30 Oktober 2024

8 Masalah Penis Anak Laki-Laki dan Cara Mengatasinya!

Kesehatan penis anak laki-laki perlu diperhatikan dengan baik

Masalah penis anak laki-laki merupakan kondisi yang dapat menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua.

Beberapa masalah umum, seperti fimosis, parafimosis, dan balanitis, sering kali berkaitan dengan perkembangan kulup atau kebersihan area genital.

Kondisi-kondisi ini memerlukan perhatian khusus karena dapat menyebabkan ketidaknyamanan hingga komplikasi jika tidak ditangani dengan tepat.

Masalah Penis Anak Laki-laki

Berikut ini masalah yang mungkin dapat terjadi.

1. Cidera Penis

Masalah Penis Anak Laki-Laki
Foto: Masalah Penis Anak Laki-Laki (Cyclesprog.co.uk)

Bagi anak laki-laki yang aktif dan suka bermain di luar ruangan, risiko cedera pada penis dan testis selalu ada.

Misalnya, cedera bisa terjadi akibat bermain sepeda, terkena tendangan bola, atau bahkan tersenggol saat bermain.

Untungnya, sebagian besar cedera penis tergolong ringan dan tidak berdampak serius dalam jangka panjang, seringkali hanya menyebabkan rasa mual dan ketegangan di perut.

Cedera ringan umumnya dapat diatasi dengan cara berbaring dan mengompres area yang terkena dengan es jika diperlukan.

Namun, Moms perlu segera membawa Si Kecil ke dokter jika mengalami gejala seperti:

  • Sakit yang tidak tertahankan dan tidak hilang setelah satu jam
  • Testis yang terlihat memar
  • Bengkak
  • Terluka
  • Mual
  • Muntah yang tak kunjung berhenti
  • Munculnya demam

Baca Juga: 9 Gejala Infeksi Saluran Kemih pada Bayi, Waspada Ya Moms

2. Penis Kemerahan

Ilustrasi Anak Laki-Laki
Foto: Ilustrasi Anak Laki-Laki (Splashabout.com)

Jangan panik jika Moms melihat ujung penis Si Kecil tampak berwarna kemerahan.

Masalah penis anak laki-laki ini biasanya disebabkan oleh iritasi, seperti akibat menggunakan popok terlalu lama, celana dalam yang kesempitan, gesekan dengan celana renang, atau penumpukan residu sabun di kulup.

Umumnya, warna kemerahan ini akan hilang dengan sendirinya setelah area tersebut dibersihkan dan Si Kecil mengenakan celana dalam yang lebih nyaman.

Untuk mencegah masalah penis anak laki-laki ini di masa depan, ajarkan Si Kecil cara membersihkan penisnya dengan baik dan pentingnya memakai celana dalam saat berenang.

Namun, Moms perlu waspada, karena menurut National Institutes of Health, kemerahan pada ujung penis juga bisa disebabkan oleh balanitis, yaitu infeksi pada kepala penis, yang dapat menyebabkan rasa sakit saat buang air kecil.

Jika Si Kecil mengalami gejala tersebut, sebaiknya segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

3. Penis Gatal atau Ruam

Ilustrasi Anak Laki-Laki
Foto: Ilustrasi Anak Laki-Laki

Sama seperti bagian tubuh lainnya, penis dan testis anak laki-laki juga bisa mengalami gatal atau ruam akibat berbagai penyebab.

Salah satu penyebab utama gatal atau ruam pada area ini adalah iritan kulit, seperti serangga, tungau, getah tanaman, atau bahan kimia.

Selain itu, iritan juga dapat berpindah ke penis atau testis melalui tangan yang kotor setelah anak buang air kecil.

Untuk mencegah masalah penis anak laki-laki ini, penting bagi Moms untuk mengajarkan kebiasaan mencuci tangan yang baik dan memastikan Si Kecil selalu mengenakan celana dalam saat bermain di luar ruangan.

Jika gatal atau ruam pada penis tidak kunjung hilang setelah beberapa hari, sebaiknya Moms membawa Si Kecil ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

4. Infeksi Saluran Kemih

Masalah Infeksi Saluran Kemih pada Anak
Foto: Masalah Infeksi Saluran Kemih pada Anak (Romper.com)

Anak laki-laki dapat mengalami infeksi saluran kemih (ISK) ketika bakteri masuk dan menetap di dalam kandung kemih.

Penyebab penyakit ISK pada anak antara lain kurang minum, kebersihan penis yang kurang terjaga, sering menahan buang air kecil, serta sembelit.

Meskipun ISK dapat diobati dengan antibiotik, Moms juga perlu mengajarkan Si Kecil kebiasaan baik untuk mencegah infeksi ini.

Pastikan anak cukup minum, rutin buang air kecil, serta membersihkan kulup dengan baik jika Si Kecil belum disunat.

