16 Oktober 2024

8 Akibat Makan Pedas Berlebihan, Bisa Menyebabkan Kanker!

Jangan terlalu sering mengonsumsi makanan pedas, ya!

Akibat makan pedas terkadang tidak dapat dihindari bagi mereka yang memiliki sistem pencernaan sensitif.

Makanan pedas menjadi salah satu yang banyak digemari, terutama di Indonesia. Rasanya belum lengkap jika makan tidak memakai sambal.

Makanan pedas terbuat dari beberapa bahan, seperti cabai, lada, saus cabai, minyak cabai atau paprika.

Baca Juga: Makan Pedas saat Hamil: Mitos, Efek, dan Tips Konsumsinya

Gangguan Kesehatan Akibat Makan Pedas

Gangguan Kesehatan Akibat Makan Pedas
Foto: Gangguan Kesehatan Akibat Makan Pedas (Freepik.com/jcomp)

Berikut ini beberapa gangguan kesehatan yang muncul akibat makan pedas:

1. Obesitas

Dilansir dari Nutra Ingredients, konsumsi makanan pedas menjadi salah satu hal yang meningkatkan risiko obesitas pada seseorang.

Sebuah penelitian tahun 2022 di Cina oleh Xianxiang Yang, dkk. juga mengungkapkan bahwa makan pedas berkaitan dengan meningkatnya angka kejadian obesitas viseral (sentral).

Hal tersebut dikarenakan, konsumsi makanan pedas dapat memicu peningkatan nafsu makan, khususnya asupan karbohidrat.

Rasa sambal yang pedas dan gurih mampu meningkatkan nafsu makan, karena zat capsaicin dalam cabai meningkatkan hormon endorfin tubuh.

Endorfin sendiri merupakan hormon yang membangkitkan rasa nikmat dan kebahagiaan.

Peningkatan nafsu makan cenderung meningkatkan porsi karbohidrat nasi yang dimakan seseorang.

Dapat dikatakan, cabai bukan penyebab langsung obesitas, melainkan sebagai penambah nafsu makan yang jika berlebihan berisiko menyebabkan obesitas.

2. Sakit Perut, Maag, dan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)

Dilansir dari UChicago Medicine, gangguan gastrointestinal dapat menjadi akibat makan pedas selanjutnya.

Gangguan tersebut khususnya terjadi pada penderita sindrom iritasi usus besar atau irritable bowel syndrome.

Kandungan capsaicin dalam cabai merupakan salah satu komponen aktif yang menjadi penyebab gangguan pencernaan tersebut.

Capsaicin sendiri dapat menyebabkan iritasi di mukosa dinding lambung hingga berisiko menyebabkan perlukaan.

Capsaicin juga merangsang peningkatan produksi asam lambung, yang mana jika terjadi refluks (aluir balik) asam lambung ke kerongkongan maka dapat menyebabkan penyakit refluks gastroesofageal (GERD).

Baca Juga: Bolehkah Penderita Asam Lambung Makan Pedas? Ini Aturannya!

3. Risiko Kanker

Dilansir dari Jurnal American Association for Cancer Research, peningkatan risiko kanker kulit menjadi akibat makan pedas selanjutnya.

Kandungan capsaicin dalam cabai dinilai memiliki efek karsinogenesis pada kulit.

Ketika dikonsumsi terlalu sering dalam jumlah yang tinggi, makanan pedas juga memicu kanker kulit.

Selain itu, studi metaanalisis tahun 2017 oleh Yu-Heng Chen, dkk. juga menemukan hubungan mengonsumsi makanan pedas dengan meningkatnya risiko kanker, terutama kanker lambung.

Hanya saja masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai risiko kanker pada kebiasaan makan pedas tersebut.

4. Diare

Diare Akibat Makan Pedas
Foto: Diare Akibat Makan Pedas (Orami Photo Stock)

Diare menjadi salah satu akibat makan pedas yang ditandai dengan peningkatan frekuensi buang air besar.

Diare tersebut terjadi karena efek panas yang dihasilkan zat capsaicin.

Ketika dikonsumsi dalam jumlah tinggi, zat capsaicin memicu sejumlah gejala, seperti mual, muntah, dan diare.

Sejumlah gejala tersebut muncul akibat sistem pencernaan yang terbakar karena iritasi.

