4 Masalah Perut Bayi yang Paling Sering Dialami, Apa Saja?
Tidak heran jika masalah perut bayi akan sering Moms temui. Sebab, bayi baru lahir mulai belajar mengembangkan sistem pencernaan mereka.
Mereka belajar mengolah nutrisi dan kotoran dalam perutnya yang kecil itu. Jadi Jika Si Kecil tampak sangat rewel, itu bisa menjadi pertanda bayi sedang mengalami sakit pada perutnya.
Perhatikan kapan bayi tampak tidak nyaman, misalnya sesaat setelah menyusui serta gejala-gejala lain apa yang terlihat seperti demam, muntah, atau diare. Jadi, apa saja masalah perut bayi yang sering ditemui?
Kita cari tahu yuk Moms!
Baca Juga: 10 Penyebab Sakit Perut yang Mengesalkan, Moms Sering Alami yang Mana?
1. Nyeri Akibat Gas Perut
Foto: happyfamilyorganics.com
Saat menangis, makan, bahkan menyusui, udara bisa masuk ke dalam perut Si Kecil. Saat masuk ke sistem pencernaan, bayi akan merasa kesakitan akibat adanya tekanan. Hal ini akan menjadi masalah perut bayi yang paling sering ditemui.
"Anggap saja seperti balon udara di usus," kata Cheryl Wu, MD, seorang dokter anak di LaGuardia Place Pediatrics di New York City.
Karena proses pencernaan bayi masih terus berkembang, para dokter 100 persen yakin mengapa bayi sangat rentan terhadap gas. Adanya bakteri normal yang hidup di usus bayi juga bisa menjadi salah satu penyebabnya.
Perhatikan Si Kecil, jika bayi menunjukkan tanda-tanda seperti perutnya terlihat membengkak, atau melengkungkan punggungnya sambil menggeliat-geliat, bisa dipastikan bayi merasa tidak nyaman akibat gas di dalam perutnya.
Jika begitu, bayi mungkin akan lebih rewel dan sering menangis. Hal ini akan memperparah kondisinya karena udara yang masuk saat Si Kecil menangis akan bertambah.
Moms bisa mencoba mengeluarkan gasnya dengan membaringkan bayi dan menggerakkan kakinya ke depan dan ke belakang seperti posisi mengayuh sepeda. Lakukan dengan lembut secara berulang-ulang.
“Jika itu tidak membantu, Anda dapat mencoba obat tetes bayi simetik. Mereka sepenuhnya aman. Jika dokter memberi Anda lampu hijau, supositoria gliserin juga bisa membantu,” tambah Cheryl.
2. GER dan GERD
Foto: shutterstock.com
Masalah perut bayi selanjutnya adalah sering meludah atau gumoh. Para ahli menyebut hal tersebut sebagai refluks gastroesofageal (GER).
Hal ini terjadi akibat sistem pencernaan bayi yang belum matang. Katup yang menutup perut dan mencegah makanan dan minuman naik kembali ke mulut pada bayi, tidak sekuat orang dewasa.
Sedangkan GERD adalah GER dalam tingkat yang lebih parah. Cheryl mengatakan, sekitar sepertiga bayi menderita GER, dan sepertiga lainnya menderita GERD.
Jika Moms sering menemukan bayi gumoh dan terlalu banyak mengeluarkan muntahan, terlalu banyak menangis hingga seperti terlihat kesakitan, batuk, atau tersedak dapat dipastikan bahwa bayi mengalami GERD.
Untuk menguranginya, Moms bisa memberi jeda saat menyusui dengan menyendawakan Si Kecil. Kemudian, kembali sendawakan bayi di akhir menyusui. Jika sudah gawat, segera bawa bayi ke dokter.
”Jika Anda kesulitan, cobalah beberapa posisi berbeda. Condongkan bayi ke depan atau baringkan dia di sebelah sisi, kemudia tepuk-tepuk punggungnya dengan lembut. Cobalah juga untu membuat bayi tegak sekitar 20 menit setelah menyusui,“ jelas Cheryl.
Baca Juga: Perut Bayi Bunyi Setelah Menyusui, Tanda Lapar Atau Suatu Masalah Kesehatan?
3. Sembelit atau Konstipasi
Foto: goodtoknow.uk
Bayi baru lahir dapat buang air besar mulai dari 8 hingga 10 kali sehari. Hal tersebut biasanya normal jika Si Kecil terlihat nyaman.
Menurut The Pharmaceutical Journal, sembelit atau konstipasi adalah kondisi dimana bayi terlihat kesulitan dan kesakitan saat buang air besar. Biasanya, masalah perut bayi ini dapat terjadi saat Si Kecil merasakan makanan baru.
Seperi saat beralih dari ASI ke susu formula atau ketika masuk MPASI.
Cheryl mengimbau Moms untuk memperhatikan kotorannya. Jika bayi mengalami konstipasi, kata dia, kotoran akan keluar seperti bola-bola kecil yang keras. Atau bayi akan sering kentut dan terlihat berusaha keras saat buang air besar.
“Waspadalah jika kotoran bayi berwarna hitam, merah atau merah marun, yang bisa berarti ada darah di dalamnya. Segera hubungi dokter jika Anda melihatnya,” jelasnya.
4. Diare
Foto: kutekeiki.com
Kebalikan dari sembelit, diare adalah masalah perut bayi saat kotorannya terlihat encer, tidak ada tekstur dan lebih sering dari biasanya. Yang ditakutkan dari diare karena dapat menyebabkan dehidrasi.
Diare biasanya terjadi jika bayi terpapar virus atau saat makan sesuatu yang terkontaminasi .
Saat terjadi diare, Moms bisa membantu menyeimbangkan cairan yang dikonsumsi Si Kecil. Misalnya dengan sering menyusui dan memberikan cairan.
Mengunjungi dokter diperlukan untuk mendeteksi sumber masalahnya sehingga bayi dapat diobati.
“Anda juga dapat bertanya kepada dokter Anda tentang memberi anak Anda solusi elektrolit, seperti Pedialyte, untuk mencegah dehidrasi,” tambahnya.
Meski masalah tersebut dapat Moms redakan gejalanya di rumah, tapi jangan menyepelekan masalah perut bayi. Jika terlalu sering terjadi atau bayi terlihat sangat kesakitan, segera hubungi dokter.
Baca Juga: Bayi Sering Kentut, Apakah Perutnya Bermasalah?
(FAR/DIN)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.