca Juga: Begini Cara Menanam Hidroponik dengan Botol Bekas
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Vertikultur
Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan dari sistem pertanian vertikultur yang perlu diketahui:
1. Kelebihan
Beberapa kelebihannya antara lain:
- Efisiensi Penggunaan Lahan
Teknik ini disusun secara vertikal, sehingga dapat membuat penggunaan lahan menjadi lebih efisien.
- Tak Perlu Menyiangi Gulma Terlalu Sering
Penanaman yang dilakukan secara vertikal dapat mencegah pertumbuhan gulma sehingga tidak perlu menyiangi gulma terlalu sering.
- Mudah Dipindahkan dan Dirawat
Jika menggunakan wadah seperti pot atau polybag, maka tanaman semakin mudah dipindahkan ke tempat yang lain.
Selain itu, perawatannya juga terbilang mudah karena tanaman berada pada satu lokasi yang sama.
- Menghemat Penggunaan Pupuk, Pestisida, dan Air
Sistem ini juga bisa membuat penggunaan pupuk menjadi lebih hemat.
Sebab, pupuk bisa langsung diberikan di dalam wadah sehingga pupuk tidak akan dengan mudah tercuci.
Penghematan tersebut berlaku pada penggunaan pestisida, karena media tanam yang digunakan nantinya akan lebih steril.
Sementara itu, tanaman yang diletakkan di dalam ruangan juga membantu menghemat penyiraman air karena penguapan berkurang.
- Mencegah Kerusakan Tanaman
Jika vertikultur yang menggunakan atap juga bisa memudahkan mencegah tanaman dari kerusakan karena hujan.
- Mempercantik Rumah
Penampilan instalasi vertikultur juga bisa menambahkan nilai estetika di pekarangan rumah.
2. Kekurangan
Sementara itu, ada juga beberapa kekurangan yang mesti diperhatikan:
- Perawatan Intensif dan Sulit
Saat memilih sistem vertikultur, maka Moms harus manaman mereka dan merawatnya secara kontinu dan intensif.
Oleh karena itu, rutin memberikan pupuk dan penyiraman, terutama pada vertikultur yang beratap atau dengan rumah kaca.
Selain itu, perawatan yang intensif ini bisa dibilang lebih sulit dibanding perawatan konvensional karena membutuhkan kesabaran yang cukup tinggi.
- Tanaman Bisa dengan Mudah Rusak
Tanaman nantinya akan mudah dipindahkan, maka tanaman rentan patah atau rusak jika tidak diperlakukan dengan benar.
Oleh karena itu, sebaiknya tanaman jangan terlalu sering dipindah-pindah.
- Perancangan Instalasi yang Mahal dan Matang
Moms juga harus harus merancang dengan matang instalasi sebelum digunakan untuk bertanam.
Selain itu, dana yang dibutuhkan untuk pemasangan ini bisa lebih banyak dibanding bertanam secara konvensional.
Terlebih lagi, jika bertanam di dalam bangunan rumah kaca.
Persiapan Budidaya Vertikultur
Ada beberapa aspek yang harus dipersiapkan dalam budidaya tanaman dengan vertikultur.
Persiapan-persiapan tersebut antara lain:
1. Membuat Rak Vertikultur
Moms bisa membuat rak vertikultur dengan menggunakan bahan khusus, seperti bambu, kayu, pipa paralon, pot gantung.
Bisa juga memanfaatkan barang bekas yang ada, misalnya di kaleng bekas cat, botol minuman kemasan, dan sebagainya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan wadah untuk membuat vertikultur adalah kecocokan dengan kondisi lingkungan.
Pastikan ia disesuaikan dengan karakteristik tanaman yang ingin dibudidayakan.
Alhasil, Moms dapat merancang sistemnya dengan benar.
Selain itu, bentuk dan model vertikultur juga beragam dan bisa disesuaikan dengan kondisi lahan, jenis tanaman dan keinginan tanpa meninggalkan estetika.
Jika lahan atau halaman cukup luas, maka bisa membuat rak rak susun atau bertingkat.
Namun, jika halaman rumah sangat sempit, kita dapat menggunakan rak tempel di tembok dan pot gantung.
Baca Juga: 9 Manfaat Berkebun yang Berguna untuk Kesehatan Fisik dan Mental
2. Menggunakan Media Tanam yang Tepat
Moms juga harus memilih media tanam yang tepat untuk menunjang perakaran dan pertumbuhan tanaman nantinya.
Dari media tanam ini, tanaman akan menyerap makanan berupa unsur hara melalui akarnya.
Moms bisa menggunakan campuran antara tanah, pupuk kompos, dan sekam dengan perbandingan 1 : 1 : 1.
Setelah semua bahan terkumpul, kita bisa mencampurnya hingga merata.
Tanah dengan sifat koloidnya memiliki kemampuan untuk mengikat unsur hara, dan melalui air unsur hara dapat diserap oleh akar tanaman dengan prinsip pertukaran kation.
Sementara itu, sekam bisa berfungsi untuk menampung air di dalam tanah.
Kompos juga menjamin tersedianya unsur hara yang diperlukan tanaman.
Campuran media tanam ini bisa dimasukkan ke dalam bambu hingga penuh.
Untuk memastikan tidak ada ruang kosong, Moms bisa menggunakan bambu kecil atau kayu untuk mendorong tanah hingga ke dasar wadah (ruas terakhir).
Namun, usahakan media tanam di dalam bambu tidak terlalu padat agar air mudah mengalir
Cara ini agar akar tanaman tidak kesulitan “bernapas," dan tidak terlalu renggang agar ada keleluasaan dalam mempertahankan air dan menjaga kelembapan.
3. Mempersiapkan Bibit
Persiapan bibit ini ada baiknya dilakukan sebelum pembuatan rak, sehingga saat pembuatan rak sudah selesai bibit juga akan siap dipindahkan ke dalam pot atau rak vertikultur.
Untuk penyemaian benih, Moms bisa menggunakan wadah khusus tray penyemaian benih atau bisa juga menggunakan gelas plastik bekas minuman.
Wadah diisi media tanam seperlunya dan memiliki lubang di bagian bawah untuk mengeluarkan kelebihan air.
Selain itu, jumlah benih yang dapat disemaikan disesuaikan dengan ukuran wadahnya.
Dalam hal ini, jarak tanam benih diatur sedemikian rupa agar tidak berdempetan.
Semai benih dalam wadah yang sudah terisi dengan media tanam, lakukan penyiraman secara periodik sampai bibit siap pindah tanam.
Benih akan berkecambah dua hingga tiga minggu setelah semai.
Bibit akan siap dipindahkan apabila sudah tumbuh 4 sampai 5 daun.
Baca Juga: 3 Cara Mudah Menanam Rumput Kucai agar Tumbuh Subur
Itulah informasi mengenai pertanian vertikultur yang perlu diketahui.
Selamat mencoba!
- https://fpp.umko.ac.id/2021/06/14/kelebihan-dan-kekurangan-vertikultur/
- http://sulbar.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/info-teknologi/367-teknologi-vertikultur-sebagai-solusi-bertani-dilahan-sempit
- https://petanidigital.id/vertikultur/
- https://www.kompas.com/homey/read/2022/01/15/082800576/berkebun-di-lahan-sempit-dengan-teknik-vertikultur-begini-caranya?page=all
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.