Anak Pemarah, Bagaimana Cara Mengatasinya?
Tanya:
Saya punya anak kembar laki-laki usia 5 tahun. Sejak usia 3 tahun, salah satu anak, si A dititipkan ke neneknya, seminggu sekali baru ketemu dengan saya. Ia sekolah di TK dengan jam belajar dari 7 pagi sampai jam 13.30 siang.
Nah, sekarang si A makin tidak bisa di kasih tahu, kalau tidak sesuai dengan keinginannya, ia memukul, atau menangis dan melempar barang yang ada di dekatnya. Ia juga tidak akur dengan kembarannya, cenderung si A yang iseng, dan suka memukul.
Menurut dokter, apa yang harus saya lakukan, kebetulan tahun ini mereka akan sekolah bersama.
Saya sebagai ibu harus bagaimana mengatas nya, agar si A tidak gampang marah dan keduanya bisa akur. (Riska Dian)
Baca juga: 7 Sopan Santun yang Perlu Dikuasai Anak
Jawab:
Mengenai pertanyaan Moms, sebelumnya izinkan saya menjelaskan terlebih dahulu tentang pola asuh ya.
Pola Asuh Harus Konsisten
Pola asuh memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan anak, terutama dalam pembentukan karakter anak. Di samping pola asuh, lingkungan juga memengaruhi perkembangan anak.
Anak merupakan peniru yang sangat ulung. Biasanya anak akan cenderung melakukan apa yang ia lihat bukan apa yang ia dengar. Jika dalam pengasuhan tidak ada aturan dan disiplin yang berlaku, maka anak akan menjadi sulit untuk diatur.
Pola asuh sebaiknya harus memiliki aturan yang jelas, tegas, dan konsisten. Aturan yang jelas, tegas dan konsisten di sini maksudnya adalah adanya aturan-aturan yang berlaku di dalam keluarga, seperti jadwal nonton TV, jadwal bermain dan belajar, hingga jam tidur.
Jika anak tidak mematuhi atau melanggar aturan yang sudah ditetapkan maka harus ada konsekuensi berupa punishment yang diberikan kepada anak. Punishment (hukuman) di sini bukan berupa hukuman fisik (seperti memukul, mencubit, melempar). Jangan pernah mendidik anak dengan kekerasan fisik, meskipun tujuannya untuk mendidik, namun tetap akibat yang ditimbulkan dari kekerasan justru malah akan menciptakan anak menjadi anak yang agresif.
Moms bisa memberikan punishment dengan cara lain, misalnya jika anak tidak selesai mengerjakan PR-nya maka anak tidak boleh menonton acara TV kesukaannya. Namun sebaliknya jika anak mampu melakukan segala sesuatu sesuai dengan aturan, tentunya orangtua juga harus bersedia memberikan reward kepada anak (reward bisa berupa apa saja dan tidak selalu berupa hadiah, pujian juga termasuk reward bagi anak).
Baca juga: 7 Rahasia Membesarkan Anak yang Bahagia
Lingkungan Dapat Memengaruhi Perilaku Anak
Apabila pola asuh yang diberikan kepada anak sudah tepat, namun anak masih suka memukul jika keinginannya tidak terpenuhi atau bahkan melempar barang yang ada di dekatnya, maka perlu diperhatikan lingkungan tempat tinggal, lingkungan bermain, dan acara apa yang sering anak tonton di TV.
Jangan-jangan anak sering menonton siaran TV yang mengandung unsur kekerasan, atau anak menonton film action tanpa pendampingan dari orang dewasa, atau bisa juga di lingkungan tempat anak bermain banyak sekali anak yang bermain dengan kasar sehingga sang anak kerap meniru perilaku tersebut.
Buat Aturan Dalam Pengasuhan Anak
Jadi yang mesti Moms lakukan, jika anak masih harus tetap tinggal bersama sang nenek sebaiknya diskusikan dengan nenek mengenai aturan dan disiplin dalam pengasuhan anak.
Berikan penjelasan kepada nenek aturan pola pengasuhan seperti apa yang ingin Moms terapkan agar sang nenek juga bisa menerapkan pola pengasuhan yang sama. Namun, jika tahun ini anak A akan kembali tinggal bersama Moms, berarti Moms dan Dads harus membuat kesepakatan bersama dalam pengasuhan anak, menerapkan aturan dan disiplin dalam keluarga.
Dalam menerapkan aturan dan disiplin, Moms juga bisa melibatkan anak-anak. apakah anak setuju atau tidak. Hal ini juga bisa membantu anak untuk belajar bernegosiasi. Menerapkan suatu aturan tentunya tidak mudah dan tidak instan, apalagi jika anak sudah terbiasa dengan pola yang sebelumnya, jadi dibutuhkan usaha dan kesabaran ya, Moms.
Dijawab oleh Nidya Dwika Puteri, M. Psi
Sumber: Ask The Expert - Forum Orami
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.