Anak Kleptomania, Apa Bisa Disembuhkan?
Kleptomania adalah gangguan kesehatan mental yang menyebabkan orang tidak bisa menahan keinginan untuk mencuri.
Dalam kebanyakan kasus kleptomania, orang tersebut mencuri hal-hal yang tidak mereka butuhkan.
Barang-barang yang dicuri seringkali bernilai kecil bahkan sampai tidak bernilai, yang sebenarnya mereka sendiri dapat dengan mudah membeli barang tersebut jika mereka memutuskan untuk membayar.
Ini tidak seperti kebanyakan kasus pencurian kriminal, di mana barang-barang dicuri karena kebutuhan atau karena harganya sangat mahal atau berharga.
Foto: verywellfamily.com
Dilaporkan bahwa gangguan ini dapat terjadi pada anak-anak sejak usia lima tahun.
Orang yang mengidap kleptomania merasakan dorongan kuat untuk mencuri, dengan kecemasan, ketegangan, dan gairah yang mengarah pada pencurian dan merasakan kesenangan dan kelegaan selama pencurian.
Banyak kleptomaniak juga merasa bersalah atau menyesal setelah tindakan mencuri selesai, tetapi kemudian tidak mampu untuk mengulang keinginan itu lagi.
Tidak seperti pencurian kriminal, barang-barang yang dicuri orang-orang kleptomania jarang digunakan.
Mereka kemungkinan besar akan menyembunyikannya, membuangnya, atau memberikannya kepada teman dan keluarga.
Baca Juga: 3 Cara Mendidik Anak yang Suka Mencuri
Apakah Anak Termasuk Kleptomania?
Foto: miro.medium.com
Dilansir dari American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, menurut Akademi Psikiatri Anak & Remaja Amerika, sangat normal jika anak di bawah usia 5 tahun mengambil sesuatu yang mereka sukai.
Hal ini tidak boleh dianggap mencuri sampai anak itu cukup tua, biasanya di atas lima tahun, untuk memahami bahwa mengambil sesuatu yang milik orang lain adalah salah.
Orang tua harus secara aktif mengajar anak-anak mereka tentang hak milik dan barang yang boleh diambil dan mana yang tidak.
Orang tua juga harus menjadi panutan. Moms tidak boleh membawa pulang barang dari hotel atau berbohong tentang sesuatu yang membingungkan anak kecil.
“Fase ini adalah fase pengujian," kata Dr. Barbara Howard, asisten profesor pediatri di Fakultas Kedokteran Johns Hopkins, berkonsultasi dengan Dr. Klass.
"Orang tua memiliki peran penting untuk mengajarkan anaknya. Orang tua diuji untuk bisa membuat anaknya memahami nilai kepemilikan barang.”
Sebagian besar anak balita yang mencuri, mereka hanya mengagumi apa yang tidak mereka miliki dan mengambilnya. Orang tua perlu khawatir bahwa ini adalah perilaku tetap.
Baca Juga: Anak Ketahuan Mencuri, Ini Langkah yang Harus Moms Lakukan
Bagaimana Cara Mengatasi Anak Kleptomania?
Foto: askopinion.com
Moms harus mempertimbangkan apakah Si Kecil mencuri karena membutuhkan perhatian lebih atau bukan.
Terkadang anak mencoba untuk mengekspresikan kemarahan dengan cara "membalas" orang tuanya.
Jika terlihat seperti itu, maka Moms harus berusaha untuk memberikan lebih banyak perhatian kepada Si Kecil, atau mencari tahu penyebab kemarahan hingga mereka mencuri.
Jika orang tua mengambil tindakan yang tepat, dalam banyak kasus, anak akan berhenti mencuri saat mereka bertambah besar.
Psikiater merekomendasikan jika Moms mengetahui anak Moms terlihat atau terlibat dalam pencurian, maka yang harus Moms lakukan adalah:
- Beri tahu buah hati bahwa mencuri itu salah
- Bantu mereka untuk membayar atau mengembalikan benda yang dicuri
- Pastikan bahwa Si Kecil tidak mendapat manfaat dari pencurian dengan cara apa pun
- Hindari mencap mereka sebagai pencuri, pelabelan sedari dini dapat membuat mereka benar-benar berpikir bahwa mereka adalah sosok tersebut, dan bahkan bisa terbawa sampai dewasa. Hal ini bisa membawa banyak dampak buruk terkait psikologi anak.
- Ajarkan jika perilaku ini tidak diterima di keluarga maupun masyarakat. Dan tentu akan ada hukuman jika mereka ketahuan mencuri.
Baca Juga: Anak Suka Ambil Barang Orang Lain, Ketahui Cara Membedakan Pencuri dan Kleptomania
Dengan penjelasan sekaligus pendampingan perilaku suka mencuri ini tentu masih mudah diubah dan tidak terulang di usia dewasa.
Namun, jika sampai anak usia remaja masih tertangkap melakukan tindakan kleptomania, Moms mungkin perlu menemui psikiater.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.