3 Jenis Buta Warna Ini Bisa Dialami Anak. Ini yang Moms Perlu Lakukan
Anak diketahui dapat membedakan warna sejak berusia 18 bulan. Kemampuannya ini semakin membaik ketika ia menginjak usia 36 bulan. Namun, buta warna pada anak sering disalahpahami orang tua. Buta warna pada anak tidak otomatis menyebabkan anak sama sekali hidup tanpa warna.
"Faktanya, sebagian besar orang yang buta warna dapat melihat warna, tetapi hanya warna tertentu seperti merah dan hijau, khususnya. Dan itu tampak seperti luntur dan berlumpur," kata dokter mata Jane Edmond, profesor di Departemen Ophthalmology di Dell Medical School, University of Texas, Austin.
Menurut dokter Jane, buta warna pada anak seperti ini justru menjadi tantangan untuk anak ketika ia harus membedakan warna.
Baca Juga: Seperti Apa Warna yang Terlihat oleh Penderita Buta Warna?
Jenis Buta Warna Pada Anak
Foto: romper.com
Anak-anak dengan kekurangan penglihatan warna dapat memiliki kinerja yang buruk pada tugas sekolahnya, khususnya saat harus membedakan warna.
"Bukan karena anak itu tidak cukup pintar atau cukup pintar, itu karena mereka melihat dunia sedikit berbeda," kata Rohit Varma, MD, ketua departemen oftalmologi di University of Southern California (USC) Keck School of Medicine dan direktur USC Eye Institute.
Inilah jenis-jenis buta warna jika dikategorikan menurut warna yang dapat Si Kecil lihat.
1. Trikromasi Anomali
Foto: sitn.hms.harvard.edu
Anak buta warna dengan penglihatan trikromatik yang 'salah' akan mengalami buta warna sampai batas tertentu dan dikenal sebagai Trikromasi Anomali.
Pada orang dengan kondisi ini, ketiga jenis kerucut mereka digunakan untuk memahami warna-warna terang tetapi satu jenis kerucut menganggap cahaya sedikit tidak sejajar, sehingga ada tiga jenis efek yang dihasilkan tergantung pada jenis kerucut mana yang 'rusak'.
Protanomali: Merupakan kepekaan yang berkurang terhadap cahaya merah.
Deuteranomali: Merupakan kepekaan yang berkurang terhadap lampu hijau dan merupakan bentuk paling umum dari kebutaan warna. Orang dengan deuteranomali dan protanomali dikenal sebagai buta warna merah-hijau. Mereka kesulitan membedakan antara merah, hijau, coklat dan oranye. Mereka juga biasanya bingung berbagai jenis warna biru dan ungu.
Tritanomali: Merupakan kepekaan yang berkurang terhadap cahaya biru dan sangat jarang terjadi. Orang dengan tritanomali kesulitan mengidentifikasi perbedaan antara biru dan kuning, ungu dan merah dan biru dan hijau. Mereka melihat dunia umumnya dengan warna merah, merah muda, hitam, putih, abu-abu, dan turquoise.
Baca Juga: 5 Fakta Buta Warna yang Masih Jarang Diketahui
2. Dikromatik
Foto: iflscience.com
Orang-orang dengan penglihatan warna dikromatik hanya memiliki dua jenis kerucut dari tiga kerucut yang dapat merasakan warna.
Orang-orang dengan protanopia tidak dapat melihat cahaya 'merah', mereka yang memiliki deuteranopia tidak dapat memahami cahaya 'hijau' dan mereka yang memiliki tritanopia tidak dapat melihat cahaya 'biru'.
3. Monokromasi (Achromatopsia)
Foto: Pinterest
Orang-orang dengan penglihatan monokromatik tidak dapat melihat warna sama sekali. Dunia mereka lebih seperti hanya melihat dunia di televisi hitam putih.
Achromatopsia sangat jarang terjadi, hanya sekitar 1 banding 33.000 dan gejalanya dapat membuat hidup sangat sulit.
Biasanya seseorang dengan achromatopsia perlu memakai kacamata gelap di dalam kondisi cahaya normal.
Penyebab Terjadinya Buta Warna Anak
Foto: blog.chocchildrens.org
Bagaimana buta warna pada anak bisa terjadi? Retina anak ditutupi dengan dua jenis fotoreseptor peka cahaya, yang disebut batang dan kerucut. Batang mendeteksi terang dan gelap. Kerucut bertanggung jawab atas penglihatan warna.
Ada tiga jenis kerucut, pertama merasakan panjang gelombang lebih panjang (atau merah), panjang gelombang medium (hijau), dan panjang gelombang pendek (atau biru) lainnya. Semua kerucut ini memungkinkan kita untuk melihat seluruh spektrum warna.
Jika hanya satu jenis kerucut yang rusak, mata mungkin mengalami kesulitan melihat warna tertentu. Selain itu faktor seperti usia, genetik, kecelakaan atau dampak penyakit tertentu, dan obat-obatan yang dikonsumsi juga bisa menjadi penyebab terjadinya buta warna pada anak.
Baca Juga: Ini Website yang Menyediakan Tes Buta Warna Online
Ketahui sejak dini apakah anak mengalami kesulitan saat membedakan warna untuk membantunya. Anak buta warna bukan akhir segalanya jika orang tua dapat mengenalinya dengan baik.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.