6 Bahaya Siklamat untuk Kesehatan dan Ibu Hamil, Catat!
Siklamat merupakan pemanis buatan yang memiliki rasa manis 30-50 kali lebih tinggi dibandingkan gula.
Namun, di antara pemanis buatan lainnya, rasa manis siklamat tergolong paling rendah.
Siklamat cenderung stabil saat dipanaskan dan sering digunakan pada produk makanan seperti kue (yang harus dipanaskan), di mana pemanis buatan lain tidak dapat digunakan.
Pemakaian siklamat memang tidak dilarang di Indonesia. Namun Kementerian Kesehatan mempunyai peraturan untuk kadar aman penggunaan siklamat sebagai pemanis makanan.
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan dan Peraturan Kepala BPOM Nomor 4 Tahun 2014 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Bahan Tambahan Pangan Pemanis, Kadar siklamat adalah 500 mg/kg bahan sirup.
Batas maksimum penggunaan siklamat menurut ADI (Acceptable Daily Intake) yang dikeluarkan oleh FAO ialah 500 - 3000 ppm (part per million).
Level yang aman untuk penggunaan pemanis buatan hanya 45 persen dari nilai ADI, yakni maksimum 11 mg/kg berat badan (BB).
Jika siklamat terlalu banyak dikonsumsi, bukan tidak mungkin kesehatan yang menjadi taruhannya. Lantas, apa saja bahayanya? Yuk disimak, Moms!
Baca Juga: Mengenal Sukralosa, Pemanis Buatan yang Rendah Kalori
Bahaya Konsumsi Siklamat
Sesuai namanya, pemanis buatan adalah zat kimia yang dicampurkan ke produk makanan sebagai pengganti gula alami untuk menambah cita rasa manis.
Selain siklamat, berikut ini adalah macam-macam pemanis buatan yang aman dikonsumsi:
Umumnya, jenis gula terbagi menjadi sukrosa dextrosa, gula jagung (corn sugar), fruktosa, dan maltosa.
- Gula Alkohol
Selain itu, ada juga gula alkohol. Gula ini banyak terdapat pada makanan atau minuman yang memiliki label ‘bebas gula’.
Beberapa contoh pemanus buatan yang termasuk dalam jenis gula alkohol antara lain xylitol, sorbitol, isomalt, manitol, dan pati terhidrogenasi (hydrogenated starch).
Gula buatan seperti siklamat cenderung minim kalori, bahkan bisa nol kalori.
Namun meski tidak berkalori, pemanis buatan memberikan rasa manis yang jauh lebih kuat daripada gula pasir.
Itu kenapa takaran pemanis buatan yang aman di dalam makanan biasanya sangat sedikit.
1. Bahaya untuk Ibu Hamil
Sejauh ini, belum ada penelitian yang menyatakan atau dapat membuktikan bahwa pemanis buatan jenis siklamat aman bagi ibu hamil atau janin di dalam kandungan.
Oleh karena itu, Moms disarankan untuk tidak mengonsumsi pemanis buatan siklamat tanpa anjuran dokter.
Mengonsumsi pemanis buatan saat hamil sebenarnya boleh-boleh saja, asal Moms tahu jenis pemanis buatan yang aman dikonsumsi dan jumlah maksimalnya.
Selain itu, Moms tetap harus memenuhi asupan nutrisi yang dibutuhkan baik untuk Moms dan Si Kecil dengan mengonsumsi makanan yang baik untuk kehamilan.
Untuk menjaga kehamilan tetap sehat, Moms juga perlu rutin berolahraga, cukup istirahat, banyak minum air putih, hindari stres, dan rutin memeriksakan kondisi kehamilan ke dokter kandungan.
Cek rekomendasi dokter kandungan di artikel ini ya, Moms: 9 Rekomendasi Dokter Kandungan Sidoarjo Terbaik, Catat Moms!
2. Risiko Diabetes
Riset lanjutan terkait hubungan antara pemanis buatan dan diabetes masih diperlukan.
Pasalnya, temuan pada studi-studi sebelumnya masih bercampur.