Selain itu, menjaga pola makan sehat juga penting agar buang air besar lancar. Dengan menerapkan kebiasaan ini, Moms dapat membantu Si Kecil terhindar dari masalah penis yang tidak diinginkan.

5. Sakit Pada Kulup

Ilustrasi Sakit pada Kulup Penis
Foto: Ilustrasi Sakit pada Kulup Penis (Daddilife.com)

Anak laki-laki yang belum disunat pasti masih memiliki kulup atau foreskin, yaitu kulit yang menutupi kepala penis.

Pada anak yang berusia di bawah dua tahun, kulup bisa menyebabkan rasa sakit karena belum sepenuhnya terpisah dari penis.

Untungnya, rasa sakit ini biasanya akan hilang dengan sendirinya saat kulup mulai dapat digerakkan terpisah.

Namun, pada anak laki-laki yang lebih besar, kulup dapat terasa sakit jika tidak kembali ke posisinya setelah ditarik ke belakang.

Jika Moms menemui situasi ini, penting untuk segera mencari bantuan medis agar kondisi tersebut dapat ditangani dengan baik.


6. Balanitis

Balanitis pada anak adalah peradangan pada kepala penis yang sering terjadi pada anak laki-laki, terutama yang belum disunat.

Kondisi ini dapat disebabkan oleh kebersihan yang buruk, iritasi akibat produk pembersih yang keras, atau infeksi bakteri dan jamur. P

ada anak-anak, balanitis sering muncul karena sisa urin atau kotoran terperangkap di bawah kulup, yang sulit dibersihkan jika kulup belum dapat ditarik sepenuhnya.

Gejalanya meliputi kemerahan, pembengkakan, nyeri, dan terkadang keluarnya cairan dari kepala penis, yang bisa membuat anak merasa tidak nyaman atau sulit buang air kecil.

Masalah ini cukup umum, tetapi bisa dicegah dengan menjaga kebersihan yang baik, seperti mencuci area penis dengan lembut menggunakan air hangat tanpa sabun yang keras.

Jika tidak diobati, balanitis dapat menyebabkan komplikasi seperti fimosis (ketidakmampuan menarik kulup) atau infeksi lebih lanjut.

7. Fimosis

Melansir The Children's Hospital of Philadelphia, fimosis adalah penyempitan bukaan kulup sehingga tidak dapat ditarik kembali ke kepala penis.

Kondisi ini biasanya terjadi pada anak-anak dan bayi karena kulup mereka secara alami melekat pada kepala penis pada usia dini.

Seiring pertumbuhan, kulup ini biasanya menjadi lebih longgar dan bisa ditarik ke belakang secara normal.

Namun, pada beberapa orang, fimosis bisa bertahan hingga dewasa, terutama jika ada infeksi, peradangan, atau jaringan parut.

8. Parafimosis

Parafimosis adalah kondisi medis serius di mana kulup yang sudah ditarik ke belakang (dari kepala penis) tidak dapat dikembalikan ke posisi semula.

Ini menyebabkan kepala penis terjepit oleh kulup, yang dapat mengganggu aliran darah ke kepala penis dan menimbulkan rasa sakit yang hebat serta pembengkakan.

Kondisi ini termasuk darurat medis karena, jika tidak ditangani dengan cepat, bisa menyebabkan komplikasi serius seperti kerusakan jaringan.

Cara Mengatasi Masalah Penis Anak Laki-Laki

Dokter
Foto: Dokter (Freepik.com/snowing)

Berikut adalah beberapa cara yang dapat Moms lakukan untuk mengatasi masalah penis anak laki-laki:

1. Menjaga Kebersihan

Pastikan Si Kecil rutin membersihkan area genitalnya.

Jika belum disunat, ajarkan cara membersihkan kulup dengan lembut menggunakan air hangat.

2. Mengenakan Pakaian yang Nyaman

Pilihkan celana dalam yang nyaman dan tidak terlalu ketat untuk Si Kecil.

3. Meningkatkan Asupan Cairan

Pastikan Si Kecil cukup minum air setiap hari.

Dengan cukup cairan, anak juga lebih sering buang air kecil, yang membantu membersihkan saluran kemih.

4. Mengajarkan Kebiasaan Baik Saat Buang Air Kecil

Ajak Si Kecil untuk tidak menahan buang air kecil. Kebiasaan ini dapat membantu mencegah infeksi dan ketidaknyamanan.

5. Menggunakan Kompres Dingin

Jika Si Kecil mengalami rasa sakit atau bengkak, Moms dapat memberikan kompres dingin untuk meredakan ketidaknyamanan.

6. Konsultasi dengan Dokter

Jika masalah berlanjut, seperti nyeri yang tak kunjung hilang, kemerahan, atau pembengkakan, sebaiknya Moms segera berkonsultasi dengan dokter.

Semoga Si Kecil terhindar dari semua masalah di atas, ya Moms!

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537143/
  • https://www.chop.edu/conditions-diseases/phimosis#

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.