13 Juni 2024

Ini Perbedaan Warna Darah Haid yang Subur dan Tidak, Catat!

Waspadai perubahan pada warna darah haid

Warna darah haid yang subur umumnya cenderung kemerahan. Namun, ada beberapa kondisi yang bisa mengubah warna darah haid.

Melansir American Journal of Epidemiology, pola perdarahan menstruasi dianggap sebagai indikator kesehatan reproduksi.

Jika terjadi perubahan pada warna darah haid, Moms mungkin perlu mulai waspada dan mencari tahu penyebabnya.

Sebab, ada beberapa sinyal bahaya yang ditandai dengan perubahan warna pada darah haid.

Seperti apa tanda dan warna darah haid yang subur dan tidak subur? Kenali perbedaannya berikut ini.

Baca Juga: 6 Penyebab Telat Haid 1 Minggu, Pertanda Apa?

Urutan Warna Darah Haid yang Subur Hingga Bermasalah

Ilustrasi Darah Haid
Foto: Ilustrasi Darah Haid (Teenvogue.com)

Darah haid dapat berubah warna dan teksturnya setiap periode menstruasi datang.

Hal ini disebabkan oleh perubahan hormon, pola makan, gaya hidup, usia, dan lingkungan.

Umumnya warna darah haid yang subur dapat bervariasi dari merah cerah hingga cokelat tua.

Dalam kasus yang jarang terjadi, misalnya kanker serviks, ini dapat menyebabkan warna darah yang tidak biasa atau perdarahan yang tidak teratur.

Berikut ini urutan warna darah haid yang subur hingga mengalami gangguan kesehatan. Perhatikan, ya Moms!

1. Cokelat

Jika Moms melihat warna darah haid cenderung kecokelatan, maka tak perlu khawatir karena ini termasuk dalam kategori warna darah haid yang subur.

Warna darah cokelat artinya darah tua yang sempat mengalami oksidasi.

Proses tersebut membuat warna darah haid berubah menjadi cokelat.

Biasanya, hal ini disebabkan karena darah tersebut terlalu lama berada di dalam tubuh hingga terjadi proses oksidasi.

Dalam beberapa kasus, darah haid yang berwarna cokelat juga bisa menjadi sisa dari menstruasi sebelumnya.

Pasalnya, darah haid berwarna cokelat sering keluar ketika awal atau akhir menstruasi.

Namun, jika ini terjadi saat masa kehamilan, sebaiknya Moms perlu waspada dan segera periksakan diri ke dokter kandungan.

Hal tersebut dikhawatirkan menjadi tanda keguguran atau kehamilan ektopik.

Baca Juga: Berhubungan Saat Haid, Apakah Berbahaya?

2. Merah Menyala

Warna darah haid yang subur ini mungkin akan dialami oleh semua orang.

Darah merah cerah pertanda bahwa darah masih segar dan alirannya stabil.

Saat menstruasi, darah yang keluar biasanya berwarna terang, lalu berangsur-angsur menggelap di akhir masa menstruasi.

Namun, ada juga beberapa kasus ketika darah haid terus berwarna merah terang dari awal hingga selesai haid.

Moms tidak perlu merasa khawatir karena ini merupakan warna darah haid yang subur.

Kendati demikian, menstruasi yang dibarengi dengan perdarahan tak biasa, bisa menjadi tanda sebuah penyakit tertentu, Moms.

Waspadai jika Moms mengalami gejala berikut selama menstruasi:

  • Perdarahan yang lebih banyak
  • Haid lebih lama dari biasanya
  • Perdarahan setelah berhubungan intim dan mengeluarkan bau busuk
  • Nyeri di punggung bagian bawah, panggul, atau kaki
  • Kehilangan selera makan
  • Penurunan berat badan yang tiba-tiba

Saat mengalami keluhan di atas, segera konsultasikan dengan dokter, ya.

Karena mungkin saja terjadi masalah terhadap organ reproduksi, seperti kanker serviks atau lainnya.