Ada hasil riset yang menyebutkan pemanis buatan meningkatkan risiko diabetes, ada pula yang menemukan tidak ada pengaruh pemanis buatan terhadap gula darah.
Baca Juga: Risiko Diabetes Saat Hamil, Waspada Moms!
3. Kesehatan Usus
Salah satu faktor yang menjaga kesehatan usus adalah kehadiran bakteri baik di saluran pencernaan tersebut.
Menurut sebuah riset yang dimuat dalam Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia, konsumsi minuman yang mengandung siklamat dikaitkan dengan terganggunya aktivitas bakteri baik di usus pada 4 orang responden dari total 7 partisipan penelitian.
Temuan ini tentunya menarik terkait efek siklamat terhadap kesehatan usus. Walau demikian, tetap diperlukan penelitian lanjutan untuk menguatkan teori tersebut.
Pasalnya, ada beberapa laporan bahwa pemanis siklamat justru dapat mengurangi sensivitas insulin dan memengaruhi jumlah bakteri baik di usus.
4. Pantangan yang Harus Dihindari
Gula buatan seperti siklamat umumnya aman untuk dikonsumsi.
Walau begitu, beberapa orang disarankan untuk tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung bahan pangan ini.
Orang dengan masalah metabolisme phenylketonuria (PKU) tidak bisa mencerna asam amino dalam aspartam.
Maka, penderita PKU harus menghindari aspartam.
Masih dari Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 11 Tahun 2019, pemanis buatan yang aman dan diizinkan ternyata tidak dapat digunakan pada produk pangan untuk:
- Bayi
- Anak usia di bawah tiga tahun
- Ibu hamil dan atau ibu menyusui
Selain itu, sebagian orang mungkin lebih rentan terhadap risiko gejala depresi setelah mengonsumsi produk yang mengandung pemanis aspartam.
Beberapa orang mungkin bisa mengalami reaksi alergi terhadap sulfonamides di dalam sakarin.
Reaksi tersebut dapat berupa kesulitan bernapas, diare, dan ruam kulit.
Baca Juga: Manfaat Daun Stevia, Pemanis Alami yang Rendah Kalori dan Aman Dikonsumsi
5. Karsinogenik
Salah satu efek samping siklamat adalah diduga memicu kanker. Ini dibuktikan oleh sebuah percobaan yang dilakukan terhadap seekor tikus.
Ketika bahan siklamat digunakan dan dikonsumsi melebihi batas normal, maka akan muncul zat yang bersifat karsinogenik atau pemicu kanker.
6. Atrofi Testis
Bahaya siklamat lainnya adalah dapat menyebabkan atrofi testis.
Menurut sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Food Additives & Contaminants, disebutkan bahwa ketika dimetabolisme di dalam tubuh, siklamat dapat menyebabkan terjadi atrofi testis pada tikus.
Selain itu, studi lain yang berhubungan dipublikasikan di jurnal Toxicological Sciences.
Penelitian tersebut melaporkan bahwa monyet yang diberikan siklamat dalam jangka waktu yang lama mengalami gangguan pematangan sperma, sehingga terjadi gangguan ketidaksuburan.
Nah, demikian Moms informasi seputar bahaya siklamat. Semoga bermanfaat!
- https://www.sciencedirect.com/topics/pharmacology-toxicology-and-pharmaceutical-science/sodium-cyclamate
- https://www.britannica.com/science/cyclamate
- https://healthyeating.sfgate.com/side-effects-sodium-cyclamate-1903.html
- https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Cyclamic-acid
- https://www.europarl.europa.eu/doceo/document/E-9-2020-001008_EN.html
- http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/26098
- https://media.neliti.com/media/publications/278008-penetapan-kadar-natrium-siklamat-pada-mi-078fb049.pdf
- https://standarpangan.pom.go.id/help-center/bantuan/frequently-asked-questions/bahan-tambahan-pangan/apakah-bahan-siklamat-boleh-digunakan-pada-keripik-pisang-dan-keripik-singkong
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.