18 Penyebab Impotensi pada Pria, Termasuk Konsumsi Alkohol!
Pernahkah Dads mendengar dengan istilah impotensi? Apa ya, yang menjadi penyebab impotensi pada pria?
Impotensi adalah ketidakmampuan penis untuk ereksi meski sudah dibantu dengan rangsangan seksual.
Penyebab impotensi sangat beragam, karenanya harus diperiksa oleh dokter.
Dikenal juga dengan istilah disfungsi ereksi, impoten berdampak pada kemampuan seseorang untuk memuaskan pasangannya dalam berhubungan seks.
Menurut studi dari University of Wisconsin, sekitar 5% pria di Amerika Serikat yang berusia lebih dari 40 tahun dan sekitar 15% pria di atas usia 70 mengalami disfungsi ereksi.
Semakin tua usia, risiko untuk masalah kesehatan ini juga semakin tinggi.
Baca Juga: 10 Makanan Penambah Energi dan Stamina agar Tidak Lemas Menjalani Aktivitas Padat
Penyebab Impotensi pada Pria
Meski masalah ini rentan dialami pria yang berusia lanjut, Dads yang masih berusia muda juga berisiko, lho.
Memangnya apa saja sih penyebab impotensi? Berikut ulasannya.
1. Penyakit Endokrin
Penyebab impotensi yang pertama adalah penyakit endokrin.
Sistem endokrin tubuh menghasilkan hormon yang mengatur metabolisme, fungsi seksual, reproduksi, suasana hati, dan banyak lagi.
Diabetes adalah contoh penyakit endokrin yang dapat menyebabkan Dads berisiko mengalami impotensi karena diabetes memengaruhi kemampuan tubuh untuk menggunakan hormon insulin.
Salah satu komplikasi yang terkait dengan diabetes kronis adalah kerusakan saraf, gangguan aliran darah, dan hormon.
Nah, kombinasi berbagai masalah inilah yang kemudian menyebabkan impotensi atau disfungsi ereksi.
2. Gangguan Neurologis dan Saraf
Penyebab impotensi yang selanjutnya adalah gangguan neurologis dan saraf. Beberapa kondisi neurologis dapat meningkatkan risiko impotensi.
Kondisi saraf memengaruhi kemampuan otak untuk berkomunikasi dengan sistem reproduksi. Hal ini dapat menghambat Dads mencapai ereksi.
Gangguan neurologis yang terkait dengan impotensi meliputi: Alzheimer, parkinson, tumor otak atau tulang belakang, multiple sclerosis (MS), stroke, dan epilepsi lobus temporal.
Jika Dads pernah menjalani operasi prostat dan kerusakan saraf, risiko impotensi juga semakin tinggi.
Pengendara sepeda jarak jauh berisiko mengalami impotensi karena tekanan berulang pada bokong dan penis, hingga bisa memengaruhi fungsi saraf.
3. Konsumsi Obat-obatan
Penyebab impotensi yang selanjutnya adalah konsumsi obat-obatan tertentu.
Mengonsumsi obat-obatan tertentu dapat memengaruhi aliran darah, yang menyebabkan impotensi.
Namun, Dads dianjurkan untuk tidak memberhentikan penggunaan obat jika memang tidak diizinkan oleh dokter.
Contoh jenis obat yang diketahui menyebabkan impotensi di antaranya:
- Alpha-adrenergic blockers seperti tamsulosin (Flomax).
- Beta-blocker seperti carvedilol (Coreg), Metoprolol (Lopressor).
- Obat kemoterapi kanker seperti simetidin (Tagamet).
- Obat depresan sistem saraf pusat (CNS) seperti alprazolam (Xanax), diazepam (Valium).
- Kodein stimulan SSP seperti kokain.
- Amfetamin diuretik seperti furosemide (Lasix).
- Spironolactone (Aldactone) inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) seperti fluoxetine (Prozac).
- Paroxetine (Paxil) hormon sintetis, termasuk sebagai leuprolide (Eligard).
Baca Juga: 8 Manfaat Telur Bebek, Meningkatkan Kesehatan Otak, Stamina, hingga Libido!
4. Masalah Jantung
Penyebab impotensi yang selanjutnya adalah masalah jantung.
