3 Kisah Haru Perjuangan Pasien Kanker Payudara di Dunia
Ketika harus menerima vonis tentang kanker payudara, seorang perempuan tentu akan merasa hidupnya benar-benar hancur.
Meski harus melewati banyak perjuangan, bukan berarti penyakit ini tak bisa disembuhkan. Dilansir dari komunitas Share Cancer Support, inilah para perempuan hebat yang tak menyerah untuk melawan kanker payudara.
Bahkan para pejuang kanker ini buktikan bahwa kanker membuat mereka menjadi pribadi yang jauh lebih hebat.
1. Pejuang Kanker Ini Seorang Pelari Maraton
foto: fredhutch.org
Saat kita sakit, rasanya ingin menghabiskan sepanjang hari dengan berbaring saja. Padahal sakit yang kita derita mungkin sederhana. Lalu bagaimana dengan sakit kanker? Tentu akan lebih membuat tubuh seolah ingin berbaring hingga sembuh. Namun, sepertinya hal ini tak berlaku pada Rebecca Seago-Coyle.
Pada tahun 2010, Rebecca yang berusia 35 tahun harus menerima kenyataan bahwa dirinya mengidap kanker payudara. Padahal, baru pada tahun 2009 ia mulai aktif sebagai seorang pelari maraton.
Awalnya ia tak percaya dengan kanker yang dideritanya, karena hampir semua perempuan di keluarga besarnya memiliki benjolan pada payudara. Meski pahit, penuh perjuangan dan larangan dari pada dokter untuk terus berlari, Rebecca tetap bertekad untuk meneruskan cita-citanya ini.
Selama 6 tahun, ia mengarungi hidup bersama kanker payudara, tapi ia pun berhasil membuktikan bahwa kanker tak menghentikan langkahnya, bahkan Rebecca juga sering menjadi motivator dan mentor bagi perempuan yang baru didiagnosis kanker.
“Saya selalu memberitahu mereka untuk punya hubungan yang baik dengan dokter mereka. Juga jangan menyerah melakukan sesuatu yang kamu cintai hanya karena kamu terkena kanker. Hal yang kamu sukai itu justru akan membantumu terus berjuang,” ujar Rebecca.
Baca Juga: 9 Faktor Risiko Kanker Payudara, Apakah Moms Memilikinya?
2. Sosok Hebat yang Menjadi Fasilitator Pejuang Kanker Payudara
foto: werunonline2.blogspot.com
Tak kalah hebat dengan Rebecca yang berjuang melawan kanker selama enam tahun. Selama delapan tahun, Mary Vetting menjadi seorang pasien kanker payudara. Mary rupanya memang begitu takut karena sang ibu merupakan seorang pasien kanker payudara yang akhirnya meninggal setelah 14 tahun perjuangan.
Mulanya ia berpikir bahwa kanker payudara merupakan penyakit untuk orang yang sudah tua. Namun hal itu jelas salah, karena kanker payudara adalah penyakit yang rentan menyerang perempuan berusia 15-39 tahun.
Suatu ketika setelah Marry divonis menderita kanker payudara, ia melewati sebuah toko pakaian ibu menyusui. Ia yang semula sedih melihat toko tersebut tak menyangka pemiliknya juga seorang pejuang kanker. Pemilik toko tersebut lantas merekomendasikan ia bergabung dengan komunitas Share.
“Pertemuan dengan perempuan-perempuan di komunitas ini sangat membantu saya. Mereka meringankan rasa takutku, memberikan tips bagaimana cara menjalani hari-hari, menyemangatiku, dan bisa mengerti apa yang saya alami lebih dari orang lain. Duduk bersama pejuang kanker lain memberikan harapan dan membuatku tidak merasa sendirian” ceritanya.
Beberapa tahun kemudian, salah satu konselor di komunitas Share memutuskan untuk pensiun dan Mary dipercaya sebagai penggantinya. “Saya merasa tersanjung untuk menghabiskan waktu dengan para pejuang di sini, saya berharap bisa membantu mereka menjalani perjuangan kanker merek,” tukas Mary.
Baca Juga: 11 Mitos Seputar Kanker Payudara, Bagaimana Faktanya?
3. Perempuan Ini Jadikan Kanker Sebagai Titik Balik Kehidupan
Kisah Sharon dimulai sesaat setelah ia merayakan ulang tahun putranya, ia melihat ada benjolan besar pada dada kirinya. Sebagai seorang perempuan yang kuat, ia tak lantas menyerah saat mendengar dirinya divonis menderita kanker payudara.
Memang merupakan masa yang sulit, tapi ia tetap menjalani kemoterapi, radioterapi hingga operasi pengangkatan kedua payudara dan indung telur.
Perempuan yang tinggal di Israel ini percaya segala sesuatu yang terjadi datang untuk sebuah alasan. Selama ini, ia menganggap dirinya sebagai wanita yang tetap hebat karena mampu menjalani karir tapi juga melawan penyakit kanker.
Namun, disitulah ia merasa salah, ia sadar bahwa penyakit ini seharusnya menjadi pelajaran baginya untuk tak selalu merasa hebat. Ia harus lebih banyak bersyukur untuk semua yang ia miliki.
Kanker itulah yang kemudian membuat titik balik kehidupannya, ia menjadi sosok yang berusaha lebih berguna tak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga banyak orang.
Baca Juga: Ini Biaya yang Bisa Dihemat Jika Kanker Payudara Terdeteksi Sejak Dini
Apakah Moms juga punya kerabat atau keluarga yang tidak kenal menyerah menjalani perawatan kanker payudara? Yuk share pengalaman Moms di kolom komentar!
(MDP)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.