Baca Juga: Mengenal Microgest, Obat untuk Memperlancar Menstruasi

3. Pink

Bila Moms memperhatikan warna darah haid cenderung merah muda alias pink, itu berarti darah menstruasi bercampur dengan cairan serviks.

Kondisi ini biasanya dialami oleh wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal, sehingga kadar estrogen dalam tubuh menurun.

Akibatnya, aliran darah jadi lebih ringan hingga mengeluarkan darah berwarna merah muda selama menstruasi.

Selain itu, robekan kecil di vagina atau leher rahim akibat berhubungan seks juga bisa menjadi salah satu penyebab darah haid berwarna merah muda.

Darah dari robekan tersebut dapat bercampur dengan cairan vagina, lalu keluar dari tubuh berupa cairan berwarna merah muda.

Moms tidak perlu khawatir karena ini masih tergolong darah haid yang subur.

Masih ada banyak penyebab darah haid berwarna pink, mulai dari pola makan tak sehat, anemia, hingga faktor kehamilan.

Jika terjadi saat hamil, Moms harus waspada karena bisa jadi ini adalah indikasi keguguran.

Baca Juga: 7 Perbedaan Darah Haid dan Hamil, Jangan Sampai Keliru!

4. Oranye

Selain keluar dalam bentuk cairan warna merah muda, darah yang bercampur dengan cairan serviks juga bisa tampak berwarna oranye.

Darah atau cairan berwarna oranye sering menunjukkan adanya infeksi, seperti vaginosis bakterial atau trikomoniasis.

Perhatikan tanda-tanda lainnya seperti vagina gatal, rasa tidak nyaman, hingga keluarnya cairan berbau busuk.

Meskipun keluarnya cairan berwarna oranye tidak selalu mengindikasikan adanya infeksi, ada baiknya konsultasikan ke dokter kandungan untuk evaluasi lebih lanjut.

5. Abu-abu Kehitaman

Keputihan berwarna abu-abu biasanya merupakan ciri-ciri vaginosis bakterialis.

Vaginosis bakterialis adalah suatu kondisi yang terjadi akibat ketidakseimbangan antara bakteri menguntungkan dan berbahaya di dalam vagina.

Selain keputihan berwarna abu-abu, gejala vaginosis bakterialis lainnya meliputi:

  • Rasa gatal di dalam dan sekitar vagina
  • Bau vagina berbau busuk
  • Rasa nyeri dan terbakar saat buang air kecil

Dokter biasanya meresepkan antibiotik untuk meringankan gejala vaginosis bakterialis.

Baca Juga: Darah Menstruasi Menggumpal, Apakah Berbahaya?


Ciri-Ciri Darah Haid yang Tidak Subur

Ilustrasi Menstruasi (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Menstruasi (Orami Photo Stock)

Selain mengetahui warna darah haid yang subur, Moms juga perlu mengetahui ciri-ciri darah haid tidak subur seperti berikut ini.

1. Warna Darah Gelap

Darah haid yang tidak subur dapat dilihat dari warnanya, lho Moms.

Biasanya, warna darah haid yang tidak subur cenderung lebih gelap, seperti abu-abu hingga kehitaman.

Darah hitam terkadang juga bisa menandakan adanya sumbatan di dalam vagina seseorang.

Gejala lain dari penyumbatan vagina dapat meliputi:

Jika mengalami hal ini, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter kandungan untuk penanganan lebih lanjut.

2. Siklus Tidak Teratur

Selain perubahan warna darah haid, Moms mungkin akan mengalami gejala lain selama menstruasi.

Moms mungkin mengalami kram perut atau siklus haid tidak teratur.

Mengutip National Library of Medicine, perdarahan uterus abnormal dapat terjadi dalam siklus haid yang tidak teratur.

Baca Juga: Siklus Menstruasi Normal pada Wanita, Moms Wajib Tahu!

3. Kram Selama Menstruasi

Warna darah haid yang subur umumnya merah cerah dan tanpa disertai gejala yang serius.

