Apa Itu Perforasi? Kenali Gejala, Penyebab, dan Pencegahan!
Ada salah satu kondisi ketika organ tubuh mengalami luka dan berlubang, kondisi ini dinamakan perforasi, Moms.
Perforasi dapat terjadi pada esofagus, lambung, usus kecil, usus besar, anus, atau kantung empedu.
Kondisi ini umumnya terjadi karena berbagai penyakit, seperti radang usus buntu (apendisitis) dan radang kantung usus besar (divertikulitis).
Selain itu, penyakit ini dapat disebabkan oleh trauma fisik seperti luka tusukan pisau atau tembakan peluru.
Lubang atau luka yang terjadi pada saluran pencernaan atau kantung empedu, dapat menyebabkan kondisi peritonitis atau peradangan pada lapisan tipis jaringan yang melapisi perut (peritoneum).
Peritonitis dapat menyebabkan sepsis yang pada akhirnya akan menyebabkan kegagalan fungsi organ-organ tubuh.
Perforasi merupakan kondisi gawat darurat medis yang membutuhkan penanganan segera karena dapat berakibat fatal.
Kemungkinan pulihnya kondisi ini bergantung pada diagnosis dan penanganan dini.
Gejala Perforasi yang Dirasakan
Gejala utama perforasi adalah:
- Nyeri pada bagian perut.
- Perut dapat menonjol dan keras saat diraba.
- Lubang atau luka pada bagian perut atau usus kecil dapat menimbulkan nyeri yang datang secara tiba-tiba. Sementara, lubang atau luka pada usus besar akan menimbulkan nyeri yang datang secara bertahap. Kedua kasus tersebut dapat mengakibatkan rasa sakit atau nyeri yang konstan.
- Nyeri dapat memburuk jika seseorang mengubah posisi tubuh atau menekan bagian abdomen dan akan berkurang ketika berbaring.
Selain itu, terdapat gejala lainnya yang dapat mengindikasikan perforasi, yaitu:
- Keringat dingin
- Demam
- Mual
- Muntah
- Syok
Perforasi yang menyebabkan peritonitis atau radang selaput rongga perut dapat menyebabkan gejala lainnya, seperti:
- Kelelahan berat
- Demam
- Jarang buang air kecil
- Sesak napas
- Detak jantung yang cepat
- Pusing dan linglung
Baca Juga: 6 Organ Tubuh Ini Terkena Dampak Paling Buruk karena Rokok
Penyebab Terjadinya Perforasi
Penyebab perforasi pada organ tubuh dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, antara lain:
- Apendisitis atau peradangan usus buntu
- Kanker
- Divertikulitis
- Crohn disease
- Penyakit kantung empedu seperti batu pada kandung empedu atau infeksi pada kandung empedu
- Tukak lambung atau ulkus duodenum
- Ulcerative colitis
- Ischemic colitis
- Volvulus atau penyumbatan pada usus
- Kemoterapi
- Tekanan pada kerongkongan yang disebabkan oleh muntah yang terlalu kuat
- Menelan benda asing atau zat yang bersifat korosif
Selain itu, penyebab perforasi lainnya adalah operasi pada perut atau prosedur seperti kolonoskopi atau endoskopi saluran cerna bagian atas.
Lalu, bisa juga karena trauma perut yang disebabkan oleh tembakan peluru, tusukan pisau atau trauma tumpul lainnya, Moms.
Penyakit ini juga bisa terjadi karena pemasangan alat kontrasepsi, seperti IUD, yang menembus dinding uterus, ini disebut juga perforasi rahim.
Perforasi rahim terjadi karena seluruh atau sebagian IUD berada di dalam rongga perut atau rahim, dengan ukuran dan bentuk IUD yang bervariasi.
Namun tenang saja, kondisi ini sangat jarang terjadi sehingga pastikan memasang IUD oleh tenaga kesehatan yang profesional dan terpercaya, Moms.
Diagnosis Perforasi oleh Dokter
Dokter mungkin akan melakukan imaging test (pemeriksaan pencitraan) seperti X-ray (foto rontgen) untuk mengetahui keberadaan luka atau robekan dengan adanya udara pada rongga perut yang merupakan tanda dari perforasi saluran cerna.
CT scan juga dapat menunjukkan lokasi luka atau lubang pada organ tubuh.
Pada kondisi ini, pemeriksaan darah akan menunjukkan kadar sel darah putih yang lebih tinggi daripada kadar normal karena terdapat infeksi dan dapat mendeteksi kehilangan darah dengan melihat kadar hemoglobin darah.
