Astigmatisme, Gangguan Penglihatan Akibat Kelainan Bentuk Kornea
Astigmatisme adalah gangguan penglihatan umum yang disebabkan oleh kesalahan bentuk kornea atau kelainan pada kelengkungan kornea.
Penderita masalah penglihatan ini membuat lensa mata atau kornea yang berada di permukaan depan mata memiliki lekukan yang tidak beraturan.
Kondisi ini dapat mengubah cara cahaya masuk ke mata atau membiaskan ke retina, sehingga menyebabkan penglihatan kabur atau terdistorsi.
Moms, perlu memahami jika astigmatisme merupakan kondisi yang berbeda dengan rabun jauh dan rabun dekat. Rabun jauh merupakan miopi sedangkan rabun dekat adalah hipermetropi.
Hal ini senada dengan penjelasan dr. Rita Polana, Sp.M Dokter Spesialis Mata RS Pondok Indah – Pondok Indah. "Suatu keadaan di mana sinar sejajar tidak biaskan dengan kekuatan yang sama pada seluruh bidang pembiasan, sehingga fokus pada retina tidak berada pada satu titik," jelasnya.
Baca Juga: Mata Buram, Yuk Cari Tahu Gejala, Penyabab, dan Cara Mencegah Moms!
Idealnya, bola mata normal akan berbentuk bulat sempurna. Cahaya yang masuk ke dalam dan ditekuk akan secara merata dan memberikan pandangan yang jelas.
Jadi, bagi penderita astigmatisme, cahaya yang masuk ke mata akan dibelokkan ke arah lainnya akhirnya, membuat penglihatan menjadi kurang fokus atau hanya sebagian penglihatan yang fokus.
Pandangan pun bisa berbentuk bergelombang atau buram. Bagi penderita kelainan mata ini, berisiko mengalami rabun jauh dan rabun dekat secara bersamaan.
Ketiga kondisi ini kemudian disebut sebagai kelainan reflaksi karena melibatkan cara mata membelokkan atau membiaskan cahaya.
Yuk, simak penjelasan mengenai astigmatisme selengkapnya, di sini!
Baca Juga: 3 Cara Mengobati Mata Rabun Jauh dengan Wortel, Yuk Coba!
Penyebab Astigmatisme
Foto ilustrasi kacamata (Sumber: Orami Photo Stock)
Melansir dari American Academy of Ophthalmology, astigmatisme disebabkan oleh kelengkungan kornea atau lensa mata yang berbentuk tidak teratur.
Apabila kornea atau lensa tidak melengkung secara merata, sinar cahaya tidak mampu dibiaskan dengan benar.
Hal ini membuat penderita astigmatisme memiliki pandangan yang kabur atau terdistorsi pada jarang dekat dan jarak jauh.
Kondisi sangat umum dijumpai, lho Moms. Namun sayangnya bentuk kornea atau lensa yang berbeda-beda setiap orang, belum diketahui.
Namun ada beberapa penyebab yang dipercaya bisa meningkatkan risiko astigmatisme, berikut diantaranya.
- Riwayat keluarga. Apabila terdapat keluarga yang mengalami kondisi ini atau gangguan mata lain seperti keratoconus (degenerasi kornea), maka bisa meningkatkan risiko.
- Kausa astigmatisme, kurvatura kornea, ada yang disebabkan karena 2 meridian tegak lurus atau permukaan kornea irreguler.
- Riwayat cedera mata, bagi yang pernah mengalami cedera mata, bisa mengakibatkan astigmatisme
- Pasca operasi mata, seperti operasi katarak bisa meningkatkan risiko bentuk kornea mata yang tidak beraturan
- Kondisi penipisan kornea, selain penipisan kornea, adanya pembentukan jaringan parut yang abnormal di mata juga bisa mengakibatkan astigmatisme.
- Rabun jauh yang parah, atau penglihatan yang kabur dalam jarak jauh
- Rabun dekat yang parah, atau penglihatan yang kabur dalam jarak dekat
Baca Juga: Kenali Hipermetropi Alias Rabun Dekat, Mulai dari Gejala hingga Pengobatannya
Gejala Astigmatisme
Foto ilustrasi pemeriksaan mata (Sumber: Orami Photo Stock)
Salah satu gejala dari astigmatisme yang sangat mudah dikenal adalah penglihatan kabur yang tidak merata. Lalu menurut dr. Rita Polana gejala yang paling sering dikeluhkan pasien adalah buram untuk membaca.