Iritasi yang terjadi pada sistem pencernaan juga dapat memicu munculnya rasa tidak nyaman di perut.

Baca Juga: 7 Fakta Carolina Reaper, Cabai Terpedas yang Ada di Dunia

5. Menyakiti Mulut

Jika dikonsumsi secara berlebihan, makanan pedas dapat menyakiti mulut karena sensasi panas terbakarnya.

Bukan hanya makanan pedas saja, makanan asam, asin, dan keras pun memiliki efek yang sama.

Jika mulut mengalami iritasi, kemampuan mulut berisiko mengalami penurunan.

Hal tersebut bukan hanya memicu gangguan saat berbicara saja, tetapi juga menimbulkan rasa tidak nyaman saat makan dan minum.

6. Tenggorokan Terbakar

Akibat makan pedas selanjutnya adalah sensasi rasa terbakar pada tenggorokan.

Jika hal tersebut dibiarkan begitu saja, masalah atau gangguan menelan tidak dapat dihindari.

Kondisi tersebut dikenal dengan istilah esofagitis.

Jika sudah dialami, penderita akan mengalami kesulitan makan, penurunan berat badan, bahkan kekurangan nutrisi.

Esofagitis ditandai dengan beberapa gejala, seperti sakit saat menelan, rasa perih di dada, mual dan muntah, nyeri ulu hati, asam lambung, serta batuk-batuk.

Baca Juga: 7 Langkah Mudah Pertolongan Pertama Anak Sakit Perut

7. Gangguan pada Lidah

Dilansir dari Medical News Today, konsumsi makanan pedas akan memicu rasa nyeri pada lidah.

Jika rasa pedas berada dalam intensitas tinggi, penderita bisa saja mengalami mati rasa.

Namun, efek mati rasa tersebut umumnya hanya terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam.

8. Penurunan Kognitif Otak

Penurunan Kognitif Otak Akibat Makan Pedas
Foto: Penurunan Kognitif Otak Akibat Makan Pedas (Freepik.com/cookie-studio)

Gangguan fungsi kognitif biasanya akan terjadi seiring dengan bertambahnya usia.

Hal tersebut dapat juga dikatakan sebagai proses alami yang dialami manusia.

Namun, konsumsi makanan pedas secara berlebihan dapat meningkatkan risiko tersebut lebih tinggi.

Penurunan kognitif otak seiring dengan bertambahnya usia dikaitkan dengan demensia.

Kondisi tersebut antara lain ditandai dengan gangguan daya ingat, kesulitan fokus, gangguan komunikasi, lupa menaruh barang yang sebelumnya dipakai, dan salah membuat keputusan.

Baca Juga: Cek 6+ Makanan Penyebab BAB Berdarah, Waspada Gluten!

Jadi, Bolehkah Makan Pedas?

Sebenarnya, mengonsumsi makanan pedas tidak sepenuhnya memberikan dampak buruk bagi kesehatan.

Sejumlah hal yang disebutkan bisa saja terjadi akibat mengonsumsi makanan pedas secara berlebihan.

Jika dikonsumsi sewajarnya, makanan pedas mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh seseorang.

Manfaat tersebut berasal dari kandungan vitamin C dan A dalam makanan pedas. Keduanya berperan sebagai antioksidan bagi tubuh.

Selain meningkatkan kekebalan tubuh, makanan pedas dapat mencegah terjadinya pembekuan darah.

Kandungan capsaicin dalam makanan pedas terbukti efektif melawan inflamasi yang menjadi pemicu penyakit jantung.

Namun, jika terlalu sering dikonsumsi dalam jumlah berlebihan, akibat makan pedas seperti yang telah disebutkan sebelumnya tidak dapat dihindari.

Setelah mengetahui dampaknya, apakah Moms masih mau mengonsumsi makanan pedas secara berlebihan?

Sebaiknya lebih bijak dalam memilih makanan ya, Moms.

Pasalnya, meski bermanfaat, segala yang berlebihan dapat memicu dampaknya tersendiri.

  • https://www.nutraingredients-asia.com/Article/2018/01/30/Hot-and-heavy-Does-eating-spicy-food-make-you-fat#
  • https://www.uchicagomedicine.org/forefront/health-and-wellness-articles/spicy-foods-healthy-or-dangerous
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/323424
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5598338/
  • https://cancerres.aacrjournals.org/content/71/8/2809
  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/36210456/
  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28875961/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.