Selain itu, akan dinilai kadar elektrolit, kadar asam basa di dalam darah, fungsi ginjal, dan fungsi hati.
Baca Juga: Kenapa Bekas Luka Terasa Gatal? Pertanda Luka Mau Sembuh?
Pengobatan Perforasi yang Bisa Dilakukan
Penanganan dini terhadap perforasi dapat meningkatkan kemungkinan pemulihan.
Orang dengan perforasi saluran cerna seringkali membutuhkan pembedahan darurat, yang biasanya melibatkan prosedur yang disebut exploratory laparatomy (laparatomi eksplorasi).
Prosedur operasi dilakukan dengan membuka perut dan memperbaiki lubang pada organ tubuh.
Selain itu, pada sebagian orang mungkin diperlukan operasi untuk mengangkat sebagian dari usus yang dapat menyebabkan orang tersebut membutuhkan kolostomi atau ileostomi.
Prosedur ini dilakukan dengan melubangi dinding perut dan isi dari usus halus ditampung pada kantung yang melekat pada dinding perut.
Pada kasus yang jarang terjadi, perforasi saluran cerna dapat menutup dengan sendirinya dan tidak membutuhkan operasi.
Ketika terjadi kondisi ini, maka antibiotik merupakan satu-satunya cara pengobatan, Moms.
Jika seseorang mengalami sepsis, antibiotik intravena dibutuhkan sesegera mungkin.
Umumnya, operasi akan berhasil tergantung pada beratnya perforasi tersebut dan seberapa cepat penanganan dilakukan.
Selain itu kondisi kesehatan seseorang juga dapat berpengaruh terhadap pemulihan penyakit ini, ya Moms.
Komplikasi Perforasi yang Dapat Terjadi
Perforasi merupakan kondisi gawat darurat medis yang perlu ditangani segera.
Keterlambatan penanganan atau jika penyakit ini tidak ditangani, dapat menyebabkan kematian.
Perforasi dapat menyebabkan pendarahan internal dan sepsis, selain itu dapat mengakibatkan abses pada perut atau kerusakan permanen pada usus, bahkan dapat menyebabkan kematian jaringan usus.
Dalam beberapa kasus, dapat mengalami kegagalan untuk penyembuhan luka. Faktor-faktor yang meningkatkan risiko ini termasuk:
- Malnutrisi atau pola makan yang buruk
- Merokok
- Konsumsi alkohol yang berlebihan
- Penyalahgunaan obat-obatan terlarang
- Kebersihan yang buruk
- Diabetes tipe 2
- Obesitas
- Sepsis
- Uremia
- Hematoma yang timbul ketika darah mengumpul di luar pembuluh darah
- Terapi kortikosteroid yang merupakan obat anti radang yang menekan sistem kekebalan tubuh, dan dapat menyembunyikan infeksi yang sedang berlangsung sehingga menyebabkan penundaan diagnosis
Baca Juga: Diare, Penyakit yang Paling Umum Menyerang Pencernaan
Bentuk Pencegahan Kondisi Perforasi
Terdapat banyak penyebab dari perforasi saluran cerna, sebagai contoh adalah penyakit saluran cerna yang dapat meningkatkan risiko.
Kenalilah riwayat penyakit, dan cari informasi tentang kondisi kesehatan sekarang ini yang dapat meningkatkan risiko perforasi tersebut.
Penting untuk mewaspadai sakit atau nyeri di daerah perut yang dapat mengindikasikan perforasi.
Penanganan akan lebih mudah dan aman dilakukan sebelum terjadi perforasi ya, Moms.
Waktu Tepat Konsultasi ke Dokter
Sebaiknya, kunjungi dokter segera jika mengalami gejala di atas yang mengindikasikan perforasi atau peritonitis.
Perforasi merupakan kondisi gawat darurat medis yang memerlukan penanganan segera.
Sebelum berkonsultasi dengan dokter, sebaiknya siapkan beberapa informasi berikut untuk membantu dokter memahami kondisi kesehatan.
- Penjelasan detail mengenai gejala atau tanda-tanda yang dialami
- Riwayat medis
- Obat-obatan yang sebelumnya dikonsumsi atau sedang dikonsumsi beserta dosisnya.
Dokter umumnya akan melakukan penanganan medis segera berkaitan dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang ditemukan.
Itu dia Moms, penjelasan lengkap mengenai penyakit perforasi.
Jika Moms merasakan gejala yang semakin parah, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat, ya.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.