Dikutip dari Healthline, kondisi jantung dan kemampuannya memompa darah dengan baik berpengaruh pada penyebab impotensi.
Tanpa aliran darah yang cukup ke penis, Dads tidak bisa mencapai ereksi.
Aterosklerosis adalah penumpukan plak di pembuluh darah yang bisa menyebabkan impotensi.
Kolesterol tinggi dan hipertensi juga dikaitkan dengan peningkatan risiko impotensi.
5. Diabetes
Penyebab impotensi yang selanjutnya adalah diabetes.
Impotensi sering terjadi pada pria penderita diabetes, terutama mereka yang menderita diabetes tipe 2.
Ini bisa berasal dari kerusakan saraf dan pembuluh darah yang disebabkan oleh kontrol gula darah jangka panjang yang buruk.
Impotensi mungkin terjadi lebih awal pada pria dengan diabetes dibandingkan pria tanpa penyakit tersebut.
6. Hipertensi
Penyebab impotensi yang selanjutnya adalah hipertensi.
Dikutip dari Mayo Clinic, pada penderita hipertensi, tekanan darah tinggi merusak lapisan pembuluh darah.
Ini menyebabkan arteri mengeras serta menyempit (aterosklerosis), sehingga membatasi aliran darah.
Ini berarti lebih sedikit darah yang bisa mengalir ke penis.
Pada beberapa pria, aliran darah yang menurun membuatnya sulit mencapai dan mempertahankan ereksi, sering disebut sebagai disfungsi ereksi.
Tekanan darah tinggi juga bisa mengganggu ejakulasi dan menurunkan gairah seksual.
Kadang-kadang, obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi memiliki efek yang serupa.
7. Kolesterol Tinggi
Penyebab impotensi yang selanjutnya adalah kolesterol tinggi.
Efek samping kolesterol tinggi pada pria dapat menyebabkan disfungsi ereksi atau impotensi.
Semakin tinggi kadar LDL Dads, semakin besar kemungkinan untuk mengalami masalah ereksi hingga menyebabkan impotensi.
Selain itu, kolesterol tinggi dapat membuat tubuh lebih sulit memproduksi bahan kimia yang diperlukan untuk membuat ereksi.
Kolesterol tinggi memengaruhi kemampuan tubuh untuk melepaskan oksida nitrat dengan benar ke dalam aliran darah.
Ini mencegah relaksasi jaringan penis yang tepat untuk menyebabkan pembengkakan ereksi.
Baca Juga: 9+ Gerakan Pemanasan Sebelum Berhubungan Seks, Bikin Tahan Lama!
8. Obesitas
Penyebab impotensi yang selanjutnya adalah obesitas.
Menurut Obesity Action, kegemukan/obesitas dapat menyebabkan disfungsi ereksi atau impotensi dengan merusak pembuluh darah, menurunkan testosteron, dan menyebabkan peradangan di tubuh.
Obesitas dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah akibat berbagai penyakit yang diderita seperti hipertensi, diabetes mellitus, hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia, dan peradangan.
9. Ketidakseimbangan Hormon
Penyebab impotensi yang selanjutnya adalah ketidakseimbangan hormon.
Dikutip dari Hormone Health Network, ketidakseimbangan hormon bisa jadi faktor impotensi.
Ini termasuk peningkatan prolaktin, hormon yang dibuat oleh kelenjar pituitari.
Selain itu, termasuk juga penyalahgunaan steroid.
Testosteron rendah, prolaktin tinggi, dan kadar hormon tiroid yang abnormal itulah yang terkadang menjadi penyebab disfungsi ereksi (DE) atau impotensi.
10. Penyakit Ginjal
Penyebab impotensi yang selanjutnya adalah penyakit ginjal.
National Kidney Foundation menjelaskan, penyakit ginjal mempengaruhi kadar hormon, sirkulasi darah, tingkat kekuatan, dan energi secara keseluruhan sehingga dapat menyebabkan impotensi.
Selain itu, pria dengan penyakit ginjal juga mungkin memiliki masalah seksual lainnya, termasuk berhubungan seks lebih jarang, kehilangan minat pada seks (kadang-kadang disebut kehilangan libido), dan tidak mampu ejakulasi.