Artinya, kram parah selama siklus menstruasi juga perlu diwaspadai, apalagi disertai dengan pusing dan lemas.

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala tersebut.

4. Nyeri Dada atau Sulit Bernapas

Moms juga perlu waspada jika mengalami nyeri dada atau kesulitan bernapas selama atau setelah menstruasi.

Hal ini penting, terutama jika darah mengandung gumpalan yang besar, karena kemungkinan menjadi gejala penyakit pada organ reproduksi.

Jika darah haid telah menunjukkan warna yang tidak baik, Moms dianjurkan bagi orang untuk berkonsultasi dengan dokter.

Terutama kalau warna darah haid yang subur disertai masalah dengan gejala-gejala berikut:

  • Keputihan baru atau tidak biasa
  • Periode tidak teratur yang berubah panjang dan mengalir dari satu bulan ke bulan berikutnya
  • Perdarahan setelah menopause
  • Bau vagina yang berbau busuk
  • Keputihan kental berwarna abu-abu atau putih
  • Gatal di dalam atau di sekitar vagina
  • Demam

Ketika berada pada kondisi dengan gejala tidak biasa seperti di atas, Moms harus segera berbicara dengan dokter.

Baca Juga: Amankah Melakukan Masturbasi saat Haid? Ini Faktanya!

Cara Menjaga Kesuburan untuk Wanita

Ilustrasi Konsultasi Kesuburan untuk Wanita
Foto: Ilustrasi Konsultasi Kesuburan untuk Wanita (lemongrad.com)

Kesuburan wanita dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti usia, kesehatan fisik dan mental, gaya hidup, dan kondisi organ reproduksi.

Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan wanita untuk menjaga kesuburan:

1. Menjaga Berat Badan Ideal

Obesitas maupun kekurangan berat badan dapat mengganggu keseimbangan hormon dan ovulasi, sehingga berakibat pada kesuburan.

Pertahankan berat badan ideal dengan pola makan sehat dan olahraga teratur.

2. Mengonsumsi Makanan Sehat

Perbanyak konsumsi makanan kaya vitamin, mineral, dan antioksidan, seperti sayur, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

Hindari makanan olahan, tinggi gula, dan lemak jenuh.

3. Berolahraga Teratur

Olahraga teratur dapat membantu menjaga berat badan ideal, melancarkan aliran darah, dan meningkatkan kualitas sel telur.

Lakukan olahraga minimal 30 menit setiap hari, seperti berjalan kaki, berenang, atau yoga.

4. Mengelola Stres dengan Baik

Stres dapat mengganggu hormon reproduksi dan ovulasi. Lakukan aktivitas yang dapat membantu mengelola stres, seperti meditasi, yoga, atau mendengarkan musik.

5. Menghindari Kebiasaan Buruk

Hindari merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan penggunaan narkoba. Kebiasaan ini dapat merusak sel telur dan menurunkan kualitas sperma.

6. Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Rutin

Lakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi secara rutin ke dokter untuk mendeteksi dini anya masalah yang dapat mengganggu kesuburan.

7. Mencatat Siklus Menstruasi

Catat siklus menstruasi untuk membantu mengetahui masa subur dan memperbesar peluang hamil.

Gunakan aplikasi atau kalender menstruasi untuk memudahkan pencatatan.

8. Konsultasi dengan Dokter Spesialis

Jika Moms mengalami kesulitan hamil setelah 1 tahun mencoba (atau 6 bulan jika sudah berusia 35 tahun ke atas), konsultasikan dengan dokter spesialis kandungan untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Nah, itu dia perbedaan warna darah haid yang subur dan tidak subur.

Jika muncul gejala yang mengganggu, jangan ragu untuk segera konsultasikan ke dokter kandungan, ya Moms!

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532913/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3299419/
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/324848#black
  • https://www.healthline.com/health/womens-health/period-blood#gray
  • https://www.webmd.com/women/what-to-know-color-period-blood
  • https://www.verywellhealth.com/what-does-menstrual-blood-look-like-2721937
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/324848#when-to-see-a-doctor

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.