Beberapa gejala yang sering dikeluhkan oleh pasien xxx, buram untuk membaca, sering salah baca, mata sering disipitkan atau dikecilkan atau kepala dimiringkan saat membaca agar dapat melihat lebih jelas", jelas dr. Rita Polana.
Melansir dari Healthline, gejalanya sendiri mungkin bisa berbeda-beda di setiap orang, bahkan dalam beberapa kasus ada yang tidak menimbulkan gejala.
Berikut gejala lainnya yang bisa dikatakan sebagai kondisi astigmatisme.
- Penglihatan kabur, terdistorsi, atau kabur di semua jarak baik jarak dekat maupun jarak jauh
- Kesulitan melihat di malam hari
- Ketegangan mata
- Menyipitkan mata agar penglihatan lebih fokus
- Iritasi mata
- Sakit kepala
- Kelelahan atau perasaan tidak nyaman di mata
Baca Juga: Sebelum Operasi LASIK Mata, Yuk Cari Tahu Harga, Prosedur, dan Risikonya!
Penyembuhan Astigmatisme
Foto ilustrasi kacamata (Sumber: Orami Photo Stock)
Astigmatisme bisa disembuhkan dengan melakukan operasi lasik terlebih bagi kondisi yang sudah cukup parah. "Astigmatisme dapat dikoreksi dengan kacamata, penggunaan lensa kontak, dan bedah lasik," kata dr. Rita Polana.
Berikut pengobatannya,
1. Penggunaan Lensa Korektif atau Kacamata
Sama seperti pada penderita rabun jauh dan rabun dekat lainnya, astigmatisme bisa diatasi dengan penggunaan kacamata atau lensa kontak.
Kacamata berfungsi untuk membantu mengimbangi bentuk mata yang tidak rata. Lensa yang ada di kacamata membantu cahaya membelok ke mata dengan tepat.
Sementara lensa kontak bekerja hampir mirip dengan kacamata. Bahkan tidak jarang lensa kontak hadir dalam berbagai bentuk dan jenis yang menarik.
Namun penggunaan lensa kontak jangka panjang berisiko infeksi pada mata. Maka penggunaan lensa kontak bagi penderita astigmatisme perlu melakukan konsultasi dengan dokter.
Baca Juga: 8 Jenis Lensa Kacamata, Tak Hanya Minus, Plus, dan Silinder Saja, Lho!
2. Operasi
Operasi atau pembedahan refraktif bisa membantu penderitanya agar tidak lagi menggunakan kacamata atau lensa kontak.
Untuk melakukan operasi, diperlukan pemeriksaan mendalam oleh dokter mata. Sebab tidak semua kondisi bisa disembuhkan dengan operasi.
Ada beberapa jenis operasi untuk penyembuhan astigmatisme, berikut diantaranya:
- Laser-assisted in-situ keratomileusis (LASIK), prosedur yang dilakukan dengan membuat kornea ulang atau mengukir bentuk kornea memiliki bentuk yang lebih datar.
- Laser-assisted subepithelial keratectomy (LASEK), dilakukan dengan mengendurkan lapisan kornea atau epitel dengan alkohol khusus lalu membentuk ulang kornea dengan laser excimer.
- Photorefractive keratectomy (PRK), merupakan prosedur yang mirip dengan lasek. Dilakukan dengan mengangkat epitel kemudian secara alami akan tumbuh kembali secara alami sesuai dengan bentuk kornea baru.
- Small-incision lenticule extraction (SMILE), merupakan prosedur paling baru dengan membuat jaringan berbentuk lensa atau lentikula di bawah pemukaan kornea. Kemudian diangkat dengan sayatan kecil.
Nah itu dia Moms informasi seputar astigmatisme. Sebagai tambahan informasi, melansir dari WebMD, astigmatisme tidak bisa disebabkan dari membaca buku dalam ruangan redup atau dengan menonton TV jarak dekat, ya Moms!
Semoga informasinya bermanfaat ya!
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/astigmatism/symptoms-causes/syc-20353835
- https://www.webmd.com/eye-health/astigmatism-eyes
- https://www.aao.org/eye-health/diseases/what-is-astigmatism
- https://www.healthline.com/health/astigmatism#complications
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.