Anak Ingin Pindah Agama, Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua?
Agama dan kepercayaan adalah salah satu aspek terpenting dalam hidup manusia. Selain menjadi alat yang bisa digunakan untuk mendekatkan diri pada Tuhan, agama juga berperan sebagai pedoman dalam hidup yang memberi kita petunjuk tentang arah hidup yang baik dan positif. Oleh karena itu, orang tua perlu mengenalkan agama pada anak sejak usia dini.
Mungkin muncul pertanyaan, apakah penting mengenalkan anak pada agama? Sebenarnya menjelaskan tentang agama pada anak termasuk hal yang penting, bisa juga tidak penting, karena tergantung dari budaya atau kebiasaan yang berada di dalam keluarga masing-masing. Ada keluarga-keluarga yang tidak terlalu mementingkan agama, namun lebih mengutamakan spiritualitas.
“Tidak hanya berbicara mengenai agama secara khusus, namun juga mengarahkan pada anak bagaimana berbuat baik, bahwa ada Tuhan Yang Maha Esa, jadi nggak spesifik pada satu agama saja,” jelas psikolog klinis dan hipnoterapis, Liza Djaprie, saat diwawancarai oleh Orami Parenting (11/7).
Baca Juga: 5 Cara Terbaik Mengajarkan Keberagaman Pada si Kecil
Menurut Liza, terkadang ada beberapa keluarga yang menganggap agama itu penting dan kuat sekali. Namun, ia mengingatkan agar orang tidak tidak memaksakan agama hanya demi pencitraan.
"Misalnya orang tua yang secara agama tidak terlalu kuat, namun sang anak diminta untuk ikut berbagai acara spiritual seperti ikut mengaji dan dikirim ke pesantren. Jadi senyaman mungkin dari keluarga dan didikan orang tuanya," ujar Liza.
Bagaimana Menjelaskan Agama Orang Tua Terhadap Anak?
Agama bukanlah hal sepele yang dapat dipelajari dalam jangka waktu singkat. Karenanya orang tua harus memperkenalkan ajaran agama sedini mungkin.
Cara menjelaskannya mudah saja, jelaskan kepada anak secara apa adanya. Misalnya, orang tua beragama Islam, Hindu, Buddha, Katolik, atau Protestan. Atau bahkan mungkin Agnostik, kepercayaan bahwa ada atau tidaknya Tuhan tidak dapat diketahui.
“Tapi yang lebih penting untuk dijelaskan dan harus diberi pemahaman untuk anak adalah tentang keberagaman. Jadi anak harus berempati terhadap keberagaman agama tersebut. Jelaskan bahwa di dunia ini tidak hanya ada satu agama, ada banyak agama,” tutur Liza.
Setelahnya orang tua bisa menjelaskan mengenai agama masing-masing. Namun harus memperhatikan usia anak juga. Jika anak berada pada usia di bawah tiga tahun, ajarkan hal-hal yang umum terlebih dahulu. Misalnya bahwa dalam agama Islam ada yang dikenal dengan salat, lalu pada agama Katolik dan Kristen misalnya harus pergi ke gereja atau ibadah.
Baca Juga: Meski Nikah Beda Agama, 7 Pasangan Seleb Indonesia Ini Sangat Harmonis
Bagaimana Jika Anak Ingin Pindah Agama?
Liza juga menjelaskan bahwa hal pertama yang harus dilakukan oleh orang tua adalah bersikap tenang dan jangan panik. Mengapa? Karena saat melihat reaksi orang tua yang luar biasa menentang, biasanya anak akan semakin membangkang dan semakin penasaran mengapa tidak diperbolehkan.
"Intinya yang terpenting adalah ketenangan orang tua, lalu dilanjutkan dengan proses diskusi dengan si anak. Mulailah tanyakan apa alasan anak kita ingin pindah agama. Boleh juga memberitahu keberatan orang tua mengenai keputusan anak ini, namun sampaikan dengan cara yang baik," tambahnya.
Setelah berdiskusi, maka orang tua pasti akan menemukan alasan di balik keinginan anak pindah agama. Saat ada pemahaman yang salah, ajaklah anak berdiskusi lebih lanjut. Jadi orang tua harus paham dulu alasan anak pindah agama, apa karena pemahaman yang salah, trauma, atau kesal.
Baca Juga: 5 Cara Mendidik Anak Walau Orang Tua Berbeda Agama
Cara Mengarahkan Anak dalam Memilih Agama
Cara mengarahkan anak dalam memilih agama sebenarnya kembali lagi pada orang tua masing-masing. Ada orang tua yang memang membebaskan si anak dalam memilih kepercayaannya, yang penting tetap beragama dan memiliki pegangan atau pedoman dalam hidup, ada pula yang mengharuskan anak mengikuti kepercayaan orang tua.
Namun sebagai langkah awal pengenalan agama pada anak, sebaiknya orang tua mengarahkan anak pertama kali sesuai dengan kepercayaan yang dianut di dalam keluarga.
“Pertama kali diarahkan sesuai agama orang tuanya. Misalnya keluarga yang berakar dari ajaran agama Islam, ajarkan anak kebiasaan di rumah seperti mengaji sejak kecil,” tutur Liza.
Dari sini anak akan mulai belajar meskipun tidak secara langsung. Jika orang tua rajin beribadah, maka anak lama-kelamaan akan mengikuti kebiasaan tersebut tanpa perlu dipaksa.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.