Namun, masalah seksual yang paling umum dan biasanya paling mengkhawatirkan bagi pria adalah sulit mempertahankan penis yang keras.
Akhirnya, banyak pasien dengan penyakit ginjal kehilangan kemampuan untuk ereksi.
Baca Juga: 10+ Contoh Dirty Text Menggoda untuk Bangkitkan Gairah Pasangan
11. Usia
Penyebab impotensi yang selanjutnya adalah faktor usia.
Risiko impotensi dapat meningkat seiring bertambahnya usia, tetapi usia tidak menyebabkan impotensi.
Sebuah studi baru yang dikutip dari WebMD menunjukkan bahwa seiring bertambahnya usia pria, risiko disfungsi ereksi pun akan semakin meningkat.
Penelitian, yang diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine edisi Agustus 2003, menunjukkan bahwa disfungsi ereksi adalah kondisi yang kerap terjadi pada pria di atas 50 tahun.
Saat ini, ahli urologi mengatakan faktor fisik mungkin menjadi penyebab 90% kasus disfungsi ereksi pada pria berusia di atas 50 tahun.
12. Gangguan Emosi
Penyebab impotensi yang selanjutnya adalah gangguan emosi.
Untuk mencapai ereksi, pertama-tama Dads harus melalui fase kegembiraan.
Fase ini yang disebut sebagai respons emosional.
Namun, jika Dads memiliki gangguan emosional, tentu akan berpengaruh pada ereksi.
Sementara depresi adalah perasaan sedih, kehilangan harapan, atau tidak berdaya.
Depresi, kecemasan, dan kelelahan inilah yang bisa jadi salah satu penyebab impotensi, Dads.
13. Penggunaan Obat-obatan Terlarang dan Alkohol
Penyebab impotensi yang selanjutnya adalah obat terlarang dan alkohol.
Penyalahgunaan obat-obatan terlarang dapat menyebabkan impotensi.
Berikut obat-obatan terlarang yang dapat meningkatkan risiko impotensi:
- Amfetamin, dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit, mencegah cukup darah mencapai penis.
- Barbiturat, dapat menurunkan minat pada seks.
- Nikotin, dapat menurunkan hasrat seksual.
- Kokain, dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit, mencegah cukup darah mencapai penis.
- Ganja, dapat meningkatkan hasrat seksual tetapi mencegah otot polos di penis rileks untuk membiarkan cukup darah mengalir masuk.
- Heroin, dapat menurunkan kadar testosteron dan menurunkan minat pada seks.
Konsumsi alkohol juga dapat memengaruhi kemampuan Dads untuk mencapai atau mempertahankan ereksi.
Hal ini karena alkohol sangat mempengaruhi semua bagian tubuh yang berperan untuk memicu ereksi.
Alkohol juga mungkin menurunkan kadar hormon, termasuk testosteron, bahkan merusak sel-sel di testis dan gonad Dads.
Baca Juga: 12 Tips Phone Sex dengan Pasangan, Bikin Deg-degan!
14. Rokok
Penyebab impotensi yang selanjutnya adalah rokok.
Disfungsi ereksi (DE), juga disebut impotensi, dapat disebabkan oleh berbagai faktor fisik dan psikologis. Di antaranya adalah merokok.
Hal ini tidak mengherankan karena merokok dapat merusak pembuluh darah dan DE sering kali disebabkan oleh suplai darah arteri yang buruk ke penis.
Untungnya, jika Dads berhenti merokok, kesehatan dan kinerja pembuluh darah dan seksual cenderung meningkat.
15. Kondisi Kesehatan Tertentu
Penyebab impotensi yang selanjutnya adalah kondisi kesehatan tertentu, seperti Parkinson dan multiple sclerosis bisa menjadi salah satu penyebab impotensi pada pria.
Respon dan fungsi seksual kita dikendalikan oleh motorik dan sistem saraf otonom kita.
Hilangnya dopamin kimiawi otak pada mereka yang didiagnosis dengan Parkinson memengaruhi sistem saraf motorik dan otonom.
Disfungsi ereksi (DE) adalah salah satu gejala sklerosis multipel (MS) yang paling umum pada pria dan mengenai 23 hingga 91 persen pria.
MS adalah penyakit yang ditandai dengan kerusakan saraf yang progresif.
Ketika saraf yang terkait dengan respons ereksi terlibat, DE dapat terjadi atau memburuk, menyebabkan gangguan rangsangan dan/atau gairah.
Baca Juga: 7 Cara Melakukan Shower Sex yang Menggairahkan, Yuk Coba!
16. Cedera Area Panggul
Penyebab impotensi yang selanjutnya adalah cedera area panggul.
Meskipun cedera uretra fraktur panggul (PFUI) jarang terjadi, sekitar setengah dari pasien ini akan melaporkan disfungsi ereksi (DE)/impotensi setelah cedera mereka.
17. Penyakit Peyronie
Penyebab impotensi yang selanjutnya adalah penyakit Peyronie.
Salah satu bentuk impotensi yang langka, yang disebut penyakit Peyronie, menyebabkan penis bengkok yang dapat membuat ereksi terasa sakit.
Meskipun ereksi melengkung tidak selalu menunjukkan adanya masalah, pria yang menderita penyakit Peyronie mungkin mengalami kesulitan berhubungan seks.
18. Gangguan Tidur
Gangguan tidur dapat memengaruhi kadar testosteron dan oksigen. Hal itu dapat menyebabkan banyak masalah berbeda, termasuk disfungsi ereksi (DE).
Penelitian telah menemukan angka kenaikan DE yang tinggi pada pria dengan sleep apnea obstruktif.
Journal of Sexual Medicine menemukan bahwa 69 persen peserta pria yang didiagnosis dengan sleep apnea obstruktif (OSA) juga mengalami DE.
Sebuah studi tahun 2016 menemukan disfungsi ereksi pada sekitar 63 persen peserta penelitian dengan sleep apnea.
Sebaliknya, hanya 47 persen pria dalam penelitian tanpa OSA yang mengalami DE.
Selanjutnya, dalam survei lain tahun 2016 ditemukan lebih dari 120 pria dengan DE. Sekitar 55 persen melaporkan gejala yang berkaitan dengan sleep apnea.
Temuan ini juga menunjukkan bahwa pria dengan DE memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan tidur lain yang tidak terdiagnosis.
Para ilmuwan masih belum menemukan mengapa pria dengan sleep apnea obstruktif memiliki tingkat DE yang lebih tinggi.
Namun, diduga bahwa kurang tidur yang disebabkan oleh sleep apnea dapat menyebabkan kadar testosteron pria turun. Ini juga dapat membatasi oksigen.
Testosteron dan oksigen penting untuk mencapai ereksi yang sehat.
Para peneliti juga menyarankan bahwa stres dan kelelahan yang berhubungan dengan kurang tidur dapat memperburuk masalah seksual.
Baca Juga: 13 Cara Menyembuhkan Impotensi dengan Efektif dan Aman
Itulah beberapa penyebab impotensi yang harus diwaspadai.
Jika Dads mencurigai ada yang salah dengan tubuh apalagi area seksual, jangan ragu menemui dokter untuk mendapatkan penanganan secepatnya, ya!
- https://www.hormone.org/diseases-and-conditions/erectile-dysfunction
- https://www.kidney.org/atoz/content/impotence
- https://www.uwhealth.org/urology/erectile-dysfunction-ed/20537
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/erectile-dysfunction/symptoms-causes/syc-20355776
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-pressure/in-depth/high-blood-pressure-and-sex/art-20044209
- https://www.obesityaction.org/community/article-library/men-is-obesity-affecting-your-sex-life/
- https://www.healthline.com/health/erectile-dysfunction/common-causes-impotence
- https://www.cedars-sinai.org/health-library/diseases-and-conditions/i/impotenceerectile-dysfunction.html
- https://www.healthline.com/health/erectile-dysfunction/recreational-drugs-linked-to-ed#recreational-drugs
- https://www.webmd.com/erectile-dysfunction/news/20030804/erectile-dysfunction-common-with-age
- https://www.acpjournals.org/doi/10.7326/0003-4819-139-3-200308050-00005
- https://www.kidney.org.uk/sexual-relationship-in-kidney-failure-for-men
- https://www.healthline.com/health/mens-health/sleep-apnea-and-erectile-dysfunction#research
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26758960/
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/26758960/
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/19570042/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.